19. Mencari Ingatan

"Monica,"

Arya menyebut nama Monica, anak dari seorang pengusaha yang pastinya cukup ternama di Ibu kota, bahkan di Indonesia,

Arya lantas mencari di internet keluarga dari pengusaha bernama Danu Hartanto tersebut, yang kemudian terlihat banyak artikel yang memuat tentang sang pengusaha dan juga keluarganya,

Di dalam catatan kasus yang ia baca pagi tadi, yang diberikan oleh Sevan, memang Arya tak melihat persisnya bagaimana sosok gadis yang ditemukan di dekat jembatan Ancol, ia hanya sempat melihat sekilas lalu saja foto putri Tuan Danu Hartanto yang menjadi korban penusukan,

Dari atas lemari, tampak kemudian si gadis hantu kini turun,

Ia turun dengan cara merayap dalam posisi kepala di bawah hingga rambutnya yang panjang menjuntai ke bawah,

Arya melihatnya dari ujung ekor matanya, agak merinding juga melihat gadis hantu itu turun dengan cara macam Sadako,

Arya pun cepat tak melihat ke arah si gadis hantu lagi dan memilih melihat ke layar hp nya,

Tapi, baru saja Arya akan membaca artikel soal Danu Hartanto lagi, tiba-tiba...

"Aw!"

Terdengar si gadis hantu memekik, membuat Arya jadi menoleh lagi ke arah si gadis hantu,

Dan...

Haiiiish... Arya mendesis begitu melihat si gadis hantu terlihat dalam posisi kepala di bawah dengan tubuh menekuk,

"Tolong,"

Kata si gadis hantu,

"Lagian, ngapain harus turun pake akrobat begitu? Kamu pikir lagi syuting film horor?"

Omel Arya sambil meletakkan hp nya di atas kasur dan dengan terpaksa beranjak dari tempat tidurnya untuk kemudian membantu si gadis hantu berdiri,

"Aduh pelan pelan bro,"

Pekik si gadis hantu saat Arya menarik rambutnya,

"Kaki aku aja yang ditarik, kenapa rambutku yang ditarik?"

Gadis hantu itu protes kesal dengan suara berisik,

"Haduuuh, siapa sih yang jam segini bunyiin terompet Ar?"

Tiba-tiba terdengar suara Boni bertanya, membuat Arya yang kini memegangi dua kaki si gadis hantu untuk ia tarik jadi menoleh ke arah Boni, begitu juga dengan si gadis hantu,

Tampak di atas tempat tidur Boni duduk sambil mengomel karena berisik namun kedua matanya tertutup,

"Apa si Umbi ngelindur?"

Tanya si gadis hantu pada Arya yang telah kembali fokus menarik kedua kaki si gadis hantu,

"Dia mah begitu, tadi diajak melihat TKP kasus yang akan kami tangani juga bikin rusuh gara-gara melihat perempuan menembus dinding katanya,"

Kata Arya membuat si gadis hantu yang kini akhirnya bisa berdiri jadi cekikikan,

"Jangan berisik lagi, nanti Boni takut,"

Tambah Arya, si gadis hantu pun menutupi mulutnya dengan kedua tangannya,

Arya menggeleng-gelengkan kepalanya, melihat kelakuan si gadis hantu entah kenapa dia jadi ingat Aunty Maria,

Ya, Aunty Maria, hantu yang selalu bersama Zizi, cinta pertama Arya,

"Kenapa kamu menggeleng-gelengkan kepala?"

Tanya si gadis hantu,

"Tidak apa,"

Sahut Arya acuh tak acuh sambil berjalan menuju tempat tidurnya dan kembali duduk bersandar lagi,

Sementara itu Boni sudah kembali berbaring di tempatnya semula, ia bahkan sudah mendengkur keras tak sadar tadi habis mengomel tak jelas,

"Kemarilah,"

Kata Arya kemudian pada si gadis hantu,

Tampak si gadis hantu melayang mendekati Arya, ia kemudian berdiri di samping Arya sambil menatap layar hp yang ada di tangan Arya,

"Kasus yang akan aku tangani adalah kasus putri pengusaha Danu Hartanto, apa kau pernah dengar nama itu?"

Tanya Arya seraya membuka salah satu artikel tentang sang pengusaha, yang selanjutnya ia tunjukkan pada si gadis hantu,

Dan...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***