• IKMT 4 •

“Hei, aku ini temanmu. Kenapa kau main rahasia-rahasia denganku?”

“Rahasia apa? Aku hanya tidak menyukainya. Jangan membahas dia terus,” ucap Gavin.

“Bagaimana aku kenalkan kau dengan temanku?” ujar Bianca.

“Tidak perlu. Aku tidak tertarik,” ucap Gavin.

“Gavin, kau ini jangan-jangan menyukai Pria ya?” celetuk Bianca dengan wajah lugu nya itu.

“Hei jangan bicara sembarangan! Aku ini masih normal tau!” tukas Gavin tak terima.

Saat mereka sedang berbincang tiba-tiba datang seorang Pria bertubuh tinggi dengan kulit yang sangat putih. Siapa lagi kalau bukan Mike. Pria itu juga sahabat Gilen dan Gavin sejak dulu.

“Maaf terlambat,” ucap Mike sambil mendudukkan pantatnya dikursi sebelah Gavin.

“Mentang-mentang sudah menjadi artis terkenal kau jadi sangat susah untuk berkumpul,” ucap Gavin.

“Salahkan Pria ini yang terlalu banyak memberiku job,” ujar Mike sambil menunjuk Gilen dengan dagu.

“Hei itu bukan urusanku,” ujar Gilen.

“Kau tambah cerah saja Mike,” ujar Bianca.

“Ini berkat salon yang kau rekomendasikan Bi! Salon itu benar-benar bagus!” ujar Mike antusias.

“Benarkan? Kau harus membawaku kesana lain kali!” balas Bianca.

“Tentu saja! Bawa sekalian Suami mu ini agar dia tahu rasanya nyalon! Hahaha,” ujar Mike.

“Lihatlah mereka jika sudah bertemu,” bisik Gilen pada Gavin sambil menghela nafasnya kasar.

Keempat orang itu terus saja berbincang hingga larut malam. Rencananya, Gavin dan Mike akan menginap semalam di Mansion milik Gilen. Tapi, Mike ada jadwal mendadak hingga ia harus pergi. Kini tersida Gilen, Gavin, dan Bianca yang masih berbincang sembari menonton Televisi bersama diruang tengah.

“Seluruh tubuhku sangat pegal!” racau Bianca sembari memijit bahunya sendiri.

“Besok tidak usah bekerja kalau begitu,” ucap Gilen sambil memakan camilan.

“Hei kau ini masih saja melarang dia bekerja,” ujar Gavin membela Bianca.

“Temanmu ini memang tidak mengerti perasaan wanita huh!” ujar Bianca kemudian pergi meninggalkan kedua Pria itu.

“Kau belum menyatakan cinta padanya?” bisik Gavin pada Gilen.

Gilen pun menggeleng dengan wajah polosnya.

“Kau ini memang bodoh sekali! Kalian sudah menikah hampir 2 tahun. Meskipun hanya kontrak tapi kau pasti sudah mencintainya!” ucap Gavin.

“Aku tidak pernah berpikir kesana tuh,” jawab Gilen.

“Dia itu bersikap seperti itu karena butuh kepastian darimu! Kenapa kau begitu bodoh?!” racau Gavin.

“Lalu aku harus berbuat apa? Toh dia sudah menjadi Istriku!” kesal Gilen.

“Kau putuskan kontrak dengannya dan buat hubungan baru!” ujar Gavin.

“Hais itu sangat mustahil,” ucap Gilen.

“Yasudah kalau tidak mau. Jangan sampai dia terpikat dengan Lelaki lain karena kau tidak memberikan dia kepastian. Jika tiba saat itu jangan pernah merengek dan datang kepadaku!” ucap Gavin.

Gavin pun ikut pergi meninggalkan Gilen dan kembali ke kamarnya untuk istirahat. Mendengar perkataan Gavin, Gilen pun mulai merenung dan mencoba mencerna setiap perkataan Temannya itu. Sementara disisi lain, Bianca sedang membersihkan diri dan bersiap untuk tidur. Tapi saat ia sedang menyisir rambut, tiba-tiba Gilen masuk.

“Sedang apa?” tanya Gilen.

“Kau tidak lihat aku sedang menyisir rambut?” jawab Bianca.

Tiba-tiba Gilen memeluk Bianca dari belakang dan menaruh dagunya dibahu Bianca. “Kamu malam ini sangat cantik,” ujar Gilen ragu.

“Heh, 2 tahun kita menikah dan malam ini kau baru mengatakan ini?” ucap Bianca.

“Caca, kau cinta padaku tidak?” tanya Gilen tiba-tiba.

