Jangan lupa koment ya. Bagi yang masih punya vote silahkan berikan buat momnya Selena dan Kevin. Like kemudian kembang. Kopi, kursi pijat, pisau, nonton iklan sangat disarankan.😘
🍰🍰🍰
Tiga hari berlalu, Selena belum juga sadar. Su Yi dan Astrid bergantian menjaganya. Mereka bahkan belum melaut. Su Yi yang seperti mendengar sesuatu dan melihat pergerakan tangan Selena, mendekat ke brangkar Selena. Su Yi melihat gerakan mulut Selena seperti mengatakan sesuatu.
Su Yi menekan tombol, berharap perawat segera datang untuk melihat keadaan Selena. Perawat datang.
"Ada yang perlu kami bantu, bu?" tanya Perawat saat memasuki kamar rawat inap Selena.
Kamar rawat inap yang di tempati Selena, bukanlah kamar VIP melainkan kamar kelas tiga, beruntung teman sekamar tidak ada.
"Tadi dia bergerak dan mengucapkan sesuatu." Beritahu Su Yi. Dia menunjuk tangan Selena yang bergerak.
Perawat memeriksa Selena.
"Apakah anda bisa mendengar saya, Nona?" Perawat melihat respon Selena. Selena membuka matanya. Dia memperhatikan sekeliling langit kamar.
"Apa yang terjadi?" tanya Selena kepada perawat, dia belum melihat keberadaan Su Yi yang memang telah bergeser saat perawat memeriksa.
"Anda, jangan banyak bergerak maupun bertanya dulu, Nona, kondisi anda belum memungkinkan untuk melakukan keduanya ... saya permisi sebentar, untuk memanggil dokter." Perawat langsung keluar dan memanggil dokter yang merawat Selena.
Tidak butuh waktu lama, perawat datang bersama dokter yang kemarin memeriksa Selena. Dokter kembali mengecek dan memberikan test kepada Selena untuk mengetahui respon saraf motoriknya.
Bisa dipastikan secara fisik, organ-organ vital Selena masih dalam kondisi baik. Selena kembali bertanya kepada dokter dan perawat tadi.
"Apa yang terjadi? Di mana saya?" Selena memandang dokter dan perawat secara bergantian.
"Anda, di rumah sakit, Nona, nenek ini menemukan anda terjerat jalanya saat melaut." Dokter menunjuk Su Yi, Selena melihat ke arah nenek Su Yi dengan pandangan bingung. Kenapa dia bisa di laut?
"Sebaiknya, anda istirahat saja. Besok silahkan bertanya kepada nenek kenapa anda bisa di sini." Dokter dan perawat pamit. Mereka keluar meninggalkan Su Yi dan Selena.
"Tidurlah, tidak usah memikirkan kejadian tiga hari yang lalu." Perintah Su Yi.
Tiga hari yang lalu? Apakah dia pingsan selama itu? Selena memutuskan untuk tidak bertanya lagi. Meski perasaannya sangat penasaran. Namun, karena dia merasa kelelahan akhirnya Selena memutuskan untuk beristirahat.
***
Keesokan harinya Selena telah pulih. Dokter telah memberi tahu kemarin bahwa besok Selena telah bisa pulang.
"Apa yang terjadi? Kalian siapa?" Tanya Selena saat dia telah bangun dari tidurnya.
"Saya nenek Su Yi dan ini cucu saya, Asrid ... kami menemukanmu saat melaut empat hari yang lalu ... kau terjerat di jala kami?" Jelas Su Yi.
"Apa kau baik? Apa perlu kami panggilkan dokter?" tanya Asrid saat melihat Selena memegang kepalanya.
"Tidak perlu aku hanya ingin mengingat yang terjadi." Sahut Selena.
"Nona, siapa namamu dan di mana kau tinggal? ... agar kami bisa menghubungi keluargamu." tanya Su Yi.
"Aku ..." Selena terdiam, dia melihat Su Yi dan Asrid dengan bingung. Karena Selena sendiripun tidak tahu siapa dia.
"Ya, namamu?" Giliran Astrid yang bertanya.
"Aku tidak tahu, siapa aku?" Selena justru kembali bertanya.
Astrid memutuskan untuk memanggil dokter. Astrid datang bersama dokter dan perawat. Mereka mencoba kembali memeriksa Selena. Memastikan bahwa Selena bisa pulang hari ini.
"Nona, bisa kau sebutkan namamu?" tanya dokter.
Selena hanya menatap bingung.
"Saya tidak tahu." Akhirnya dokter memutuskan melakukan rangkain test lain kepada Selena yang artinya Selena belum bisa pulang sebelum hasilnya keluar.
***
Satu bulan, sejak dinyatakan amnesia. Selena ditampung oleh Su Yi dan Astrid. Mereka memberi nama Selena dengan nama Sea yang artinya laut karena mereka menemukan Selena di laut.
