15

"Wah lu keterlaluan bilang begitu sama cewek Vin." ucap Haikal begitu mendengar cerita Galvin soal dia yang merasa dijebak oleh Hana.

"Bagaimana gue gak marah coba, dia kan gak mabuk, bisa kan dia nolak gue atau hajar gue seperti waktu di Jepang." Galvin mengatakannya sambil mengacak-acak rambutnya, karena kini keperjakaannya merasa telah di rampas oleh Hana malam itu.

"Ya mungkin saking cintanya sama lu." ucap Haikal dengan santai.

"Ya seperti apa yang lu lakukan sama adek gue, gitu?"

"Lah malah bahas masa lalu, lagian sekarang Ghisell sudah jadi bini gue."

Galvin menghela nafas berkali-kali, dia tidak ingin sampai mamanya tau dia telah berhubungan badan dengan Hana di luar pernikahan. Pasti mamanya sangat kecewa.

"Bagaimana pun juga lu sudah lihat kan darahnya, itu artinya lu yang pertama kali melakukannya, ya lu harus bertanggungjawab lah." Haikal malah menyarankan Galvin untuk bertanggung jawab sama Hana.

"Tapi itu masalahnya bro, lu bisa bayangkan gak jadi gue. Itu pertama kalinya gue melakukannya sampai keperjakaan gue hilang. Tapi gue sama sekali gak ingat melakukannya, gak tau rasanya bagaimana."

Haikal malah terkekeh, "Ya gampang tinggal lu ulangi lagi nanti sama dia kalau kalian udah nikah, iya kan?"

Galvin langsung sewot, "Gak lah, gue memiliki tipe ideal sendiri bagaimana calon istri gue. Kalau pun gue nikahin Hana nanti, itu hanya satu bulan saja untuk memastikan Hana hamil atau tidak. Gue gak akan menyentuhnya lagi."

"Maksud lu tipe ideal istri lu kayak Lea yang jadi model di Amerika itu."

"Nah kurang lebih seperti itu. Dia pacar gue yang paling sempurna."

"Percuma juga sempurna kalau lu nya gak cinta."

Galvin terdiam jika telah menyangkut soal cinta. Karena dia untuk pertama kalinya merasakan hatinya berdebar saat bertemu dengan gadis cupu bernama Hana itu, 8 tahun yang lalu.

"Itu yang membuat gue semakin kesal, mengapa namanya harus sama dengan cinta pertama gue. Sekilas agak mirip juga. Gak mungkin lah orang meninggal hidup lagi, iya kan?"

"Ya gak lah." Haikal terdiam sejenak, "Hmm... itu karena mungkin saking lu cintanya sama gadis itu makanya lu pikir mereka mirip hanya karena namanya sama."

"Mungkin juga. Kepribadiannya saja sangat jauh berbeda."

"Eh tapi serius lu gak inget apa-apa saat melakukannya?"

"Serius, gak ingat apa-apa gue."

Haikal malah tertawa meledek. "Kasian bener kakak iparku ini, padahal rasanya itu sangat wah, pokoknya gue jamin lu bakal nagih kalau tau rasanya."

"Jangan bikin gue ngiler lu." Galvin malah dibuat kesal sama adik iparnya itu.

Haikal malah semakin terkekeh, "Coba aja sekali lagi sama Hana nanti. Ghisell saja kelepek-klepek gara-gara 1001 gaya yang gue lakukan sama dia."

"Gak lah, cukup satu kali gue kecolongan begini. Gue yakin cewek itu licik. Dia pasti ngincar harta gue makanya rela melepaskan keperawanannya buat gue."

"Jangan menilai sesuatu dari statusnya, bisa saja dia benar-benar tulus cinta sama lu. Makanya Tuhan mengirim Hana yang lainnya buat lu. Jangan terlalu benci sama orang, entar lu bucin lho sama dia."

"Gak lah, gak akan pernah. Gue jamin gue gak akan pernah cinta sama wanita licik itu. Setelah satu bulan menikah, gue langsung ceraikan dia."

"Gue berani taruhan, gue yakin nanti ceritanya akan berbeda. Itu artinya kunci lu sudah menemukan gembok yang lu cari."

"Gembok apaan sih?" Galvin malah kesal dengan ucapkan adik iparnya itu. "Lha kok lu malah ngarep gue jatuh cinta sama cewek itu? Atau mau gue pecat nih jadi adik ipar gue?" Galvin mengatakannya sambil bercanda.

"Ish jangan lah. Kapan lagi lu dapat adik ipar ganteng kayak gue."

Drrrttt... Drrrttt...

Haikal mendapatkan telepon dari istrinya.

"Kenapa sayang?" tanya Haikal.

"Galvin lagi sama kamu gak? Ponselnya gak aktif soalnya."

"Ada memangnya kenapa?"

"Ini ada calon istrinya Galvin datang ke rumah mama. Sekarang dia lagi masak bareng mama."

Galvin dan Haikal terkejut mendengarnya. Mereka segera belarian dari cafe itu, tidak salah lagi itu pasti Hana, Galvin takut Hana akan berbicara macam-macam soal kejadian malam itu. Sesuai ancaman dari Hana.

Galvin dan Haikal telah sampai di depan rumah. Di sambut oleh Nihco yang sedang memakan coklat.

"Papa, Om Galvin."

Haikal langsung menggendong putranya, "Wah coklat dari siapa ini?"

"Tante Hana." jawab Nicho. "Tante Hana orangnya cantik dan Baik Pah."

Galvin segera masuk ke dalam rumah untuk mencari Hana dengan begitu emosi, dia takut Hana memperlihatkan foto kejadian semalam pada keluarganya.

Rupanya Hana sedang berada di dapur.

Namun langkah Galvin terhenti begitu melihat Hana yang sedang bercanda tawa dengan mama dan adiknya, sambil memasak.

Mama Ghea membersihkan wajah Hana dengan tisu, karena terkena cipratan adonan kue.

"Biar sama saya aja tante." Hana merasakan hatinya bergetar saat diperlakukan dengan baik oleh keluarga Galvin.

"Gak apa-apa, panggil saja mama. Baru kali ini lho ada pacarnya Galvin datang ke sini. Galvin gak pernah sekalipun memperkenalkan pacarnya sama mama."

Bahkan Galvin hampir terhipnotis begitu melihat Hana tersenyum begitu tulus pada mamanya, dia akui Hana begitu manis dan terlihat sangat cantik jika tersenyum manis seperti itu.

No, ingat Galvin, perempuan itu licik, jangan sampai kamu jatuh cinta sama dia.

"Nah itu ada Galvin." Rupanya Ghisell menyadari kehadiran Galvin yang sedang memperhatikan mereka dari kejauhan.

Galvin segera masuk ke dalam dapur, dia langsung menarik tangan Hana membawanya pergi dari dapur, "Ayo ikut aku!"

...****************...

Pengumuman GA

Syaratnya:

Follow akun noveltoon saya, DF_14

Ikuti novel ini sampai tamat, jangan lupa tinggalkan komentar.

Hadiah

1) Pemberian Gift Terbanyak

Pemberian Gift Terbanyak Pertama 100k

Pemberian Gift Terbanyak Kedua 50k