Seketika jantung Bianca hampir berhenti. Setelah 2 tahun pernikahan mereka, akhirnya Gilen mengatakan perkataan yang sangat ia ingin dengar. “K-kenapa tiba-tiba?” tanya Bianca gugup.

“Kau cinta padaku tidak?” tanya Gilen sekali lagi dengan tegas.

“T-tidak tahu,” ucap Bianca.

“Jadi selama kita menikah kau menganggapku apa?” tanya Gilen lagi.

“Ada apa dengan pertanyaanmu hari ini?”

“Jawab saja,” ujar Gilen.

“Untuk apa aku menjawab? Toh kita menikah karena kontrak itu,” ucap Bianca.

“Kenapa selalu membahas kontrak sih? Aku ini sedang serius,” ucap Gilen kesal.

“Loh, kita kan memang hanya terikat pernikahan kontrak? Lalu kau berharap aku menjawab apa? Kau ingin mendengar perkataan bahwa aku mencintaimu? Ya aku memang mencintaimu! Kau saja yang tidak pernah tahu!” geram Bianca.

“Selama 2 tahun ini aku tersiksa dengan Ikatan Kontrak ini! Kau tahu? Aku hanya ingin mendengar kau mengatakan bahwa kamu mencintaiku! Tapi aku sadar bahwa kita hanya Pasangan kontrak dan kapanpun kau bisa menceraikanku! Itulah alasan kenapa aku tidak mau berhenti bekerja karena aku takut aku akan bergantung denganmu! Hiks,” ujar Bianca dengan air mata yang mengalir deras di pipinya.

“Caca, maafkan aku,” ucap Gilen sambil memeluk Bianca dan mencoba menenangkan Gadis itu.

“Kau tidak pernah tahu betapa tersiksanya aku berada dalam hubungan palsu ini! Hiks.”

Gilen pun terus mencoba menenangkan Bianca. Bianca pun menangis histeris hingga kelelahan. Ia pun kemudian tertidur didalam pelukan Suaminya.

Keesokan harinya, Bianca terbangun dengan mata sembab. Tapi, ia tak melihat Suaminya disebelahnya. Ia kemudian bangun dan mencoba mencari Suaminya ke seluruh kamar. Tapi nihil, tidak ada seorang pun dikamar itu kecuali dirinya.

Wanita itu kemudian berjalan menuju meja dan mengambil map yang berada diatasnya.

“Kontrak ini?” gumam Bianca.

Bianca kemudin bergegas mencari Gilen keseluruh rumah dan bertemu Suaminya di kolam renang. Ternyata, Gilen sedang berenang di pagi hari.

“Gilen, apa maksudmu dengan ini?” tanya Bianca sambil mengangkat Kertas yang berisi Kontrak pernikahan mereka.

“Lakukan saja apa yang kau inginkan,” ucap Gilen kemudian menyelam dan mendekat kearah Bianca.

“Hah?”

“Kau lelah dengan semua ini kan? Yasudah akhiri saja!” ujar Gilen.

Seketika jantung Bianca kembali berdetak dengan kencang. Air matanya mulai membanjiri kelopak matanya. Ia tak menyangka bahwa Pria dihadapannya itu akan bersikap seperti itu kepadanya.

“Kenapa? Robek saja. Dan perjanjian kita berakhir. Kau boleh pergi,” ujar Gilen.

“Heh, tak kusangka kau akan mengusirku dengan cara seperti ini. Yasudah kalau itu maumu,” ujar Bianca sambil menahan tangis.

Bianca kemudian merobek Kontrak itu dan segera membereskan barangnya kemudian pergi meninggalkan Mansion dengan membawa beberapa barang yang menurutnya penting.

“BRENGSEK!” murka Gilen sambil mengacak rambutnya frustasi.

“Hei! Kau kenapa pagi-pagi sudah seperti orang gila?” tanya Gavin yang tiba-tiba muncul dengan wajah khas orang bangun tidur.

“Dia sudah pergi,” lirih Gilen.

“Siapa?” tanya Gavin.

“Bianca. Dia sudah memutuskan Kontrak diantara kami,” lirih Gilen tak berdaya sambil mengusap wajahnya kasar.

“Hah?! Apa maksudmu? Kenapa bisa?” tanya Gavin dengan wajah terkejut.

Gilen kemudian menceritakan kronologinya dan membuat Gavin benar-benar tak habis pikir dengan kelakuan Temannya ini. “Kau yang salah bodoh! Harusnya kau langsung saja menyatakan cinta!” ujar Gavin merutuki Gilen.

“Aku tidak bisa mengatakan itu!” ucap Gilen.

“Yasudah tanggung sendiri resiko ini dan tunggulah hingga kau melihat Wanita itu bersama Pria lain!” ujar Gavin.

“Sial!”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!