Cinta Butuh Utang
Anak Perempuan Maduku 1
“Suami kamu mana, On?” tanya Gani, pada seorang wanita yang berada di sampingnya. Saat itu dia masih memilih jeruk di toko buah pinggir jalan. Dia baru sehari sampai di Kota Atapani dan sore itu, tanpa sengaja dia bertemu Usfi, teman sekaligus wanita yang dulu pernah dicintainya.
Namun, sekarang Usfi sudah menikah dengan pria lain. Itulah, yang menjadi penyebab Gani pergi, dan setelah tiga tahun, dia pulang ke kampung itu lagi karena punya utang.
“Kamu salah orang Bang!” sahut wanita itu datar, tanpa melihat orang yang menyapanya, dengan kalimat yang tidak enak di dengar.
Mereka melakukan hal sama, memilih buah jeruk yang bentuknya kecil-kecil, untuk dibawa pulang.
“Eh, kamu Oon, kan? Takutnya aku salah orang, kamu jadi beda sekarang!” Kata Gani, dia menelisik lebih cermat pada wanita yang berdiri di sampingnya. Dia tadi yang lebih dulu datang ke tempat itu.
Usfi menoleh dengan wajah cemberut, karena tidak suka dipanggil begitu. Dia perempuan yang tergolong manis, meskipun, wajahnya biasa saja, sedikit bulat dengan hidung yang tidak mancung, matanya sipit dan bibirnya tipis.
Dia kemudian membuang muka, dan kembali memilih jeruk di hadapannya dan dia berkata, “Bang Gani ... Kapan Abang pulang?”
“Kemarin.” Gani menjawab singkat dan melanjutkan aktivitasnya, sedangkan Usfi tidak bicara lagi.
Tak lama setelah itu, mereka sama-sama selesai dan pemilik toko menimbang buah jeruk pilihan mereka secara bergantian.
Nama wanita itu Musfironah Hanum, dia biasa dipanggil dengan nama Usfi. Namun, Algani, tetangganya yang biasa di panggil Gani itu, lebih sering memanggilnya Onah, bahkan lebih di singkat lagi jadi Oon.
Tentu saja gadis itu tidak suka dan, langsung cemberut jika dirinya dipanggil demikian. Sebutan itu seperti memanggil orang bodoh, atau o-on. Cuma Gani yang terlalu berani menyebutnya begitu. Namun, akhir-akhir ini Gani menyesal, kenapa wanita yang sering dicandainya itulah yang justru membuatnya jatuh cinta.
Saat itu wajah mereka masih menyisakan luka, akibat mereka pernah punya masalah sebelumnya.
“Begitu sulitnya lupa, hingga setelah sekian tahun pun, takdir belum rela kalau hati ingin sembuh dengan sempurna, ini mungkin yang dinamakan luka di mana pun berada tetap ada bekasnya.” Suara hati keduanya.
Gani diam-diam jatuh cinta, tapi dia meninggalkan Usfi, karena sakit hati. Gadis itu mau saja dinikahkan dengan Juragan Anwar, orang paling kaya di kampung mereka. Padahal, sang juragan tanah sudah punya seorang istri. Itu artinya, wanita yang dicintainya akan jadi istri kedua. Gimana tidak marah, coba.
Namun, kesalahan bukan terletak pada Usfi saja yang merahasiakan masalahnya dari Gani. Sementara pria itu tidak berani mengatakan perasaannya sendiri.
Saat lamaran Juragan Anwar senter terdengar, Gani pun, kalang kabut dan tidak ada orang yang tahu apa masalahnya, tiba-tiba saja dia marah-marah lalu, kabur dari rumah.
Bahkan Usfi juga belum melakukan ijab kabul, dia sudah pergi entah ke mana. Sampai-sampai Mak Bapak dia, bingung dan melibatkan orang sekampung untuk mencarinya, seperti anak kecil saja.
“Anakmu itu, Pak! Apa dia gak tahu, ayat dalam Al Qur’an, bilang ah, pada orang tua saja tidak boleh, kenapa bikin aku pusing begini!” keluh Amy—emak Gani waktu itu dan Amin—bapaknya, hanya bisa menenangkan istrinya.
“Sabar, Mak. Sabar!”
“Kau tahu, Pak. Walaupun sabar itu disebut sebanyak 300 kali dalam kitab suci, aku ini tetap gak sabar sama anak itu!” keluh wanita itu lagi. Dan, Amin hanya mengelus dada. Dia mungkin yang harus sabar, karena Ami terlalu menyayangi anaknya.
Sekarang Usfi dan Gani bertemu lagi setelah tiga tahun terpisah oleh jarak dan waktu. Mak Bapakl pun sudah lelah mencari, tapi kemarin, tak angin tak ada hujan anak itu muncul sendiri.
Gani masih bingung dengan hatinya, karena perasaan cinta itu masih ada. Namun, Usfi sudah punya suami dan dirinya juga sudah menikah. Kalau bukan karena hutangnya yang menggunung, dia tidak akan pulang. Malu.
Gani berniat menjual Empang miliknya pada Pak Juna, peternak lele yang cukup terkenal di Antapani, siapa tahu kolam itu bisa laku, untuk membayar hutang.
