Begitu sampai di foodcourt, Vera segera memesan ke stand yang menjadi pilihan mereka. Sedangkan Brian, Sifa dan juga Leoni duduk dimeja yang sudah mereka pilih. Kebetulan saat itu keadaan di Mall tidak terlalu ramai jadi mereka bisa memilih tempat duduk yang mereka inginkan.
Begitu Vera sedang memesan makanan, Brian memiliki ide jahil. Dia melihat punggung Vera yang masih memesan makanan, kemudian dia menyunggingkan senyumnya.
"Ow ya Kak, Dek. Kalian manggil tante Vera Mommy ya?" tanya Brian kepada Sifa dan Leoni.
"Iya Om." jawab keduanya.
"Nah, kalau Mommy kan pasangannya Papi. Jadi kalian harus manggil Om Brian Papi donk jangan Om lagi. Masa manggilnya Mommy sama Om, kan gak cocok. Bener gak?" ucap Brian.
Sifa tampak berpikir, seakan membenarkan perkataan Brian. Sedangkan Leoni yang masih kecil pun tidak terlalu paham dengan hal seperti itu.
"Gitu ya Om?" tanya Sifa.
"Iya donk. Jadi kalian jangan panggil Om lagi, tapi panggil Papi. Oke?"
"Iya deh Om, eh Papi." jawab Sifa yang kemudian diikuti oleh Leoni.
Brian hanya memberikan jempol untuk mereka tanda bahwa mereka pintar. Dan dalam hati Brian merasa senang karena secara tidak langsung dia sedang dijodohkan dengan Vera, menurutnya.
Begitu Vera selesai memesan makanan Vera menghampiri mereka dan duduk disebelah Brian karena hanya ada 1 kursi itu yang tersisa.
"Gimana tadi, seneng gak mainnya?" tanya Vera kepada Sifa dan Leoni.
"Seneng donk Mommy!" seru mereka bersamaan.
"Syukur deh kalau seneng." jawab Vera ikut tersenyum mendengar jawaban mereka.
"Ow ya habis makan, jadi beli es krim gak nih?" tanya Brian.
"Jadi donk Papi!" jawab mereka kompak.
"Oke deh!" jawab Brian senang dan sengaja melirik Vera untuk melihat reaksinya seperti apa ketika mendengar Sifa dan Leoni memanggilnya Papi.
"Papi?" tanya Vera dengan mengerutkan kening menatap mereka satu persatu.
"Iya donk Mommy. Kan Mommy pasangannya Papi, kalau kita panggil Mommy jadi pasangannya Papi donk." jawab Leoni sesuai dengan apa yang dia tahu.
Mendengar penjelasan Leoni, seketika Vera langsung menoleh ke Brian yang berada disampingnya. Disana terlihat Brian hanya tersenyum dengan memamerkan giginya. Vera hanya bisa menggelengkan kepalanya.
...****************...
Saat ini mereka sudah berada diperjalanan pulang menuju ke rumah Erni. Setelah bermain, makan malam dan juga menikmati es krim akhirnya Sifa dan Leoni pun kecapekan. Mereka terlihat tidur dikursi belakang.
"Pantesan gak ada suaranya, mereka tidur ternyata." lirih Vera yang masih bisa didengar oleh Brian dan menoleh ke arah kursi belakang.
Brian yang mendengarnya pun melihat ke spion diatasnya. Dan benar saja bahwa Sifa dan Leoni sudah tertidur.
"Ya uda biarin aja nanti kalau sampai biar aku gendong aja gak apa-apa." jawab Brian.
Vera hanya menganggukkan kepalanya.
Beberapa saat berlalu akhirnya mereka sampai dirumah Erni. Sebelum mereka turun Brian menahan Vera terlebih dahulu dengan memegang tangannya.
"Tunggu Ver, kapan-kapan mau ya aku ajak jalan? Tapi berdua aja jangan sama anak-anak." ucap Brian serius.
"Kog cuma berdua?" tanya Vera.
"Iya aku pengen bisa lebih deket sama kamu." jawab Brian dengan sedikit gugup.
Dan sangat terasa digenggaman tangan Vera bahwa tangan Brian begitu dingin.
"Ya tergantung." ucap Vera dengan menahan tawa, karena dia yakin bahwa dengan jawabannya itu pasti akan membuat Brian kesal lagi.
"Ahh gitu lagi kan jawabnya!" seru Brian dengan kesal sambil melepaskan tangan Vera yang semula digenggamnya.
Vera hanya tertawa lirih kemudian membuka pintu mobil dan turun dari mobil.
"Uda ayo gendong anak-anak kasihan mereka." ucap Vera sambil membuka pintu belakang.
"Iya-iya." jawab Brian dengan menahan kesal tetapi dia tetap mengikuti apa yang diperintahkan oleh Vera.
...****************...
Cie..cie ada yang kesel nih 🤭
Tetap semangat yok 💪
Tinggalkan jejak like, komen dan hadiah 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments