Malu Sekali

Kembali pada waktu saat ini.

Arjuna masuk ke dalam kamar mandi seraya tersenyum tipis,"𝘾𝙖𝙣𝙩𝙞𝙠 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙜𝙖𝙙𝙞𝙨 𝙥𝙞𝙡𝙞𝙝𝙖𝙣 𝙠𝙖𝙠𝙚𝙠. 𝙏𝙚𝙧𝙣𝙮𝙖𝙩𝙖 𝙨𝙚𝙡𝙚𝙧𝙖 𝙠𝙖𝙠𝙚𝙠 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙗𝙪𝙧𝙪𝙠 𝙟𝙪𝙜𝙖. 𝙏𝙖𝙥𝙞.. 𝙗𝙖𝙜𝙖𝙞𝙢𝙖𝙣𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙜𝙖𝙙𝙞𝙨 𝙞𝙩𝙪? 𝙎𝙖𝙢𝙥𝙖𝙞 𝙨𝙚𝙠𝙖𝙧𝙖𝙣𝙜, 𝙖𝙠𝙪 𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙚𝙢𝙪𝙠𝙖𝙣𝙣𝙮𝙖. 𝙎𝙖𝙖𝙩 𝙞𝙩𝙪.. 𝙖𝙠𝙪 𝙗𝙖𝙝𝙠𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙖𝙣𝙮𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙣𝙖𝙢𝙖𝙣𝙮𝙖,"gumam Arjuna dalam hati, masih mengingat seorang gadis kecil yang pernah menolongnya dulu.

Kinara langsung mengambil KTP yang tertempel di dahinya itu dengan tangan kanannya dan melihat foto serta identitas yang tertera di KTP itu. Seketika matanya pun membulat. "Di..dia.. suamiku?"gumam nya lalu menutup mulutnya dengan tangan kirinya,"Oh ya ampun.. dia tampan sekali! Sesuai sama namanya 'Arjuna'. Mimpi apa aku punya suami setampan dia,"ujar Kinara dengan wajah yang merona.

Di dalam kamar itu memang tidak ada satupun foto Arjuna, karena Arjuna memang tidak suka di foto, sehingga Kinara sama sekali tidak mengetahui wajah suaminya. Pernikahan mereka pun baru secara agama dan belum didaftarkan ke KUA. Bahkan saat ijab qobul, mereka tidak bertatap muka baik secara langsung maupun secara online.

Kinara segera memakai pakaiannya, kemudian menyiapkan pakaian Arjuna di atas ranjang dan bergegas ke dapur menyiapkan minuman untuk suaminya. Selama satu Minggu di rumah itu, Kinara sudah mengorek informasi dari penghuni rumah itu tentang suaminya. Terutama dari Bik Iyem, wanita yang sudah berusia lima puluh tahun, yang sudah mengurus suaminya sejak kecil. Dari makanan dan minuman kesukaan suaminya, dan apa saja yang disukai dan tidak disukai oleh suaminya, Kinara sudah tahu semuanya.

Sifat Kinara yang ramah dan mudah bergaul dengan siapapun dan dari segala usia itu, membuatnya cepat akrab dengan orang lain. Kinara membuat secangkir kopi dan membawanya ke kamar, kemudian kembali ke dapur untuk menyiapkan makan malam.

Beberapa menit setelah Kinara kembali ke dapur, Abimana terlihat memasuki dapur,"Aku tadi seperti mendengar ada suara mobil. Apa Arjuna sudah pulang, Yem?"tanya Abimana pada Bik Iyem.

"Iya, Pak Abi. Nak Arjuna memang sudah pulang,"sahut Bik Iyem yang sibuk membalik ayam di dalam penggorengan.

"Eh, kamu di sini juga, Ra? Apa kamu tahu kalau suami kamu sudah pulang?"tanya Abimana saat menyadari bahwa Kinara ternyata juga ada di dapur.

