Jogging

Vanya, Celva, Tantri dan juga Via. mereka tengah asik berjogging di pagi yang embun ini.

"Kak, Onty kok gak ikutan juga jogging sama kita? terus juga teman-teman lainnya enggak kah?" ucap Vanya mendongak ke arah Celva.

"Mereka harus jaga rumah, Vanya! jadi kalau semua yang ikut terus siapa yang jagain rumah dong? dan Onty juga ada urusan dari kemarin, belum balik juga" ucap Celva.

"Tapi Vanya pengen jalan-jalan sama Onty pasti seru deh kalau ada Onty" ucap Vanya tersenyum renyah.

"Nanti Kakak bilang dulu deh sama Onty ya? kamu jangan cemberut gitu dong! kan ada kakak nih sama kakak Tantri dan kakak Via juga" ucap Celva.

"Iya nih Vanya. kan ada kami juga, lho! apalagi kita cantik-cantik ini" usul Tantri.

"Heleh, pede banget sih lu" cibir Via.

"Biarin! kan emang bener gue cantik!" cibir balik.

"Hahahah, jangan ribut dong kakak. kakak-kakak aku itu semua cantik gak ada yang jelek" ucap Vanya tertawa riang.

"Nah, Vanya aja ngaku, tuh! " ucap Tantri sambil cengir.

"Udah ah, yuk kita fokus jogging! jangan ada yang cerdik ya, kalau gak ada yang jogging!" ucap Celva.

"Siap ibu ketua!" kompak mereka berdua.

...

Di saat jogging telah usai, kini mereka cukup penat dan merasa haus di tenggorokan masing-masing, maka dari itu mereka pun berhenti sejenak tepat jualan air aqua di tepi jalan.

"Huhh, capek banget, baru satu jam udah keluar keringatan" ucap Tantri keluh.

"Ah lebay lu, kalau bisa sih maksimal 2 jam" sangkal Celva.

"Aiss, Lama-lama ni paha gue jadi nyeri, heh" cibir Tantri.

"Kakak, kakak. aku mau itu dong" usul Vanya tiba-tiba merengek meminta mainan jualan anak-anak yang tak jauh dari sana.

"Eh, kamu masih pengen beli itu Vanya?" heran Celva. Namun Vanya pun hanya mengangguk pelan sembari mata nya membinar.

"Yaudah kita beli kemauan Vanya" ucap Via.

"Yeee, ayok kak!" sumringah Vanya.

Setelah sudah terpenuhi keinginan Vanya, tiba-tiba sosok pria itu datang entah darimana menghampiri ketiga wanita itu.

"Hai cantik, ketemuan kesini lagi ya kita"

Sontak Celva, Tantri dan juga Via terbelalak melihat pria yang tak asing baginya.

"Kapan kita main baby?" ucap nya dengan santai. tanpa melihat sosok gadis kecil bernama Vanya itu.

"Main apa om?" ucap Vanya polos.

Celva pun ditambah panik mendengar responan adik nya didepan pria yang nakal itu.

"Emm, Tantri, Via, kalian bawa Vanya dulu ya kesana" pintar Celva.

"Oke, lu sikat aja tuh cowok, emang gak tau kondisi" pelan Tantri.

Sementara Celva hanya terdiam lalu mengalihkan pandangan ke pria tersebut. dan menarik lengan pria itu sekilas agar sedikit jauh dari Vanya.

"Kamu ini kenapa sih, gak tau apa ada adek aku tadi?" ucap Celva kesal.

"Ohh ada adek kamu ya, maaf lah, aku kan gak tau tadi" ucap nya santai sembari mencolek dagu Celva, namun ia pun reflek menghindar.

"Lain kali kalau kamu ceplas-ceplos di depan umum, aku gak akan kasih kesempatan jatah sama kamu ya" ucap Celva emosi.

"husst.. husst, jangan dong baby. kan aku udah nyaman sama kamu"

"Ya udah ngapain kamu kesini?" ucap Celva sedikit jutek.

"Kamu kok diluar jutek begini, tapi pas kita bermain malah suara mu buat ku candu" ucap nya tersenyum miring.

"Befran! cukup, kamu mau buat aku badmood?" ucap Celva dingin.

"Oke, Oke. ganti topik, aku cuman jalan-jalan doang, baby. kan disini tempat umum, gak ada salah nya kan"

"Ya udah, kalau ada aku, gak usah mampir! anggap aja kita gak kenal"

"Hm, Oke deh, demi bermain kuda terus sama kamu" ucap nya kembali mencolek pipi Celva.

Celva hanya terdiam kaku lalu ia pun segera pergi dari pria itu.

