Di tengah asik makan, Celva datang menemui teman-teman nya yang sedang makan itu secara berderetan berjumlah cukup banyak.
"Hai teman-teman! aku ada kabar baru loh untuk kalian!" girang Celva senyum-senyum.
"Hah? apa tuh Celva? jangan bikin penasaran dong" ucap Tantri, teman dekatnya.
"Kasih tau gak ya... " gantung Celva memancing teman-teman nya agar menjadi pusat perhatian.
"Haiss, jangan gitu dong! ada apa sih?" ucap Tantri heran.
"Tau ih, bikin penasaran aja" cibir Via.
"Heheheh, iya deh, ini loh! Onty baru aja balik tapi Onty sekalian bawa dedek bayi ke rumah kita!" tutur Celva.
Tentu saja semua teman-teman nya yang tengah makan sambil merhatiin nya cukup kaget apa yang baru saja sampaikan oleh Celva alias pemimpin nya
"Hah? serius kamu kak Celva? terus kita boleh kesana gak?" ucap Via berekpresi heran ples sumringah.
"Ya gak sekarang dong, nanti dulu! tunggu Onty datang kesini. nanti Onty bakal kesini kok, samperin ke kita!" ucap Celva.
"Yees! akhirnya kita punya dedek baru dong! heheheh" ucap Tantri tersenyum renyah.
"Iya, Tantri! aku pun begitu, pasti dia comel lebih dari kita! " ucap Celva sembari mengulum-ngulum senyuman.
Baru saja Celva hendak bergabung dengan mereka, Larenz tiba dan memanggil nama gadis itu.
"Celva!"
"Ah, iya Onty! ada apa?" ucap nya.
"Kamu tolong gantiin popok dedek kamu ya, Onty ada urusan sebentar di luar, nanti Onty nyusul kok makan sama kalian" ucap Larenz.
"Baik Onty, segera!" lantang Celva.
"Yahh, Ontyy!... Onty gak makan dulu sama kita? ini bentar lagi mau habis lho! lauknya" ucap Tantri sedikit memelas.
"Gapapa sayang, Kalian makan aja ya, kalau udah habis, ya sudah Onty makan garam kalau begitu" ucap Larenz sedikit tersenyum.
"Eh, eh jangan dong Onty! hehehe. gak bakal habis lauknya buat Onty, kita-kita juga udah kenyang dan belum habis lauknya" ucap Tantri sembari menampakkan gigi-gigi mungilnya.
"Baiklah, Onty segera pergi ya, kalian baik-baik disini jangan ada yang bertengkar" ucap Larenz.
"Siap Onty! aman kok!" ucap Via.
Di sisi itu, Celva tampak terpukau dan tercengang melihat dedek baru itu terlentang di atas kasur. Hal itu. Celva sangat senang sekali bisa melihat seorang bayi di depan mata nya.
"Wah, dedek! kamu comel banget! oh iya, kenalin nama aku Celva, aku harap kamu bisa terima ya jadi kakak kamu! hehehe. Oke! saatnya kakak gantiin popok kamu ya!" ucap Celva.
...•...
...•...
...•...
"Ada apa lagi kau kemari? apa masih belum puas bertemu dengan saya?" ucap Larenz dingin.
"Larenz, kamu ini kenapa sih? aku lihat semenjak tamat SMA, kamu berubah Draktis sampai sekarang, Kamu kenapa, Lar?" ucap tak lain ialah suara pria.
"Huft, Oke, Aku minta sama kamu Rangga! jauhi saya, saya bukan lagi seperti dulu, saya gak suka kamu dekat-dekat lagi sama saya, paham?"
"Kenapa? Aku tuh sebenarnya sayang dan cinta sama kamu, Larenz"
Larenz tersentak diam setelah mendengar perkataan pria itu.
"Tolong, Izinkan aku menaruh rasa di hati kamu Lar, Plis."
Larenz bersama pria satu itu berada di sebuah Cafe, tangan nya dari tadi di penggam oleh pria tersebut. hal itu, Larenz pun merasa risih dan melepaskan perlahan.
"Maaf Rangga, Kau carilah wanita lain selain aku, aku bukan tipe idaman yang kau harapkan itu" ucap Larenz.
"Maksud kamu apa? Aku gak paham"
"Ah, sudahlah. aku gak bisa berkata lembut dengan mu, aku orangnya sensitif, Rangga! mending kamu pergi saja dari aku" ucap Larenz.
Karna sudah tidak tahan lagi berduaan dengan pria itu, Larenz pun beranjak dari tongkrongan cafe dan segera pergi meninggalkan pria yang semasa teman dekat nya sewaktu SMA.