"Sudah, kek,"sahut Kinara tersenyum tipis seraya memasukkan sayur yang baru saja di potongnya ke dalam mangkuk,"𝙆𝙖𝙠𝙚𝙠 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙤𝙝𝙤𝙣𝙜𝙞 𝙖𝙠𝙪, 𝙠𝙖𝙩𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙈𝙖𝙨 𝘼𝙧𝙟𝙪𝙣𝙖 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙩𝙖𝙢𝙥𝙖𝙣,"gerutu Kinara dalam hati.

"Sudah bertemu dengannya?"tanya Abimana lagi sembari tersenyum tipis.

"Sudah, kek,"jawab Kinara menatap Abimana sebentar, kemudian kembali fokus pada aktivitas memasaknya.

"Bagaimana? Menurut kamu, suami kamu tampan tidak?"tanya Abimana menatap lekat wajah cucu menantunya.

"Iya,"sahut Kinara singkat, terlihat malu, membuat Abimana terkekeh.

"Bik, tolong berikan laptop Mas Juna, aku kebelet, Bik. Kalau nggak segera diantar, nanti Mas Juna marah,"ucap Agus yang tiba-tiba datang meletakkan laptop di atas meja makan tanpa menengok ke kanan ataupun ke kiri, langsung berlari ke kamar mandi.

"Dasar si Agus! Pasti dia makan makanan pedas lagi,"gerutu Abimana. Agus selalu sakit perut jika memakan makanan pedas, tapi pria itu kadang tidak bisa menahan diri untuk makan makanan yang pedas.

"Biar aku saja, Bik,"ucap Kinara yang melihat Bik Iyem sedang sibuk mengangkat ayam gorengnya.

"Makasih, Nak!"ucap Bik Iyem seraya tersenyum dan Kinara pun mengangguk.

Sedangkan di dalam kamar, Arjuna nampak keluar dari kamar mandi dengan hanya melilitkan handuk di pinggangnya. Tatapannya tertuju pada pakaian yang diletakkan Kinara di atas ranjang,"Dia menyiapkan pakaian ku? Ngerti juga ternyata,"gumam Arjuna, kemudian mengambil pakaian yang sudah disiapkan Kinara. Arjuna melepaskan handuknya, bertepatan dengan...

"Ceklek"

"Akkkh"Kinara membuka pintu dan pemandangan yang tidak pernah dilihatnya pun terpampang jelas di depan matanya.Dengan cepat Kinara menutup wajahnya dengan laptop yang dibawanya dan membalikkan tubuhnya.

"Shitt!"umpat Arjuna langsung kembali meraih handuknya dan memakainya kembali.

"A.. aku hanya ingin meletakkan laptop,"ucap Kinara tergagap kemudian meletakkan laptop yang dibawanya dengan cara berjalan menyamping ke arah meja sofa, membelakangi Arjun. Kemudian kembali berjalan menyamping kearah pintu. Begitu tiba di depan pintu, dengan cepat Kinara keluar dari kamar itu. Setelah menutup pintu Kinara langsung bersandar di pintu yang sudah tertutup itu.

"Ya ampun.. apa yang aku lihat tadi? Mataku sudah ternoda. Aaaa.. aku malu sekali!"gumam Kinara dengan jantung yang deg-degan dan napas yang tidak teratur, menepuk-nepuk kedua pipinya yang memerah karena malu, dan menggeleng-gelengkan kepalanya berharap bisa melupakan apa yang baru saja dilihat nya tadi.

Bagaimana tidak syok, seumur hidup baru kali ini Kinara melihat sesuatu yang menggantung, namun bukan jantung pisang, melainkan pisang tanduk yang sedang menggantung. Dan bisa dipastikan kalau pisang itu berdiri bisa menanduk lawannya. Setelah beberapa saat berdiri di depan pintu, akhirnya Kinara berjalan menuju dapur.

Setelah Kinara keluar dari dalam kamar, Arjuna membuang napas kasar, lalu menggeleng-ngelengkan kepalanya karena mengingat kelakuan istrinya tadi. Arjuna pun segera memakai pakaiannya, berjalan menuju nakas dan meminum kopi yang sudah dibuat Kinara.

