PERNIKAHAN 2 CINCIN
Fatimah berlari dengan sangat tergesa-gesa menuju kamar Tiana, ia berlari cepat seakan akan dikejar oleh hantu.
Setibanya dikamar Tiana tanpa mengucap salam ataupun mengetuk pintu terlebih dahulu ia pun bergegas masuk kedalam kamar Tiana, ia melihat kakaknya itu sedang duduk diatas tempat tidur, dan bergegas masuk menghampirinya, lalu duduk disampingnya.
"Kak tiana?" Fatimah memulai pembicaraan sedangkan Tiana hanya duduk mematung dipinggiran tempat tidurnya, tanpa menoleh sedikitpun kearah adiknya itu.
"Kak,kak,kak, ihhhh kok diam aja sih kak" tanya fatimah
"Dek kalo masuk kamar orang ucap salam dulu lah, atau ketuk pintu dulu, kamu ini kebiasaan buruk kamu itu gak pernah berubah ya dari dulu, kakak heran kamu ini sekarang sudah besar sudah masuk SMA kok sikapnya gak berubah sih dek, main nyelonong masuk kamar orang lain kayak kambing aja,,,hehehehheee"
tiana tertawa gemas lalu mencubit pipi adik kesayangannya itu.
"Apa, kambing? Enak aja kakak nyamain aku sama kambing, cantik gini juga"
"iya adek kakak yang cantik, puassss, Terus kalo bukan kambing apa dong,,dedemit,,ihhh serem, lagian kamu sih main nyelonong aja gak ucap salam atau ketuk pintu dulu, kan demit kayak gitu, suka main nyelonong-nyelonong tanpa salam atau permisi dek ..mendingan panggilnya kambing aja yahhh...hehehhee"
"Aduhhh parahh ni, kayak gak kenal sm adek sendiri aja,,, Yahh jangan dedemit juga kali kak..pokoknya adek gak mau dipanggil kambing atau dedemit, titik"
sambil melipat tangan didada dan cemberut.
"Iyaa deh,iyaa.."
ucap Tiana, sambil memeluk adiknya,
"Terus kenapa kamu kesini? Memangnya ada hal penting sampe segitunya banget?"
tiana mulai bertanya perihal adiknya yang tiba-tiba datang kekamarnya.
"Iya kak penting banget malahan" jawab Fatimah
"Penting? Memangnya masalah apa sih dek?"
"Itu kak keluarga pak haji somat, datang kerumah mau ngelamar kakak untuk anaknya"
"Ohhhh ituu"
"Kok kakak gak kaget sih"
"iyaa kakak udah tau"
"Ohh...jadi kakak udah tau?"
"Iyaa kakak udah tau waktu abah dapat telfon dari pak haji somat kemarin malam"
"Jadi kakak menerima lamaran pak haji somat?"
"Kakak juga belum tau dek, kiranya jika Allah memang menghendaki perjodohan ini maka kakak pasti akan menikah dengan anak pak aji somat, kakak hanya berharap yang terbaik untuk kakak dan abah, kakak gak mau kecewain abah dan umi, kamu taukan kakak sayang banget sama mereka, kakak sekarang hanya bisa berdoa dan memohon kepada Allah agar memberikan yang terbaik untuk kakak melalui abah, semoga abah bisa memutuskan apa yg terbaik untuk kakak, dan semoga keputusan itu tidak membuat permasalahan dikemudian hari, dan kalopun abah menyetujuinya kakak percaya ridho Allah ridho orangtua kita dek, bahagia kita berasal dari doa dan restu mereka, kakak hanya bisa berdoa semoga saja takdir ini adalah takdir baik, yang Allah berikan padaku melalui sebuah ikatan suci yaitu pernikahan. Aamiin ya Allah"
"Amin ya Allah..dijawab balik oleh fatimah"
"Tapi kak, kalo misalkan kakak jadi nikah dengan anaknya pak haji somat, terus kakak tinggal dirumah suami kakak, kakak bakalan sering main kesini kan? Soalnya kalo gak ada kakak disini sepi banget kak, taukan kalo abah sama umi marah sama aku cuma kakak yang bisa mengerti dan jadi pendengar yang baik dan setia, cuma kakak yang paling bisa ngertiin perasaan aku, kakak juga paling bisa kalo ngasi saran dan kritikan sama adek kakak ini"
"Adek kecilnya kakak gak usah sedih yaa... iyaa kakak janji bakalan sering main kesini, tapi kamu juga janji bakalan berubah jadi lebih baik lagi, ingat lohhh kamu udah makin besar nanti kamu juga bakalan dilamar sama seseorang, hidup dan berumah tangga, jadi sifat manja dan kekanak kanakannya harus dikurangi ya dek"
