9

"Wah bukannya kamu juga memiliki One-R, tapi mengapa kamu malah ingin aku menjadi model iklan di TVC Media." tanya Morgan kepada Samuel begitu dia mendengar apa yang Samuel bicarakan padanya. Saat ini dia ada di apartemen Morgan.

"Hanya ingin membantunya. Bagaimana pun dulu kami berteman."

"Tapi sayangnya aku tidak ingin bekerjasama dengan musuhku itu."

"Aku akan memberikan apapun yang kamu mau asalkan kamu mau bekerjasama dengan dia."

"Wah segitu pedulinya kamu sama bekas temanmu itu." Morgan terperangah mendengarnya sampai dia menepukan tangannya.

"Tapi aku ingin jangan sampai Galvin tau bahwa aku yang sudah membujuk kamu. Dan jangan pernah sekalipun menyebut namaku , apalagi cerita ke orang lain kalau kita pernah satu sekolah." Samuel tidak ingin Hana tau Galvin dan Samuel pernah berteman dulu.

"Oke, biar aku pikirkan." Bagi Morgan uang adalah segalanya.

...****************...

"Hm... jangan sampai Hana bertemu Morgan dan tau kalau aku dan Galvin satu sekolah."

Saat itu Samuel sedang berada di kamar hotel, milik keluarganya, dia memiliki tempat khusus untuk bersenang-senang dengan seorang wanita.

Lalu ada seorang wanita memeluknya dari belakang. Dan wanita itu adalah Pingkan. Saat itu Samuel sedang tidak memakai bajunya, hanya memakai celana saja.

"Itu artinya mereka akan saling menyakiti?" tanya Pingkan sambil meraba-raba dada Samuel, dan tangannya perlahan turun ke perutnya yang sixpack.

"Itu yang aku harapkan, ayah Hana adalah orang yang telah membuat perusahaan ayahku bangkrut sampai ayahku meninggal. Dan ibuku malah menikah lagi dengan ayah tiri yang kejam. Karena itulah aku membunuh ayah tiriku agar tidak menyiksa kami lagi."

"Dan tentu saja semua harta warisan jatuh ke tangan kamu dong." Pingkan mengatakannya sambil terkekeh, walaupun hatinya sangat takut saat mendengar ucapan Samuel yang bilang begitu entengnya dia membunuh seseorang. Samuel tidak tau bahwa saat ini Pingkan sedang merekam pembicaraan mereka.

"Hmm... iya."

"Apa kamu juga yang membakar rumah orang tuanya kak Hana?"

"Ya itu pertama kalinya aku membunuh seseorang. "

"Lalu apa hubungannya dengan pria yang bernama Galvin itu?"

Samuel terdiam sejenak, sambil menghirup nafas dalam-dalam, "Karena gadis yang aku sukai mati gara-gara dia."

Ya dulu saat masih SMA, ada seorang gadis terang-terangan nembak Galvin. Gadis itu bernama Mitha. Namun Galvin menolaknya tanpa merasa berdosa sama sekali. Membuat wanita itu sangat malu karena telah di tolak oleh Galvin, dan diketahui banyak orang. Saat itu Galvin memang belum memikirkan soal pacaran.

Sampai akhirnya Mitha kecelakaan gara-gara tidak konsen menyetir mobilnya. Dan Samuel menyalahkan itu semua pada Galvin karena hampir setiap hari Mitha selalu curhat tentang dia yang patah hati oleh Galvin. Dari sana lah persahabatan mereka mulai merenggang.

"Dan pria itu merasa sok berkuasa di sekolah. Dia merasa dia paling hebat, bahkan sering membayar aku untuk memberikannya contekan, dia selalu merendahkan aku. Dia selalu mendapatkan apa yang dia mau, karena itu sekarang aku puas karena aku yang sudah mendapatkan Hana. Dan aku akan mengirim cinta pertamanya itu untuk menghacurkan hidupnya. Hahaha... permainan yang sangat menarik."

"Wah sekali tepuk dua nyamuk mati." Pingkan ikut terkekeh. "Tapi apa kamu sama sekali tidak mencintai kak Hana? Dia sangat cantik."

"Bagaimana mungkin aku mencintai anak dari orang yang telah membuat ayahku meninggal?"

Samuel jadi teringat dengan ponselnya Anya yang dikabarkan hilang. "Lalu apa kamu tau dimana ponselnya Anya?"

"Ma-mana mungkin aku tau, memangnya ada apa dengan ponselnya?"

"Itu dia yang aku tidak tau, mengapa ponselnya Anya mendadak hilang. Pasti ada sesuatu yang penting di ponselnya."

"Emm... mungkin juga."

Samuel membalikkan badannya menatap Pingkan, dia menatap tajam pada wanita itu. "Jangan pernah mencoba untuk mengkhianati aku, kalau kamu tidak ingin bernasib sama seperti mereka."

Pingkan pura-pura tersenyum, padahal dia juga sebenarnya menjadi takut kepada pria itu. "Oh tentu saja, aku tidak mungkin berani mengkhianati kamu. Karena aku sangat mencintai kamu."

Samuel mencium bibir Pingkan, lalu mengigit bibirnya sebentar. "Puaskan aku!"

Samuel membuka celananya, dia ingin Pingkan memuaskan dirinya dengan mulutnya.

Pingkan segera berjongkok, dia memasukan sang jantan ke dalam mulutnya membuat Samuel mengerang. "Ahhh... terus sayang!" Dia membantu Pingkan dengan menggerakkan kepala Pingkan dengan cepat.

Setelah merasa puas, Samuel membawa Pingkan ke atas ranjang. Tak menunggu lama lagi, dia langsung melakukan penyatuan diantara mereka.

Samuel sering melakukannya dengan wanita lainnya juga, hanya pada Hana saja dia tidak melakukan hal ini. Dia takut dia akan jatuh cinta pada wanita itu. Karena dia tidak ingin jatuh cinta pada Hana, yang nantinya malah membuat hidupnya hancur pada akhirnya. Karena di hati Samuel hanya ada Mitha, cinta pertamanya.

...****************...

...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...

...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...

...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalian....

...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya....

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***