bab 4. Siapa gadis itu?

Kembali ke dimensi lain.

Setelah beberapa hari Kinaya disitu ia juga terpaksa memakan yang bisa di bilang hampir tidak bisa di makan lagi. Namun bagaimana lagi, bener kata wanita tua itu.  Jika ia tidak mau memakan nya mungkin akan mati kelaparan.

Meskipun warga di sini hidup secara sangat sederhana, tapi melihat keharmonisan keluarga mereka membuat kinaya sangat iri melihat nya.

Ia, yang hidup nya berkecukupan pun tidak pernah merasa kan kasih sayang tulus dari kedua orang tua nya. Seperti kehangatan yang keluarga ini berikan kepada nya.

Sedang kan kedua orang tua Kinaya hanya sibuk, mencari cara bagaimana menghasilkan uang yang banyak dan bahkan tidak pernah peduli terhadap anak mereka, Kinaya.

Suatu malam hujan sedang turun di desa itu, hujan membasahi bumi, dan membuat sayur mayur tumbuh dengan cepat.

Di dalam sebuah kamar kecil, dengan cahaya lampu berwarna kuning dan seprei berwarna merah jambu.

Ya, kamar anak perempuan belasan tahun itu. Namanya Risa, ia putri pertama dari wanita tua dan pria tua itu.

Di dalam kamar di tengah keheningan.

Kinaya ingin memecah kan suasana agar tidak cangung. Ia perlahan memulai pembicaraan dengan bertanya.

Apakah risa bersekolah.?

Namun, Risa menjawab karena keterbatasan orang tua nya ia tidak dapat bersekolah.

Malam semakin larut, dengan hujan yang sedikit lagi hampir reda. Risa terus bercerita kepada Kinaya tentang desa ini.

Dari semua cerita Risa, Kinaya hanya tertarik pada satu bait, Risa mengatakan bahwa ada seorang pangeran tampan di kerjaan, yang menjadi idaman para gadis.

\*\*

Keesokan harinya.

Kinaya pun sedikit penasaran tentang hal itu. Kali ini ia akan pergi mengganti kan wanita tua itu, untuk berkerja di istana sebagai balasan Karena selama ini kelurga ini sudah menampung nya.

Ya, wanita paruh baya itu adalah pelayan di istana sedang kan suaminya berkerja sebagai pembelah batu di tambang.

Wanita tua itu berkerja sudah sejak lama di sana. Tapi, karena usianya yang tak lagi muda membuat ia rentan terkena penyakit.

Kinaya akhirnya mengganti kan nya berkerja.

Di istana seperti biasa Kinaya hanya menjalan kan tugas sebagai seorang pelayan yang semestinya.

Namun, saat Kinaya masuk kedapur Kinaya melihat begitu banyak sayur mayur dan buah-buahan yang tidak ia lihat di desa.

Ingin sekali ia mengambil bahan makanan di sana, untuk di bagikan kepada semua anak di desa. dengan begitu mereka tidak akan kekurangan gizi. tapi ia tidak bisa melakukan nya. Karena jika ketahuan mencuri ia akan mendapatkan hukuman.

Tapi, setidaknya setelah Kinaya kembali dari istana ia memiliki ide yang sangat cemerlang. Ia langsung bergegas menuju ke pasar untuk mencari beberapa bahan makanan. Karena, biasa nya wanita tua pun selalu menggunakan upah nya untuk membeli makanan.

Sesampainya Kinaya di rumah dengan kemampuan memasak nya, Kinaya membuat kan hidangan makan malam yang sangat lezat yang bahkan keluarga itu tidak pernah memakan nya sebelumnya.

"Dari mana kamu belajar memasak ini nak" Tanya pria tua.

Kinaya menjawab kalau ia pernah berkerja di rumah makan. Jika kinaya menjawab restoran mungkin mereka tidak akan mengerti. Apalagi kalau Kinaya menjelaskan bahwa ia adalah seorang ahli gizi. Mungkin Kinaya akan di sangka wanita gila yang terlalu banyak bicara.

Hari semakin hari kinaya sudah menjalani perkerjaan nya sebagai pelayan.

Di suatu ketika, Kinaya pulang agak malam kali ini.

