Mencari Papah

Dengan sangat terpaksa Nayla pergi dari rumah peninggalan almarhumah ibunya dengan menggendong Adila yang masih begitu kecilnya. Dia tak bisa berbuat apa-apa lagi untuk mempertahankan rumah tersebut karena sertifikat tanah ada di tangan pemiliknya yang baru.

Nayla tak putus asa dia pun mengambil uang yang ada di dalam tabungannya, yakni uang pemberian dari almarhumah ibunya untuk menyewa sebuah rumah dan juga untuk modal usaha.

Nayla membuka warung kecil-kecilan di depan rumah kontrakannya. Dan dia juga masih menerima pekerjaan cuci setrika dari para tetangga.

*********

Enam Tahun Kemudian.....

"Mah, memangnya Dila nggak punya papah ya?" tanya Adila dengan polosnya.

"Kenapa kamu tanya tentang papahmu, nak?" Nayla mulai khawatir

"Semua teman di sekolah pada punya papah dan di jemput papahnya, tapi kok Dila nggak ya?" ucap Adila dengan mata berkaca-kaca.

"Semua anak punya papah, kamu juga punya Dila. Hanya papahmu itu....

Nayla bingung harus berkata apa tentang ayah kandung Adila.

"Papah Dila kenapa, mah? katakan mah," bujuk Adila

"Nak, sebaiknya kamu berganti pakaian ya. Terus makan siang, mamah nggak ingin kamu sakit perut kalau nggak makan," Nayla mengalihkan pembicaraan.

"Mah, kenapa kok malah nggak di jawab?" Adila terus saja menanyakan papahnya.

"Papahmu sudah lama tiada, Dila. Dari kamu di dalam perut mamah," ucap Nayla berbohong.

"Mah, antar Dila ke makam papah sekarang juga ya?" rengeknya menitikkan air matanya.

"Dila, makam papah itu jauhhhhhhh sekali. Jadi kita belum bisa ke sana, nak. Lain waktu ya, jika mamah sudah punya uang yang banyak kita bisa jengukin makam papahmu," ucap Nayla.

Untung Adila anak yang tak banyak menuntut, dia pun menuruti ucapan Nayla.

"Mah, bisa kan tunjukkan foto papah? Dila ingin lihat wajah papah seperti apa," pintanya yang membuat Nayla semakin hilang kesabaran.

"Astaghfirullah aladzim, Dila! bisa nggak kamu itu nggak usah tanya tentang papahmu terus! mamah kan selama ini juga sudah menjadi papah bagimu!" bentak Nayla tanpa sadar hingga membuat Adila menitikkan air matanya seraya berlari ke kamarnya.

Kebetulan warung makan sedang ramai, hingga Nayla tak sempat untuk masuk membujuk Adila supaya tak sedih.

Di dalam kamar, Adila menghentikan tangisnya. Dia pun berinisiatif mencari foto papahnya sendiri tanpa sepengetahuan mamahnya. Tapi yang dia temukan justru sebuah buku diary milik, Nayla.

Adila bukan sembarang anak, dia begitu cerdas untuk anak seusianya. Dan bisa di katakan jenius. Dia perlahan membuka buku diary milik mamahnya. Dia baca dari awal dan baru sampai beberapa lembar, terdengar langkah kaki Nayla menuju ke kamarnya. Adila lekas menyembunyikan buku diary milik mamahnya.

"Jadi sebenarnya aku memang tak punya papah. Papah aku jahat pada mamah, lantas bagaimana caranya aku bisa menemukan papahku itu?" batin Adila.

"Di buku mamah di katakan bahwa ia bernama, Tuan Muda Saka. Aku harus mencari tahu di mana orang yang bernama Tuan Muda Saka itu," batin Adila.

"Tapi aku tak bisa pergi begitu saja, aku harus menabung dulu supaya ada uang untuk naik kendaraan," batinnya lagi.

Sepanjang hari, Adila memikirkan orang yang di sebutkan di buku diary mamahnya.

"Tuan Muda Saka, seperti apa ya wajahnya. Jika aku tak tahu bagaimana wajahnya, lantas bagaimana aku bisa menemukan keberadaannya?" batin si kecil Adila.

Tanpa sengaja, dia melihat acara di sebuah televisi yang sedang mewancarai pengusaha sukses dan ternama yakni Tuan Muda Saka.

Kebetulan Adila memiliki sebuah ponsel, dia pun lekas mengabadikan Saka di dalam foto ponselnya. Setelah itu dia ke kamar untuk bercermin, dia sengaja mengamato wajah dirinya dengan wajah Tuan Muda Saka.

"Wajahku mirip sekali dengannya, tidak di ragukan lagi jika aku ini anak Tuan Muda Saka," batinnya riang.

"Besok aku akan mencarinya sendiri, kebetulan aku sudah mencatat lengkap alamat kantornya," batin Adila lagi.

Pagi menjelang, Adila berpamitan pergie ke sekolah. Dia sudah terbiasa pergi ke sekolah sendiri, sudah terbiasa mandiri. Karena Nayla sibuk dengan usaha warung makannya yang cukup ramai.

Tanpa sepengetahuan Nayla, Adila memesan taxi on line ke alamat kantor Tuan Muda Saka.

Pukul sepuluh pagi..

Sebuah taxi hitam berhenti di depan gedung kantor Antara Group. Seorang gadis kecil memakai seragam sekolah SD keluar.

"Gedung ini sangat tinggi, hebat juga papahku." Adila lekas melangkah. Di lobi, Adila menarik perhatian banyak orang.

Rambut Adila yang halus dan tipis menari-nari mengenai bahunya dengan dua jepit rambut yang berbentuk kupu-kupu berkilau. Dia mengenakan ransel Rapunzel pink.

Semua yang melihatnya ingin memeluknya dan menggendong seta menciumnya karena Adila terlihat begitu menggemaskan.

Orang-orang yang melihatnya mulai membicarakannya.

"Siapa gadis kecil itu? dia sangat lucu."

"Lihatlah matanya yang besar, dan bulu matanya yang lentik, dia seperti Barbie."

Adila tak mendengar pembicaraan tersebut, dia melangkah pasti ke meja resepsionis. Sebelum Adila berbicara, sang resepsionis terlebih dahulu menyapanya dengan lembut.

"Hay, adik cantik. Apa ada yang bisa aku bantu?" tanyanya lembut.

"Nona ini cantik, sopan dan lembut. Karyawan papahku memang luar biasa," batin Adila bangga.

"Nona yang cantik, aku kenari untuk menemui papahku."

Resepsionis itu berpikir.

"Papahnya? apalah papah gadis kecil ini seorang manajer perusahaan ataukah seorang karyawan di bagian staf ini?"

Rasa penasarannya terusik. Dia sangat ingin tahu, siapa ayah yang bahagia itu? memiliki putri yang sangat cantik pasti bahagia."

"Kamu kemari ingin menemui papahmu? bisakah kamu beri tahu nama papahmu? aku akan memberi tahunya bahwa kamu ada di sini."

"Papahku bernama, Tuan Muda Saka." Jawab Adila dengan sangat antusias.

"Apa?" Resepsionis itu serasa tak percaya hingga dia bertanya ulang.

"Siapa nama papahmu, tadi aku tak mendengarnya?" tanyanya lagi.

"Tuan Muda Saka, papahku direktur utama di perusahaan ini," ucap Adila.

Dia bahkan menyebutkan nama Papahnya adalah direktur utama perusahaan. Resepsionis memang mendengar dengan jelas, tapi dia tidak langsung percaya begitu saja. Bahkan dia sama sekali tak percaya dengan apa yang barusan di katakan oleh Adila.

Tuan Muda Saka adalah direktur utama Perusahaan Antara Group adalah seorang bujangan yang kaya raya. Semua orang juga tahu jika dia itu belum menikah dan tidak terikat.

Tapi sekarang seorang gadis kecil tiba-tiba muncul mengaku sebagai putrinya. Itu tidak bisa di bayangkan.

"Gadis kecil, kamu pasti keliru karena direktur utama kami belum menikah. Bagaimana dia bisa punya anak?"

Resepsionis itu tidak percaya bahwa Adila adalah anak dari direktur utama. Dia berpikir bahwa Adila pasti salah mengira nama Papahnya.

Adila baru berusia enam tahun, Wajar kalau anak-anak mencampur adukkan nama.

Terpopuler

Comments

Mommy El

Mommy El

kayaknya diterima sama tuan muda saka, karena Adila imut cantik dan cerdas juga pintar.

2023-06-11

0

Nonny

Nonny

betul itu

2022-11-28

0

Alya Yuni

Alya Yuni

Dila lbih baik sekolah biar bisa bntu ibumu jngn buat susah ibumu

2022-11-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!