8. Ada Sesuatu

"Kamu tahu cerita jembatan ancol Ar?"

Tanya Boni saat mobil mulai memasuki jalan Martadinata,

"Tahulah, si manis jembatan Ancol maksudnya?"

Tanya Arya tanpa menoleh,

Boni nyengir, tampaknya ia makin dekat dengan lokasi, nyalinya jadi tambah ciut saja,

Harapannya bertanya soal kisah si manis adalah bisa membuat Arya jadi mengurungkan niatnya pergi ke lokasi kejadian,

Sayapnya...

"Andai aku sampai jembatan ancol lalu bisa lihat hantu lagi, itu malah bagus,"

Ujar Arya kemudian, yang tentu saja langsung membuat Boni terkaget-kaget,

"Hah? Apa tadi kamu bilang?"

Boni pun meminta Arya mengulang kata-katanya, seolah tak bisa percaya jika Arya baru saja menyebut soal hantu,

"Hantu... Andai di sana ada hantu, itu malah lebih ba..."

Belum lagi kalimat Arya selesai, tiba-tiba saja Arya mengerem mobilnya berbarengan dengan sorot lampu depan mobil yang mengarah ke satu sosok berkepala plontos,

Boni yang posisinya kaget karena Arya mengerem tiba-tiba, makin tambah kaget manakala ia melihat sosok kepala plontos yang nyaris saja tertabrak kini berdiri di depan mobil dengan ekspresi sama kagetnya,

"Waduh, hantu gundul... hantu gundul..."

Boni berteriak ketakutan,

Arya yang malah jadi kaget karena teriakan Boni pun langsung menabok temannya itu,

"Kenapa teriak?"

Omel Arya,

Boni yang kakinya naik ke atas jok mobil tampak menunjuk ke depan,

"Hantu gundul Ar,"

Kata Boni,

Mendengar Boni berkata demikian, Arya pun jadi menaboknya lagi,

"Sembarangan hantu, dia orang Bon,"

Kata Arya marah,

Boni pun celingak-celinguk,

Kini orang berkepala plontos yang semula berada di depan mobil tampak berjalan ke pinggir,

Arya menepikan mobilnya masih di sekitar sana, sekitar tiga puluh meter lagi dari jembatan Ancol,

Malam semakin larut, angin bertiup cukup kencang di sana,

"Ayok turun,"

Ajak Arya kemudian,

Boni pandangannya terlihat tak bisa lepas dari sosok berkepala plontos yang ternyata membawa gerobak rongsok,

"Hah, aku hampir mati,"

Kata Boni seraya mengelus dadanya karena takut,

Arya geleng-geleng kepala,

"Kamu ini polisi kok takut hantu, penjahat mana takut kalau polisi modelnya kayak kamu Bon... Bon,"

"Kalau sama penjahat aku tidak takut lah Ar, hantu kan ditembak juga nembus, diborgol tidak bisa,"

Boni tak mau kalah,

Arya jadi tertawa sambil menggelengkan kepalanya lagi,

Pemuda tampan itu lantas keluar dari mobil, tanpa menunggu Boni ikut turun juga, Arya pun berjalan ke arah laki-laki berkepala plontos yang tampak sedang minum dari botol,

"Malam Pak,"

Kata Arya memberi salam sambil mendekat,

Laki-laki berkepala plontos tersebut mengangguk, tampak ia menyunggingkan senyuman,

"Maaf Pak, tadi saya hampir nabrak Bapak, saya tidak lihat Bapak sebelumnya,"

Kata Arya,

Laki-laki itu kembali mengangguk, sambil tersenyum tipis,

Arya lantas mengulurkan tangannya mengajak bersalaman, laki-laki itu sejenak tampak ragu memandang tangan Arya, namun tak lama ia akhirnya menjabat tangan itu juga,

"Arya Pak,"

Kata Arya memperkenalkan diri,

Laki-laki berkepala plontos itu hanya mengangguk, tak menyebutkan namanya untuk memperkenalkan diri pula,

Laki-laki itu tampak memandangi Arya,

"Polisi?"

Tanya si laki-laki berkepala plontos itu,

Arya mengangguk,

Bersamaan dengan itu Boni akhirnya turun juga dari mobil, jalannya terlihat terburu-buru sambil celingak-celinguk ke belakang seolah takut pada sesuatu,

Sambil kemudian berjalan menuju Arya,

Bluk!

Boni menubruk punggung Arya hingga membuat Arya kaget,

Arya yang tengah bicara dengan laki-laki berkepala plontos tentang kejadian beberapa hari lalu di sekitar jembatan ancol jadi menoleh ke arah Boni,

"Ar, suer Ar, tadi ada..."

Suara Boni bergetar,

"Ada apa?"

Tanya Arya,

"Ada... Ada... Ada..."

...****************...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***