🍃🍃🍃🍃🍃🍃
"Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara ***********. (QS. An-Nur [24]: 30-31)."
🍃🍃🍃🍃🍃🍃
EPISODE 2
"Maaf Hamzah, sesuai janjiku saat dulu bersama mu, aku ingin menjadikan kamu besan ku nantinya, tapi apakah kamu bersedia ber-besan dengan ku nantinya?" ucap Ahmad Fatih sambil menatap intens ke arah Abi Hamzah.
Abi Hamzah membalas tersenyum sambil menarik nafas panjang.....
"Aku ingat itu Ahmad Fatih, tentu saja aku juga ingin ber-besan dengan mu tapi ada syarat yang harus di
tempuh anak anakmu untuk mendapatkan anak perempuanku satu satunya, karena....." ucapan Abi Hamzah terputus.
Abi Hamzah menggeleng pelan....
"Karena apa sahabatku? Apakah karena diriku ini berbeda jalan denganmu saat ini Hamzah sahabatku?" ucap
Ayah Ahmad Fatih dengan sedikit pias.
"Tiga hal yang seriusnya dianggap benar-benar serius dan bercandanya dianggap serius: nikah, cerai dan ruju.'” (Diriwayatkan oleh Al Arba’ah kecuali An Nasa’i. Dihasankan oleh Al Albani dalam Ash Shahihah), itu lah sebabnya aku berhati-hati dalam memilihkan suami anakku Ahmad Fatih, tahukan kamu?" ujar Abi Hamzah
kembali tersenyum.
"Masya Allah Hamzah, aku faham maksud dari kata kata tersebut, kalau begitu bisa di mulai kapan anak anakku
untuk di tempa ilmunya denganmu sahabatku?" seru ayah Ahmad Fatih dengan sangat senang.
"Yah tunggu dulu, Mama juga harus meminta persetujuan dari Fatimah juga beserta suaminya juga, benar begitu
Ning Fatimah?" ucap Mama Zahra sambil menatap Umi Fatimah.
"Aku faham maksud dari kata katamu Zahra. Jelaskan saja lebih detail ke suami kita saja agar kelak tidak
menyesal mereka berdua." ucap Umi Fatimah sambil tersenyum ke Zahra.
"Al-Ummu madrasatul ula, iza adadtaha adadta syaban thayyibal araq, Ibu adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anaknya. Jika engkau persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya, dan saat ini kita para orang tua dari mereka harus mengikuti zaman tetapi jangan lupa untuk tetap di bentengi kuat dengan Agama, jadi begini maksudku Kak Hamzah, biarkan Aisha beberapa hari untuk berkunjung ke rumah kita berdua untuk kita tempa juga menjadi calon istri dan ibu yang baik untuk cucu kita, bagaimana Kak Hamzah? Kalau Ning Fatimah sudah paham maksudku dari tadi akan tetapi tetap memerlukan persetujuan dari suaminya." ucap Mama Zahra sambil menatap suaminya.
Obrolan mereka berempat sangat berat menyangkut sebuah kata "Pernikahan", terlihat sangat enteng bagi yang
tinggal mengucapkan Ijab Qabul tetapi tidak dengan mereka berempat, ya mereka berempat sudah menikmati asam garam sebuah pernikahan dan ingin anaknya kelak juga merasakan pernikahan layaknya mereka berempat.
Ahmad Fatihurahman setelah lulus kuliah dan menikah dengan Zahra Khumaira meniti karir dengan membangun sebuah perusahaan bernama Al-Fatih Group sementara Abi Hamzah dan Umi Fatimah membangun Pondok Pesantren An-Nur, mereka berdua berhasil dengan bekal masing masing sesuai dengan keahlian dan cita masing masing .
"Ya, Ayah sangat setuju Ma, tetapi Hamzah bagaimana menurutmu? Apakah boleh Aisha di rumahku untuk akrab
dan belajar menjadi istri yang baik dunia dan akhirat untuk suaminya yaitu salah satu anakku?" ucap ayah Ahmad Fatih sambil membakar rokoknya.
"Masya Allah ternyata anakmu dua toh Ahmad Fatih, berarti anakku yaitu Aisha bakal memilih salah satu nantinya, bukan begitu sahabat ku?" sahut Abi Hamzah kemudian.
"Ide hebat sahabatku, akan tetapi aku ingin anakku yang pertama menjadi suaminya Aisha, karena....." ayah Ahmad Fatih menghembuskan nafas berat.
"Karena anakmu yang pertama memiliki calon yang menurutnya benar tetapi belum benar menurut mu? Kalau ituyang kamu inginkan, biarkanlah anakmu yang pertama akan aku tempa ilmu agama dan dunia meskipun kamu memiliki segalanya tetapi aku ingin Aisha bahagia dunia dan akhirat." balas Abi Hamzah mantap.
"Terimakasih sahabatku, akan aku atur nantinya agar anak pertamaku tak bandel lagi, oh ya Hamzah ngomong
ngomong apakah aku di perkenankan membantu membangun pondok pesantrenmu untuk lebih modern tetapi tetap kental dengan suasana islami." pinta ayah Ahmad Fatih.
"Alhamdulillah kalau mau membantu sahabat ku Ahmad Fatih, mari kita makan terlebih dahulu." ajak Abi Hamzah.
Setelah acara makan bersama berakhir, Ayah Ahmad Fatih dan Mama Zahra Khumaira segera pamit untuk bersiap berbicara dengan anak pertama mereka yaitu Fatih dan Riko Fatihurahman.
Sementara Abi Hamzah dan Umi Fatimah segera memanggil Aisha untuk membicarakan sesuatu dan tentunya kakak Aisha yaitu Anas Al Hamzah.
"Aisha anakku, boleh kah Abi mengatakan sesuatu?" tanya Abi Hamzah membuka percakapan.
"Apa yang membuat Abi ingin berkata serius seperti ini? Apa Abi menginginkan sesuatu dari Aisha anakmu ini Abi?" sahut Aisha dengan hormat.
"Ini keinginan Abi dan Umimu dari dulu jika memiliki anak perempuan maka Abi ingin menjodohkannya dengan
anak sahabat Abi dan beliau sahabat Abi di kampus dan Pondok Pesantren akan tetapi Abi dan Umi ingin bertanya kepadamu, apakah kamu bersedia? Ataukah sudah ada yang mengkhitbahmu wahai anakku Aisha?" lembut Abi Hamzah.
"Alhamdulillah belum ada yang mengkhitbah Aisha Abi Umi, jika memang jalan terbaik bagi Aisha untuk berjodoh
dengan anak sahabat Abi dan Umi......" ucapan Aisha terputus terdengar sedikit bergetar.
Umi yang mengetahui anak perempuannya sedikit menangis segera merangkulnya erat.
"Bismillahirrahmanirrahim, dengan nama Allah dan Rasulullah Aisha siap Abi, apa yang di persiapkan Abi dan
Umi akan terbaik untuk kehidupan dunia dan akhirat Aisha kelak." ucap Aisha sambil membalas pelukan Umi Fatimah.
"Alhamdulillah ya Allah, mulai besok kakakmu akan menemani dan mengantarkanmu ke rumah sahabat Abi dan Umi." ucap Abi Hamzah sambil mengelus kepala Aisha lembut.
Aisha menatap Abi dan Umi nya bergantian dan menatap kakaknya, sementara kakaknya hanya tersenyum mendengar ucapan adik perempuan semata wayangnya.
"Abi Umi, apakah Aisha boleh memkain niqab dan juga saat nanti Aisha sudah menikah tetap boleh kesini kan?
Aisha tak diusir dari sini?" tanya Aisha sambil bergelayut manja di Uminya.
"Tidak semudah itu Aisha, kau harus izin suamimu dulu baru ke rumah Abi dan Umi karena pernikahan itu
....." ucapan Anas terputus karena tangan Aisha menutup paksa mulut kakaknya itu, Anas.
"Kapan kakak mengkhitbah? Kapan kakak menikah? Jangan jadi lajang lapuk kak, Abi Umi jodoh kan kak Anas dengan Ning dari pondok pesantren kota sebelah saja biar tak lama melajang!!" seru Aisha sambil melotot ke arah Anas.
"Masya Allah adik aku ini!! Jodoh itu tak ada yang tahu, biar kan kakakmu menunggunya datang karena....." ucapan Anas terdengar lesu.
"Wahai anakku Anas, kalau kamu yakin dengan pandangan pertamamu dulu Abi dan Umi akan meminta nya untukmu, bukan begitu Umi? Siapa namanya? Vina Renata?" sahut Abi sambil berbaring di pangkuan Umi Fatimah.
"Haduh Abi dan Umi mesrah banget ya kak, persis author nya tuh kalau manja dengan istrinya." sahut Aisha.
"Iya Abi Umi, namanya Vina Renata tapi saat ini dia belum bertemu dengan Anas kembali, biar ketika cinta bertasbih menjadi jawabannya." ucap Anas sambil membakar rokoknya.
Semua tertawa mendengar ucapan Anas yang terdengar sedikit lucu tetapi tidak dengan Anas begitu dengan Aisha yang bertanya siapakah calonnya kelak.