"Ihhh apaan sihhhh kak, aku gak mau nikah, aku gak mau tinggalin abah sama umi kak"
"Gak bisa gitu dek, kalo sudah ada yang melamar kamu dan abah menyetujuinya itu berarti kamu harus nikah juga sama kayak kakak, ingat dek ibadah terlama dan banyak pahalanya adalah menikah dek"
"Iya kak adek tau, udah deh gak usah bahas aku nikah dulu, yang penting sekarang kakak aja dulu,,hehehehehe"
"Nanti kalo udah sah terus malam pertama, cerita yahh kak, ledek Fatimah pada kakaknya"
"apaan sihhh dasar anak nakal, jail banget.. rasain aja sendiri Ngapain Juga kamu tanya kakak soal malam pertama kayak gak ada pembahasan lain aja dek"
sahut Tiana sambil memonyongkan bibirnya
"Kan cuma pengen tau kak"
"Anak kecil belajar aja, gak usah tanya yang aneh aneh deh"
"Ya ampun, iya deh iyaa"
( Diruang tamu )
"umi, abah minta tolong umi panggilin tiana kesini, abah mau ngomong" pinta Abah pada umi"
"iya bah, umi kekamarnya dulu"
umi pun bergegas menuju kamar tiana
***
"ada apa abah memanggil tiana?"
"begini nak, abah sengaja memanggil kamu kesini untuk menyampaikan maksud lamaran yang dibawa oleh pak haji somat untuk anaknya nak adrian, beliau ingin meminangmu menjadi anak menantunya"
"iya bah tiana udah tau" jawab Tiana
"Jadi kamu udah tau? Pasti anak kecil yang manis ini yang bilang sama kamu?" Tunjuk abah kearah Fatimah
Fatimah hanya cengengesan
"Jadi bagaimana nak, apakah kamu menerima pinangan dari anaknya pak haji somat?
Kalo abah pikir sudah waktunya kamu menikah nak, umur kamu juga sudah cukup, kamu juga sudah menyelesaikan pendidikanmu, sudah saatnya kamu menikah nak, dulu banyak pinangan yang datang kepadamu tapi abah menolaknya karena, abah berfikir kamu belum sanggup dan siap untuk memikul beban tanggung jawab menjadi seorang istri diusiamu yang masih sangat muda, lagipula abah ingin melihat kamu meneruskan pendidikanmu diperguruan tinggi makanya abah menolak pinangan yang datang untuk kamu itu,
Tapi sekarang abah berfikir kamu telah siap nak, umurmu sudah 25 tahun, pendidikanmu telah selesai, dan yang paling penting orang yang melamar kamu yaitu nak ardian itu anak yang baik, mapan, pekerjaannya juga bagus, dia dosen disalah satu universitas terbaik dikota ini, anaknya juga sopan dan santun, jadi sedikit kekhawatiran bapak berkurang untuk bisa melepasmu karena abah pikir nak ardian anak yang baik dan pasti akan memperlakukan kamu dengan baik pula nak"
Abah terisak, sambil menggenggam tangan anak sulungnya itu
"Ya Allah abah jangan seperti ini, tiana jadi sedih kalo
Abah nangis, sudah ya jangan nangis lagi"
pinta Tiana pada abahnya itu
"Tidak nak, ini tangisan kebahagiaan sekaligus tangisan kesedihan karena pasti abah akan berat untuk melepaskanmu nanti hidup bersama suamimu, 25 tahun abah merawat dan membesarkan kamu bersama umi mu, sekarang sudah waktunya abah akan melepaskanmu nak, sedih sekali rasanya" abah sesenggukan
Umi yang duduk disamping abah hanya bisa memberikan semangat lewat sentuhanya dipunggung abah
"Abah sudah, bagaimanapun kita juga harus melepaskan anak kita untuk hidup berkeluarga bersama suaminya, jadi abah tidak usah khawatir, Tiana pasti akan sering sering main kesini,iya kan nak?"
Tanya umi pada tiana
"Iya abah, umi benar, insyaAllah nanti Tiana akan sering sering main kesini, sekalian lihat anak pesantren, jadi abah gak usah khawatir yah, ucap tiana sambil memeluk abah"
"Aku Sayang Abah dan umi"
Abah mengeratkan pelukannya pada anak sulungnya itu, seakan-akan tidak ingin berpisah dengan anak yang ia sayangi dan sangat ia kasihi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Anonymous
keren
2024-08-11
1