Bab. 5

Akhirnya ada salah satu dari mereka yang membubarkan aksi kekaguman dari keduanya itu, "Apa yang terjadi di sini?" Ucap salah satu karyawan hotel.

Dania pun bangkit dari tempat jatuhnya dan merasa malu karena sudah kedapatan sedang berada di atas tubuh seorang pria.

Keadaan ini dimanfaatkan oleh seseorang yang sedari tadi mengikuti mereka dan tersenyum licik karena akan mendapatkan bonus gaji yang tidak sedikit jika menggolkan rencana CEOnya.

"Maaf pak Saya tidak sengaja terjatuh dan mengenai tubuhnya," kilahnya Dania yang berusaha untuk meyakinkan mereka.

"Itu tidak mungkin, kalau kamu tidak sengaja terjatuh kenapa laki-laki ini tidak memakai bajunya, pasti kalian sudah melakukan hal-hal senonoh iya kan?" Sarkas Pak Security

Dennis hanya diam tak tahu harus berbuat apa-apa malahan ia diam-diam tersenyum penuh maksud.

"Kamu gadis yang berpakaian tertutup tapi, dengan mudahnya berduaan dengan seorang laki-laki yang bukan suami atau keluarga kamu sendiri," ketus seorang ibu-ibu.

Dania segera berdiri, "sumpah Pak kami tidak melakukan apa-apa!" Sanggahnya Dania yang tidak mungkin menerima begitu saja berbagai tuduhan yang dialamatkan untuknya.

Air matanya berusaha ia tahan sekuat tenaga, tapi semakin ia berusaha untuk menahannya semakin menetes juga. Dania akhirnya tumpah juga yang sedari tadi ditahannya.

"Demi Allah.. saya tidak melakukan apa-apa Pak, Bu tolong dengarkan penjelasan saya, aku berani bersumpah demi Allah dan orang tuaku Bu," ujarnya Dania yang berucap sambil sesekali menyeka air matanya itu.

Dania sudah sesegukan menahan tangisnya. Ia sangat terpojok dan terdesak kalau seperti ini kejadiannya. Dania kemudian berjalan ke arah Dennis yang terdiam tak bergeming dan mematung di tempatnya.

"Pak Menejer, tolong katakan kepada mereka semua apa yang sebenarnya terjadi diantara kita, kamu sangat tahu apa yang terjadi dengan kita tadi," cercanya Dania yang belum mau menyerah dengan keadaan.

"Menejer!" Beo David sang asisten pribadi Dennis yang memakai masker karena tidak ingin ketahuan.

Dania menggoyangkan kuat tubuhnya Dennis tapi, Dennis hanya menatap ke arah mereka semua.

"Hey!! Hentikan sandiwara kamu itu, bukannya kamu melihat pria ini tidak sama sekali menggubris perkataanmu itu berarti itu tandanya semua yang kamu katakan adalah benar adanya," ketusnya Pak Security sesuai kode Dennis.

"Maaf Dania, aku walaupun berbicara dengan cara dan bagaimana pun juga mereka tidak akan percaya padaku, jadi turuti saja keputusan yang mereka pilih," tuturnya Dennis seolah ia pasrah dengan keadaan yang ada.

"jangan bawa-bawa nama Allah dan orang tuamu di sini, kalau salah bilang salah saja, apa susahnya sih," kesalnya Bu Siti Badriah.

"Iya betul sekali apa yang Ibu katakan, ngaku saja kalau kalian berbuat mesum, sudah ada buktinya kok!" Gertak Bu Jia.

"Tolong semuanya diam, kita cari jalan terbaik dari masalah mereka," jelas Pak Sony selaku asisten Menejer.

Bu Siti tersenyum sebelum berbicara, "gimana kalau kita nikahkan saja mereka, daripada mereka melakukan hal serupa dilain hari jadi jalan terbaik yah dinikahkan, kalau menurut aku," tutur Bu Siti dengan senyuman liciknya.

Dania hanya menangis tersedu-sedu dan tidak tahu mau berbuat apa-apa lagi. Dia merasa malu dengan kejadian ini padahal mereka tidak melakukan apa-apa.

Tiba-tiba dari arah pintu temannya Ririn beserta keluarga pengantin baru yang kebetulan memakai jasa gedung hotel tersebut yang kebetulan adalah keluarga dari teman kuliahnya Dania yaitu Ririn.

Kebetulan pesta resepsinya sudah selesai dan para undangan sudah meninggalkan tempat hajatan.

"Apa yang terjadi di sini?" Tanyanya Ririn yang belum menyadari bahwa sahabatnya lah pemicu dari kejadian heboh tersebut.

Ririn masih belum mengetahui kalau sahabatnya lah yang berada dalam masalah dan kesulitan yang cukup pelik.

Dania semakin menangis bahkan tangisannya semakin menjadi saja.

Ririn akhirnya menyadari jika Dania ada di sany, ia langsung ke arah Dania dan memeluknya yang sedang menangis.

"Dania! kamu baik-baik saja kan, kok kamu menangis?" Tanya Ririn yang keheranan.

Ririn menatap ke sekeliling tempat kejadian lalu mengelus punggungnya Dania yang tampak kacau dan menangis.

"Kamu tidak apa-apa kan Dania? Ayo jawab, kami takut terjadi sesuatu sama kamu?"ujarnya Ririn yang ikut bingung.

"Ohh kamu adalah temannya cewek ini?" Ucap Bu Siti seraya menunjuk ke arah Dania.

"Iya Bu benar sekali, emangnya kenapa yah?" tanya Ririn penuh selidik.

"Teman kamu ini kami melihatnya sedang berduaan di dalam kamar ini, sedang berada di atas tubuh cowok yang tidak memakai pakaian apapun itu!" Jawab Bapak-bapak yang bernama Rudi sambil mengarahkan telunjuknya ke arah Dennis.

Ririn dan yang lainnya mengalihkan pandangan mereka ke arah orang yang ditunjuk bapak-bapak itu. Mereka heran dan tidak percaya dengan penuturan bapak-bapak itu.

Ririn sempat-sempatnya tertawa cengengesan, "Bapak pasti bercanda, itu tidak mungkin, teman kami ini tidak akan mungkin dan berani melakukannya Pak, saya tahu betul siapa teman aku ini, tapi kalau cowok itu kami tidak tahu," ungkap Ririn yang menatap jengah ke arah pria tersebut.

"Benar itu Pak teman kerja saya ini berdekatan saja dengan laki-laki secara sengaja akan takut apa lagi jika dia berduaan dengan cowok itu di dalam ruangan sempit ini," timpalnya Dodi teman kerjanya Dania.

"Saya ingin tertawa mendengar perkataan kalian, apa kalian mengira kami ini bohong atau cuma bercanda, kalau tidak percaya coba tanya Pak Security atau semua orang yang ada di dalam sini," geram Bapak-bapak itu yang namanya Pak Sony yang sangat ngotot.