Sementara itu di rumah keluarga besar Ahmad Fatihurahman.......
Ayah Ahmad Fatih dan Mama Zahra Khumaira menunggu kedatangan kedua anaknya, ya mereka berdua bernama Fatih Nur Rakhman dan Riko Nur Fatihurahman, mereka berdua memiliki kepribadian yang berbeda.
Fatih Nur Rakhman sebagai anak pertama bekerja sebagai dosen di perguruan tinggi Al-Fatih serta menjabat
sebagai CEO muda dari perusahaan utama Al-Fatih, sikapnya yang cool persis es balok dan selalu memaksa kehendaknya sendiri serta sangat keras kepala.tetapi dia sangat menghormati Mama Zahra Khumaira.
Riko Nur Fatihurahman sebagai anak kedua bekerja sebagai dosen ilmu Fiqih di perguruan tinggi Al-Fatih dan membuka usaha yang di khususkan untuk anak yatim-piatu dan fakir miskin, sikapnya yang terbuka dan friendship membuat dirinya sangat terkenal dengan kedermawanannya akan tetapi tetap rendah hati.
"Sudah selesai makan? Ayah dan Mama ingin berbicara serius, bisa kamu Fatih tidak menentang ucapan ayahmu kali ini?" ucap Mama Zahra membuka suaranya.
"Iya deh Ma, nurut deh kali ini." sahut Fatih santun.
"Tumben seorang Fatih nurut ke Ayah, habis makan ketoprak malah ngelawak kau Mas." sahut Riko.
"Jangan mulai, mau baku hantam? Kalau mau habis ini aku segerakan." ucap Fatih menatap tajam Riko adiknya.
"Fatih, dengarkan ayahmu kali ini nurut ya sama ayah, apa mau mama masuk rumah sakit karena ulahmu lagi?" ucap Mama sambil menjewer telinga Fatih.
"Ampun Ma ampun Ma, iya Ma Fatih nurut deh." ucap Fatih sambil meneguk kopinya.
"Bakar rokok dulu kalian berdua, kita ngomong serius kali ini terutama kamu mas, kamu anak Ayah yang pertama bukan? Dan kamu bersedia untuk nurut ayah kali ini?" tanya Ayah Ahmad Fatih sambil membakar rokoknya.
"Iya yah, Fatih kali ini nurut deh." ucap Fatih sambil membakar rokoknya dan membaginya ke Riko.
"Mulai besok setelah mengajar di kampus segera ke alamat ini, Pondok Pesantren An-Nur. Untuk mengaji serta
menimba ilmu agamumu lebih dalam di sana karena Ayah dan Mama sudah menjodohkanmu dengan anak dari sahabatnya ayah dan mama, kamu bersedia?" ucap Mama Zahra Khumaira.
"Apa Ma? Fatih di jodohkan? Tetapi kenapa Ma? Bukannya Mama dan Ayah tahu kalau aku dan Vina Renata ingin menikah juga?" rengek Fatih sambil menatap sendu ke arah Mama Zahra
Khumaira.
"Oh masih sama anak itu? Tak kapok kapoknya kamu Fatih! Kamu sudah begitu banyak dirugikan sama dia tetapi kenapa harus dengan dia! Ayah mau kamu terima perjodohan ini! Titik gak pakai koma atau ayah hilangkan semua fasilitasmu, paham!?" ancam Ayah Ahmad Fatih emosi mendengar nama Vina Renata.
"Suamiku tenanglah, Fatih dengarkan Mama, Fatih sayang Mama? Fatih ingin masih bersama Ayah dan Mama di surga kelak?" sahut Mama Zahra Khumaira.
Fatih hanya menunduk lemas, sementara Riko hanya melongo mendengar kakaknya akan di jodohkan. Pikiranya menerawang jauh jika nantinya seorang kakaknya, Fatih Nur Rakhman dijodohkan.
Fatih dan Vina Renata seumuran dan menjalin kasih sejak SMA hingga menjadi dosen, hati dan pikirannya berkecamuk hebat mendengar dia bakal di jodohkan dengan perempuan yang tak di kenalnya sama sekali.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Apakah Fatih menerima perjodohan
ini? Sementara Aisha masih bertanya siapakah calon suaminya kelak? Pantaskah
Fatih menolak perjodohan ini dengan kawin lari dengan Vina Renata?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Sadewa Dhani
Ternyata benar-benar perjodohan 😁😁😁, seru nih hehehehehe
2022-11-07
1
Tyo Prasetyo
hadir kembali
2022-11-04
1
Eka Dwi R
Perjodohan 😰, terkadang di jodohkan itu seperti naik wahana perahu rasanya nikmat😰😰😰
2022-11-04
1