"Kenapa kamu jadi asing seperti ini Larenz, apa aku tidak tertarik dimata mu" batin Rangga menatap punggung wanitanya yang kini sudah mulai jauh dari sana.
Di area Pondok Pesantren, Seorang pemuda berusia berkepala tiga salah satu orang dalam milik ponpes tersebut. beliau turun dari motornya dan menemui seseorang tepat di depan rumah milik Kyai.
Tok... tok... tok..
Pintu tertutup rapat itu kemudian tak lama terbuka setelah diketuk oleh pemuda tersebut.
Tak lain salah satu sosok itu ialah seorang santri bernama Azhar, anak dari Kyai yang mendirikan pondok itu, dirinya muncul tepat di hadapan sosok pemuda tersebut.
"Eh, paman, Apa kabar?" ucap Azhar lembut sembari menyalami punggung tangan milik pamannya.
"Baik, Kamu sendiri bagaimana?" ucap nya bernama Faizul.
"Alhamdulillah baik paman, oh ya paman kok datang kesini malam-malam? ada apa paman?" tanya Azhar.
"Oh iya, sebenarnya paman pengen ketemu sama Abi kamu, apa beliau ada di dalam?" tanya Faizul.
"Wah, Abi lagi ada agenda di kelas malam, seperti nya untuk sementara waktu Abi ada halangan jika bertemu dengan paman" ucap Azhar.
"Oh, tidak apa-apa, kalau begitu Paman boleh ngobrol sebentar sama kamu?"
"Boleh paman, mari duduk dulu. Azhar ke dalam dulu buat bikinin minum"
"Baik, terimakasih Azhar" ucap Faizul.
Setelah Azhar membawakan secangkir kopi dan juga cemilan, kini mereka berdua memulai pembicaraan awal tujuan dari Faizul tersebut.
"Kamu sudah tahu kan kemarin-kemarin ada kecelakaan didepan pondok?"
"Oh, tahu paman, ana tahu pas nimbrung-nimbrung sama kang pengabdi"
"Nah, paman sudah selidiki dan siapa sosok itu"
"Hah, paman udah tau?"
"Em, jadi begini Azhar, paman sedikit bercerita. beberapa hari yang lalu. paman mau kesini pas reda nya hujan. nah pas sudah dekat menuju kesini paman gak sengaja melihat kecelakaan mobil di depan pondok,"
Azhar pun sedikit tercengang mendengar perkataan paman nya itu, ia pun mendengar kan nya dengan seksama.
"Nah terus, paman penasaran karna sudah dikemasi beberapa orang di sana. mungkin tempat sini sepi ya,"
"Iya paman" mengangguk Azhar.
"Jadi paman ikuti lah langkah mereka kemana, dan begitu, sampailah di RS ternyata sosok orang itu wanita kalau tidak salah namanya Larenz"
"Nah paman seperti nya tahu bagaimana ciri-ciri wanita itu... "
"?" penasaran Azhar.
"Dia salah satu wanita PSK di tempat bar, memang wanita itu berniat baik dan berhati mulia namun cara mendidik nya juga melenceng, dia juga salah satu pengasuh anak-anak untuk mejerumuskan jalan yang buruk di saat anak-anak nya sudah tumbuh besar"
"Apa?" kaget Azhar.
"Jadi, paman punya misi untuk mu, Azhar"
"Apa itu paman?"
...
...•••...
8 tahun kemudian...
"Vanya, bangun! ini hari minggu, yok jogging" ucap Celva, kini usianya sudah memasuki ke 22 tahun.
Seorang gadis kecil itu, kini sudah tumben besar menjadi gadis yang unyu dan menggemaskan.
"Ummm, iya kak." ucap Vanya mengucek-ucek matanya.
Celva tersenyum sekilas melihat adek nya sudah tumbuh besar dan juga tak kalah cantik dari segi nya.
"Vanya, kamu sekarang sudah besar, ga ke terasa aku dan Onty merawat mu segede ini... " batin Celva.
Melihat kakaknya melamun tersenyum tidak jelas, Vanya sedikit heran hal itu.
"Kakak kok melamun sih, terus senyum-senyum begitu, ada apa kak?" heran Vanya.
"Eh enggak kok, udah sana cuci muka dulu! kakak tunggu ya sama temen-temen di luar" ucap Celva.
"I-iya ya kakak, wait" ucap Vanya.
Bersambung...
...Visual Vanya berusia 8 tahun....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Jhuwee Bunda Na Alfaa
semangat terus kak, singgah d karya aku juga ya kak. 🙏🙏
2022-12-31
2
kanaya
waa semangat kak
2022-12-16
2
Lisa Z
cantik banget dedeknya, bibit bibit unggul nih
2022-12-08
1