Jalan, yang Kinaya tempuh untuk sampai kerumah harus melawati hutan rimba yang sangat jauh.

Saat ia berjalan pulang ia mendengar suara minta tolong dari dalam hutan. Dengan sedikit keberanian ia mendekati suara yang di dengar nya .Ternyata suara tersebut ada di balik semak belukar.

Kinaya menghampiri nya dan betapa terkejutnya ia melihat Seorang pria dewasa yang tangan nya terluka terkena busur panah.

Tiba-tiba petir bersambaran di langit. Cuaca yang mendung langsung saja memicu hujan turun.

Kinaya dan pria tersebut berteduh di sebuah bilik kosong di tengah hutan.

Ia mengobrak-abrik isi bilik, berharap menemukan suatu untuk mengobati pria tersebut.

Kinaya, tidak menemukan apapun di sana ia hanya bisa merobek sedikit bagian bawah baju nya. (Baju yang kinaya kenakan adalah baju khas wanita desa pada masa kerajaan itu).

Iya membalut luka di tangan pria itu, setidaknya bisa menghentikan darah nya.

Ia, pertama mengira kalau busur panah yang mengenai bahu pria itu busur biasa.

Namun, Kinaya salah ternyata busur panah itu beracun.

Pria tersebut setengah sadar saat ini ia tidak bisa melihat dengan jelas gadis yang di hadapan nya itu.

Ia mendesah kesakitan.

Kinaya tidak tega melihat nya. Lalu kinaya bergegas berlari menerjang hujan untuk mencari daun yang ia tahu manfaat nya untuk menetralisir racun.

Saat kinaya kembali ke gubuk ia langsung saja menaruh daun tersebut di lukanya.

Malam semakin larut, dirumah sederhana yang biasa Kinaya tempati, kedua pasangan paruh baya tersebut khawatir dengan keadaan kinaya yang tak kunjung pulang malam itu.

Kinaya bermalam di gubuk tua itu bersama seorang pria yang sedang merintis kesakitan.

Sedangkan di istana semua orang sedang mencari pangeran yang belum pulang saat pamit pergi memburu kali ini.

Siapa yang sangka pria yang saat ini bersama Kinaya adalah pangeran yang jadi idaman para wanita.

~~ Malam begitu cepat berlalu.

Keesokan Pagi nya Kinaya terbangun dari tidurnya tapi ia tidak mendapati Pria yang ia tolong semalam. ia mencoba keluar menulusuri jalan yang becek yang banyak genangan air bekas hujan, dan juga daun yang masih sejuk karena embun Pagi. Namun kinaya tetap saja tidak menemukan Pria itu. Ia meneruskan langkah kaki nya dan pulang ke rumah.

Dirumah, ia melihat Pasangan Paruh baya dengan raut wajah sedikit khawatir. Ia mencoba mendekati nya, namun wanita tua itu langsung menghampiri Lalu memeluk nya. Betapa terkejutnya kinaya melihat Pemandangan Pagi ini, ia sangat tersentuh dengan Pelukan wanita Paruh baya itu, serta sang Pria tua yang langsung saja menanyakan keadaannya.

Kinaya menjelaskan apa yang terjadi semalam. Namun, tidak menyebut kan tentang Pria yang ia tolong semalam. ia hanya menjelaskan sedikit bahwa ia tidak bisa pulang karena hujan yang begitu besar, membuat ia harus berteduh di sebuah gubuk tua di dalam hutan..

Matahari sudah setengah naik hari ini. Kinaya hanya pulang sebentar. Karena ia harus kembali lagi ke istana untuk melakukan Pekerjaan nya hari ini. Disepanjang jalan yang ia telusuri ia coba mencari-cari mana tau ia bisa menemukan Pria yang semalam, dan berharap ia baik” saja.

Kinaya tiba di istana,  juru masak istana kali ini sedang tidak berada di istana. Jadi sang ratu agung meminta untuk membuat kan sup untuk Pangeran yang sedang sakit Panas. Para Pelayan istana tidak ada yang berani membuat kan sup tersebut. karena memang sang Pangeran sedikit pemilih tentang makanan. Jika ia tidak menyukai nya maka ia tidak akan memakannya. Lalu Pelayanan yang membuat nya akan mendapatkan hukuman.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***