"Kak, Om itu siapa? emangnya dia ngajak kak Celva main apa?" tanya Vanya polos.

Tantri dan Via saling bingung mereka pun kembali menatap adeknya yang membuat ragu dengan pertanyaan nya.

"Eemm... dia main game online sayang, kan kamu tau sendiri Kak Celva itu suka ngegame kalau lagi gabut" ucap Tantri sembari mengelus pipi Vanya yang menggemaskan itu.

"Iya Vanya. yaudah kita duduk bentar yuk kesana" usul Via.

Vanya pun hanya mengangguk saja tanpa ada rasa penasaran lagi setelah dijelaskan oleh kakak-kakaknya.

...•••...

Suara merdu dilantunkan sebuah ayat-ayat Al-quran menggema seisi kelas itu, hal itu sosok gadis baru saja lewat di luar sana merasa adem dan tersentuh hatinya dari iramanya. ekspresi nya tak bisa dibohongi, dirinya terkagum dan senyum-senyum sendiri melihat pria itu mengaji alias mengulang-ulang pembaca surahnya yang ia hafali di dalam kelas selain tiada orang disana.

"Maa Syaa Allah... kapan lagi aku bisa mendengar suara merdu ikhwan seperti ini" batin nya memerhatikan lewat kaca jendela.

Sosok gadis itu bernama Cici Salsabila, dirinya cukup terkenal di satu pondok itu, karena sering mengikuti program dakwah da'i di depan publik dan membuat semua orang terkesan dengan makna penjelasan nya.

Tengah fokus mendengar murrotal dari ikhwan tersebut, namun muncul lah seorang Kyai disana. Sontak Cici menunduk pandangan nya dengan merasa tak enak dan tak sopan bahwa dirinya berdiri lama di dekat kelas ikhwan.

" 'afwan Kyai, ana terlena berdiri disini" ucap Cici nunduk.

Kyai itu hanya tersenyum saja sembari melihat pandangan akhwat sebelumnya memandang ke kelas tersebut.

"Tidak apa, lantas mengapa anti bisa disini? apa ada perlu dengan nak Azhar?" tanya Kyai, bernama Hasyid Maulana.

Cici merasa berdegup kencang setelah mendengar nama ikhwan itu di telinga nya, entah kenapa dirinya tak karuan jika disebut nama itu di depan Kyai.

"Eh, La Kyai, ana hanya menyimak murottal dari ikhwan saja, tidak ada bermaksud hal yang lain" ucap Cici masih nunduk karna dirinya tak berani menatap Kyai secara langsung.

"Baiklah tidak mengapa, Anti boleh pergi" ucap Kyai lemah lembut.

"Aduh Cici, kamu bikin malu saja di depan Kyai" batin nya setelah menjauh dari Kyai.

Sementara Azhar cukup mendengar suara itu tak lain ialah Ayahnya, dengan begitu Azhar berhenti sejenak aktivitas muraja'ahnya dan mengalihkan pandangan ke pintu sana.

"Abi" reflek Azhar.

"Mengapa anta berhenti murajaah? lanjutkan saja" ucap Kyai Hasyid.

"Afwan Abi, tadi Azhar gak sengaja dengar suara Abi di luar, kalau tidak salah sama akhwat ya, bi?" ucap Azhar.

"Benar Azhar, tadi Abi mau kesini tapi Abi tak sengaja ketemu seorang akhwat berdiri di depan kelas" jelas Kyai.

"Oh, kenapa dia berdiri disana bi? kalau begitu kan Azhar bisa ketemu dulu, siapa tau ada penting?" ucap Azhar.

"Tadi Abi tanya, katanya lagi fokus dengarin murrotal anta" ucap Kyai sedikit tersenyum.

"Subhanallah... memang nya siapa akhwat tadi, Abi?" penasaran Azhar.

"Ah sudahlah, tidak boleh kasih tau. nanti anta jadi besar hati memikirkan akhwat itu" ucap Kyai menahan tawa nya.

Azhar pun sedikit cemberut dan sejenak melupakan hal itu.

"Akhwat itu seperti nya mulai ada rasa dengan Azhar, jika benar itu terjadi. aku akan rencanakan kedepannya, agar tidak timbulnya fitnah" batin Kyai sedikit mengangguk.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

kanaya

kanaya

oke sampai disini dulu kak, nanti nayy lanjut baca lagi.. semangat up! 😃💐

2022-12-16

3

ketemu LG Vanya .🤭🤭🤭 mampir Thor biar amanah 🙏🙏

2022-11-23

1

🍁𝐘𝐖❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ

🍁𝐘𝐖❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ

Nh, pas itu, pantau 👍👍👍

2022-11-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!