11. Aroma Aneh

"Ar, kamu yakin akan nginap di sini?"

Boni yang baru turun dari mobil terlihat menatap bangunan rumah saudaranya yang kini telah jadi milik Arya,

Arya menoleh ke arah Boni,

"Ya tentu saja Bon, kenapa memangnya? Ayolah,"

Arya meminta Boni agar berjalan cepat menyusulnya,

Boni yang menenteng kresek nasi, sate dan tongseng yang merupakan menu makannya malam ini terlihat mempercepat langkahnya menyusul Arya,

Arya kemudian sibuk membuka kunci pintu rumahnya, sementara Boni berdiri di sampingnya sambil melihat ke sana ke mari tak tenang,

Angin berhembus pelahan, rimbun daun pohon Mangga yang berada di tanah sebelah rumah Arya terlihat daun-daunnya bergoyang-goyang,

Boni sekilas menatapnya dengan dengan tatapan waspada, takut di sana ada sesuatu yang nangkring atau nempel di pohon,

"Tidak usah melihat ke mana-mana matanya kalau takut hantu,"

Kata Arya yang sambil membuka pintu rumah,

Boni yang di sindir jadi cengar-cengir,

Tahu saja Arya, kalau sejak tadi Boni mencuri pandang ke arah pohon mangga yang rimbun dan tampak gelap,

"Kupikir kamu tak melihatku,"

Kata Boni di sela cengar-cengir nya yang tak jelas,

Arya hanya mesem tipis sekilas ke arah Boni, lalu melangkah masuk ke dalam rumah,

Boni tentu saja cepat ikut masuk tak mau tertinggal sendirian, apalagi saat tiba-tiba angin kembali berhembus...

Syuuung...

Tralala lala lalaaa oooo...

(angin jaman now)

Boni merasakan ada aroma aneh yang terbawa oleh hembusan angin itu,

Bukan...

Bukan aroma orang buang angin, tapi aroma aneh yang terbawa angin,

Aroma seperti darah, agak anyir anyir asem tak jelas,

Boni cepat menutup pintu rumah Arya rapat-rapat, dan langsung lari untuk menyalakan lampu,

Arya yang punya rumah bahkan sampai bingung karena Boni terlihat begitu sibuk menyalakan lampu semua ruangan di rumah itu,

"Terang, hidup itu harus terang, seperti masa depan,"

Ujar Boni setelah ia berhasil membuat semua ruangan di rumah Arya terang benderang macam minimarket,

Arya menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya,

"Bilang saja takut, pakai ada acara bahas masa depan segala,"

Ujar Arya setengah tertawa jadinya,

Boni yang merasa memang takut jadi tertawa sendiri sambil kemudian berjalan ke arah kursi meja makan yang berada satu ruangan dengan satu set sofa ruang tamu dan hanya dibatasi lemari hias di mana untuk menyimpan barang-barang pecah belah khas rumah orangtua jaman dulu,

"Makan dulu lah Ar,"

Kata Boni,

Arya menggeleng sambil membuka jaket,

"Kamu makan dulu saja, aku mau mandi,"

Ujar Arya yang lantas meletakkan jaketnya di sandaran kursi meja makan tak jauh dari kursi yang diduduki Boni,

"Kamu bawa handuk?"

Tanya Boni,

"Ada di mobil, nih aku mau ambil,"

Kata Arya pula,

Boni bergidik, antara tetap di dalam rumah tapi takutnya hantu yang beli mie tek tek muncul,

Tapi ikut Arya keluar lagi takut ternyata aroma aneh yang seperti terbawa angin itu adalah hantu yang akan tiba-tiba melompat ke wajahnya,

Oh tidak tidak...