Arjuna tampak mengernyitkan keningnya setelah menyesap kopi buatan Kinara,"Kenapa rasanya berbeda dari biasanya? Tapi enak,"gumam Arjuna menatap cangkir kopi yang dipegangnya sambil mengangguk-angguk kecil, kemudian kembali meletakkannya ke atas nakas setelah beberapa kali menyesapnya.

Arjuna mengambil laptop nya yang berada di atas meja sofa, duduk di sofa memangku laptopnya, kemudian membukanya dan jemarinya pun mulai menari-nari di atas keyboard laptopnya.

Setelah satu jam di dapur, Kinara dan Bik Iyem akhirnya menyelesaikan masakan mereka, dan mulai menata di atas meja makan.

"Nak Kinara, semua makanan sudah siap. Nak Kinara panggil Nak Arjuna, biar bibi memanggil Pak Abimana,"ujar Bik Iyem setelah perkejaan mereka beres.

"Bibi saja yang manggil Mas Arjuna, aku manggil kakek,"sahut Kinara yang masih malu karena kejadian tadi.

"Ya nggak bisa begitu, dong! Nak Kirana kan, istri Nak Juna. Jadi, Nak Kirana yang harus memanggilnya. Sudah, sana! Panggil Nak Juna untuk makan malam,"titah Bik Iyem seraya mendorong tubuh Kinara pelan.

Dengan langkah berat, Kinara berjalan menuju kamarnya. Saat sudah berada di depan pintu kamar yang berada di lantai dua itu, Kinara nampak mengambil napas dalam-dalam, jantung nya jadi kembali deg-degan karena harus berhadapan kembali dengan Arjuna setelah kejadian yang memalukan tadi.

"Aaaa... aku malu sekali! Rasanya aku tidak ingin bertemu dia dulu. Tapi kalau aku tidak segera memanggilnya, aku tidak enak sama kakek. Kakek pasti sudah menunggu di meja makan,"gumam Kinara kemudian membuang napas kasar.

Setelah mencoba menetralisir degup jantung nya, Kinara mengetuk pintu beberapa kali, kemudian dengan perlahan memegang handle pintu dan membuka pintu yang terbuat dari bahan kayu jati itu. Mendengar suara pintu diketuk dan dibuka, Arjuna melirik sekilas kearah pintu, kemudian kembali fokus pada laptopnya saat melihat siapa yang baru saja masuk ke dalam kamarnya itu.

Dengan jantung yang bertambah deg-degan, Kinara berdiri dengan tangan yang masih memegang handle pintu, menatap sekilas ke arah Arjuna yang masih fokus pada laptopnya,"Em.. Ma.. Mas, makan malamnya sudah siap,"ucap Kinara menundukkan kepalanya, nampak gugup karena masih merasa malu dengan kejadian tadi.

Wajah Arjuna memang tampan, tapi auranya terasa dingin hingga membuat Kinara semakin deg-degan, apalagi saat mengingat kejadian tadi. Kirana benar-benar merasa kikuk di hadapan Arjuna karena merasa malu.

"Hum,"sahut Arjuna, kemudian menutup laptopnya dan kembali meletakkannya di atas meja sofa. Arjuna bangkit dari duduknya berjalan melewati Kinara yang masih berdiri menunduk memegang handle pintu, kemudian keluar dari kamar itu. Untuk sesaat, Kinara menarik napas lega,"Irit sekali bicaranya. Apa jangan-jangan dia marah padaku karena kejadian tadi, ya? Huff.. aku benar-benar malu,"gumam Kinara, kemudian ikut keluar dari kamar itu.

.

...🌟"Sayang karena kenal, rindu karena cinta dan benci karena merasa tersakiti."🌟...

..."Nana 17 Oktober"...

...🌸❤️🌸...

Jangan lupa like, ya! Like itu gratis loh!

To be continued

Terpopuler

Comments

mama naura

mama naura

next

2022-11-19

1

Nurmila Mayoti

Nurmila Mayoti

hadir thor

2022-11-14

1

qian maulana

qian maulana

ci'e ci'e yg malu2 klo suami ny trnyt tampan

arjuna jg trnyta terpesona dgn kirana yg syantik

cucu dan cucu menantu kena prank kakek🤭

2022-10-25

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!