Selena masih belum bisa mengingat siapa dirinya. Sekalipun Selena mengalami mimpi buruk tentang kejadian di kapal pesiar, namun, saat dibangunkan Selena tidak ingat dengan mimpi tersebut. Selena juga mengalami mimpi saat dia bersama seorang pria di Dubai, dan saat bangun Selena juga melupakannya.
Bergonta-ganti mimpi yang dialami Selena hampir setiap malam dan mimpi itu sangat acak serta merupakan potongan-potongan kejadian yang dialami Selena di masa lampau.
Setiap bermimpi buruk Astrid selalu membangunkan Selena. Ya Selena tidur di kamar Astrid karena di rumah itu hanya ada dua kamar.
Pagi ini Selena terbangun dan merasakan perutnya bergejolak, dia menuju kamar mandi kemudian muntah.
Astrid dan nenek Su Yi yang sedang di dapur heran.
"Apa kau baik-baik saja, Sea?" tanya Su Yi menuju arah Selena. Dia menggosok-gosok leher Selena yang tengah muntah.
"Mungkin hanya masuk angin." Jawab Selena setelah mengeluarkan isi perutnya yang cuma air. Astrid memberikan teh hangat kepada Selena.
"Sebaiknya kau istirahat, biar malam ini tidak usah ikut melaut." saran Astrid.
"Tapi apa kau bisa pergi sendiri?" tanya Selena tidak tega membiarkan Astrid melaut sendiri.
Seminggu ini Selena menggantikan Su Yi, Selena kasihan dengan wanita tua tersebut. Makanya setelah merasa kondisinya pulih Selena menawarkan diri untuk melaut menemani Astrid.
"Biar aku yang akan menemaninya," balas Su Yi. Selena menatap Su Yi tidak yakin.
"Aku tidak selemah itu, aku masih kuat." Potong Su Yi lagi menepis prasangka Selena.
"Ya sebaiknya kau istirahat saja, malam ini biarkan kami yang melaut." Astrid menambahkan, meskipun Selena baru seminggu menemaninya melaut, namun, Astrid tahu Selena wanita pintar karena cepat belajar dan mengerti. Tidak perlu bersusah payah mengajarkan Selena.
"Baiklah, dan aku yang akan menjaga kios." tambah Selena.
"Sebaiknya kalian mandi dan kita makan setelahnya," ajak Su Yi.
***
Tiga hari Selena mengalami muntah-muntah, wajahnya pun semakin hari semakin pucat karena khawatir Su Yi dan Astrid membawa Selena ke rumah sakit. Awalnya Selena menolak karena dia merasa baik-baik saja kecuali di pagi hari.
Sesampai di rumah sakit, Selena diperiksa dokter.
“Sebenarnya tidak ada yang serius akan dirinya, hanya saja... sepertinya,” ujar sang dokter yang memberi keterangan setengah-setengah layaknya pena yang habis di pertengahan pembicaraan penting. Hal itu membuat Astrid dan Su Yi malah semakin dibanjiri dengan rasa penasaran yang tinggi karenanya.
Entah karena dokternya menyebalkan atau hal lainnya, seperti mereka yang sangat penasaran. Mereka takut jika kejadian yang dialami Selena saat mereka temukan hadir kembali. Siapa tahu dampak dari kejadian itu adalah sekarang. Makanya Su Yi memaksa Selena diperiksa.
“Sebenarnya pasien hamil, kapan anda terkahir halangan, Nona?" tannya dokter yang menangani Selena.
"Saya tidak tahu dokter, seingat saya sejak saya sadar saya tidak pernah menstruasi dan ini telah sebulan lebih," jelas Selena.
"Saya akan memberikan rujukan padamu ke dokter kandungan," putus dokter.
Setelah mendapatkan rujukan mereka pergi ke bagian obgyn.
"Selamat, nona, anda benar hamil, menurut hasil pemeriksaan saya, kandungan anda berusia 7 minggu," sahut dokter, setelah melakukan USG kepada Selena.
Selena berpikir, jika dia hamil, apakah itu berarti dia telah menikah. Namun, Selena sadar banyak juga yang belum menikah. Jadi dia bagian yang mana?
“Kenapa bisa dok?” tanya Su Yi. Sang dokter menatapnya sebentar seolah-olah sedang menimang sesuatu kemudian menghela nafas sebentar.
Dokter mengira bahwa pasti putri Su Yi tidak menikah, oleh karena itu dia tidak terima.
"Tentu saja bisa, dia wanita dewasa." Senyum dokter.
"Saya akan memberikan resep, silahkan tebus diapotik," ucap dokter.
Setelah mengambil resep Astrid segera keluar diikuti Selena dan Su Yi.
Selena masih memikirkan tentang kehamilannya, kesal tentu saja karena tidak bisa mengingat.
Lalu bagaimana dia menjalani hari-hari sebagai single mom?
🍒🍒🍒
Hi jangn lupa jejaknya yà!
Pekanbaru
221022
10.22
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Benazier Jasmine
mana kevin kwok
2022-11-29
0
Mommy Cia
anak kevin
2022-10-24
1