Empang itu pemberian dari bapak yang dibagi dua dengan Alghizali—abangnya. Namun, sang kakak sudah menghibahkan pada adik perempuannya, Altiana yang sekarang sudah menikah, dan tinggal di atas tanah itu. Suaminya membangun rumah mungil mereka di sana.
“Kenapa Abang baru pulang sekarang? Gak kasihan apa sama Emak, sama Bapak? Mereka cari Abang siang malam selama satu tahun penuh!” tanya Usfi sambil merapikan kerudungnya yang tidak miring.
“Memangnya aku ke mana? Aku gak ke mana-mana kok!”
“Tapi, kata Mak Ami, Abang Gani itu gak pulang-pulang sudah tiga tahun ini!”
“Eh, kamu memang ngitung waktu aku gak ada gitu? Buat apa ...? Mau tahu urusan orang saja! Apa kamu gak punya suami yang harus kamu urus?”
Mendengar ucapan Gani, kembali lagi Usfi cemberut. Dia bukannya mau ikut campur urusan orang, tapi, apa salahnya memberi perhatian pada teman sekaligus tetangga. Apalagi Emak Bapak Gani sudah seperti orang tua sendiri.
“Apa salahnya sih, Bang. Aku cuma tanya, jadi, gak usah marah begitu! Kita, kan pernah hidup bertetangga, saling menyapa dan saling menghargai antar tetangga itu baik dan juga sunah, Bang!”
Gani terdiam tak menanggapi Usfi, dia menenteng kantong jeruk, sambil menaiki motor milik Alpin, adik iparnya.
Lalu, Gani bertanya, “Kamu mau pulang? Sini, biar aku antar ... Eh! Gak jadi, takutnya nanti ada yang marah atau cemburu sama aku!”
“Siapa yang cemburu, Bang?”
“Suami kamu, lah!”
Usfi mencebik sambil mengangkat bahunya, seraya tersenyum, “Gak usah di antar juga gak apa, Bang. Terima kasih, salam saja sama Mak Ami!"
“Oh, kamu pasti di jemput suami kamu, kan?”
Sekali lagi Usfi hanya menatap Gani sekilas, dia tersenyum sambil mengeluarkan kunci mobil dari balik sakunya.
“Aku duluan ya, Bang!” katanya sambil berjalan ke arah mobil yang terparkir, tepat di samping toko buah dan mengarahkan kunci, hingga pintunya terbuka secara otomatis.
Gani melongo. Pria itu tidak menyangka kalau mobil yang sedari tadi terparkir tak jauh dari mereka adalah kendaraan wanita yang tadi, sempat diremehkannya.
Usfi sedang memasuki mobilnya, ketika ponsel dalam tasnya berbunyi. Setelah menutup pintu, dia mengambil telepon genggam, menempelkan ke telinga, sambil membuka jendela.
“Halo, Kak! Ada apa?” katanya seraya melirik kaca spion, melihat Gani yang menjalankan motor dan berhenti tepat di sampingnya.
“Tante, jangan korupsi waktu ya! Sebentar lagi giliran Mamah! Awas kalo Papa sampai terlambat gara-gara Tante gak becus!” kata suara dari balik telepon.
Ada Gani di sekitarnya, meskipun demikian, dia tidak bisa mendengar apa-apa dari sana. Pria itu menoleh dan menundukkan kepalanya ke arah jendela mobil sedan yang pendek.
Pada saat yang sama, Usfi berkata, “Tapi, Kak ... Papah gak sama Tente, kok!”
Jawaban Usfi, membuat Gani mengerutkan alis, dia tahu apa yang mungkin terjadi pada wanita yang masih menambat hatinya itu.
“Tante gak bohong, kan?” kata suara itu lagi.
“Gak, Tante gak bohong!” telepon di tutup secara sepihak oleh Usfi, pikirannya berkecamuk karena memikirkan ucapan anak perempuan tadi.
“Kalau Pak Anwar gak ada di sana, terus ke mana dia?” lirih Usfi, dan tentunya Gani mendengar ucapannya.
👍❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️👍
Kisah ini murni cerita kehidupan sehari-hari masalahnya juga ringan dan memang terjadi sehari-hari. Sengaja ada selingan berupa poligami adalah hal yang ditarik sebagai pemikat dan pembeda saja. Tokoh utamanya laki-laki, karena author mencoba mengasah kemampuan dan mencoba hal baru. Begitu juga tokoh wanita yang di ambil dari sisi istri kedua atau yang sering di anggap sebagai pelakor. Semua sebagai pembeda saja. ❤️ semoga kalian suka! ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Ghiie-nae
juragan mah bebas ya cari bini baru...
2022-12-01
4
🅠❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺🅛ia🌍ɢ⃟꙰Ⓜ
mampir Kaka, semangat terus untuk berkarya. cerita lumayan bagus, semoga aja endingnya Berakhir memuaskan dan bahagia untuk para tokohnya.
hadeh mentang² pak Anwar adalah seorang juragan, dia bisa seenaknya terhadap seorang perempuan. biarpun kaya, tapi gk seharusnya mempunyai banyak istri
2022-11-16
10
Ghina Azfa
wah keren...
semangat berkarya 💪💪💪
salam dari pengantin yang tertukar
2022-11-07
7