Bab. 4

Dania mempercepat langkahnya kemudian berjalan ke arah kamar ganti. Sesampainya di sana ternyata ia sangat terkejut karena pakaian itu sudah tidak tergantung di dekat lemari. Padahal baru sekitar 15 menit yang lalu ia melihatnya.

"Ya Allah... kok pakaiannya tidak ada yah? aku jelas sangat kentara melihat baju itu terpasang di sini," gumam Dania yang keheranan dan bingung sendiri karena tidak berhasil menemukan pakaian ganti untuk Menejer hotel tempat ia bekerja.

Dania membuka pintu lemari ternyata pakaian itu pun tidak ada di dalam lemari pakaian. Dania udah membolak balik kasur bahkan mengacak-acak isi kamar ganti Tapi tetap tidak menemukan pakaian pelayan.

"Waduh gawat kalau seperti ini, pasti Pak Dennis akan marah padaku karena dicap sebagai pembohong," cicitnya Dania yang terduduk di atas lantai.

"Apa yang dikerjakan oleh perempuan itu, kenapa juga ia lama sekali datangnya," makinya Dennis yang sudah mondar mandir kesana kemari seperti setrikaan menunggu Dania membawa pakaian ganti.

Denni bisa saja dengan mudahnya mendapatkan pakaian ganti dengan sekali jentikan jarinya saja pakaian apa saja dengan merk dan model apapun bisa tersedia di depan matanya dalam sekejap saja.

Dennis sudah tidak sabar menunggu Dania, akhirnya dia memutuskan untuk segera menyusul Dania, kejadian ini tak lepas dari pantauan seseorang yang sudah disuruh dan diperintahkan oleh orang lain sebelum kedatangan dari anak buahnya sendiri.

Karena pintunya tak terkunci Dennis langsung saja masuk ke aalam keadaan bertelanjang dada yang hanya memakai celana pendek sejenis under wear boxer lebih tepatnya lah.

Dania yang sudah dibuat kalang kabut dan pusing setengah mati mencari pakaian ganti itu, tersentak kaget dan terkejut melihat kedatangan Denis di dalam kamar ganti yang tidak memakai bajunya.

Karena cukup shock dan terkejut hingga spontan Dania berteriak kencang hal ini membuat orang-orang yang berada tidak jauh dari kamar ganti berlarian kesana untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

"Aaaahhhhhh!!!!' pekik Dania sembari menutup kedua matanya dengan menggunakan kedua telapak tangannya itu.

Karena posisinya Dania yang sedang duduk ia kemudian buru-buru bangkit dan tanpa sengaja sepatunya tersandung di ujung meja yang kebetulan ada di sekitar dekat lemari.

Dania untuk kedua kalinya berteriak histeris dalam jarak waktu yang hanya berselang beberapa menit saja.

"Aaahhhhh!!!" Jeritnya Dania lagi yang tubuhnya oleng dan terhuyung ke depan

Dennis yang melihat hal itu refleks bertindak sesuai dengan kata nuraninya terpanggil untuk membantu Dania yang akan nyungsep ke atas lantai.

Tapi karena Dennis juga terpeleset saat menolong Dania hingga akhirnya pertolongannya kurang sempurna. Membuat tubuh kedua langsung terjatuh ke atas lantai.

"Tidak!!! Aku akan jatuh!!" Teriaknya lagi Dania yang semakin ketakutan.

Dania terjatuh mengenai tubuhnya Dennis dan mereka pun terjatuh dengan posisi Dania berada di atas tubuhnya Dennis. Tanpa keduanya mereka sadari kejadian ini ternyata sudah disaksikan oleh beberapa anak buahnya Dennis yang sudah mendapatkan amanah dan pekerjaan khusus hari itu dari David sang asisten pribadinya Dennis sendiri.

Mereka tanpa disadari saling bertatapan satu sama lain dan kejadian ini berlangsung beberapa menit, tiba-tiba pintu kamar ruang ganti terbuka lebar dan masuklah orang-orang yang entah dari mana mereka bisa tahu kalau Dania terjatuh.

Dania dan Dennis bersamaan mengalihkan perhatiannya ke arah pintu masuk. Dania terkejut bukan main karena tersadar dengan apa yang dilakukannya itu. Ia berada di atas tubuh pria yang bukan muhrimnya.

Dania mempercepat gerakannya itu untuk bangkit dari gayanya yang tengkurap. Ia mulai nampak ketakutan dan rasa cemas mulai melanda dirinya. Kedatangan rombongan orang-orang itu tidak disadari oleh Dania awalnya karena mereka masih asyik dengan rasa saling mengagumi satu sama lainnya.

Akhirnya ada salah satu dari mereka yang membubarkan aksi kekaguman dari keduanya itu, "Apa yang terjadi di sini?" Ucap salah satu karyawan hotel.

Dania pun bangkit dari tempat jatuhnya dan merasa malu karena sudah kedapatan sedang berada di atas tubuh seorang pria.

Keadaan ini dimanfaatkan oleh seseorang yang sedari tadi mengikuti mereka dan tersenyum licik karena akan mendapatkan bonus gaji yang tidak sedikit jika menggolkan rencana CEOnya.