“ Silahkan anda beristirahat Nyonya! Pukul 15.00 anda harus bersiap – siap untuk menghadiri acara resepsi dan menyapa rekan – rekan bisnis Tuan Akram.” Ucap seorang pria yang memakai setelan jas hitam yang merupakan kepala pelayan keluarga Ghazalan.
“ Terima kasih pak!” kata Freya pelan.
“ 15 menit lagi makanan akan saya antar ke kamar ini Nyonya.” Imbuhnya
“ Baiklah,” ucap Freya menutup kembali pintu kamar di salah satu hotel yang paling bergengsi di negara ini. Setelah kepala pelayan tersebut undur diri.
Dengan tubuh yang lemas dan lunglai, Freya menyeret kakinya menuju ranjang yang berukuran king size.
“ Haaah!” dengus Freya menjatuhkan tubuhnya ke ranjang.
Ia menatap langit – langit kamar dengan air mata yang luruh begitu saja telah membasahi pipinya. Ia merenungi nasib sial yang menghampiri hidupnya silih berganti.
“ Ya Allah, apa yang harus hamba lakukan sekarang, di hari pernikahan ini yang sama sekali tidak di ketahui oleh orang – orang terdekatku. Apakah ini jalan yang salah? Berilah petunjuk Mu ya Allah.” Ucap Freya mengadukan nasibnya kepada Tuhan sang pemilik hatinya.
Tanpa di sadarinya, Freya tertidur dengan gaun pengantin yang masih melekat di tubuhnya. Entah karena ia merasa lelah akan hidupnya Freya tidak merasa terganggu dengan gaun pengantin yang ia kenakan. Freya sudah memasuki alam mimpinya dengan damai.
“ Freya tolong aku......” teriak seorang gadis kecil dengan rambut yang di kepang dua memanggil – manggil nama sahabatnya.
“ Dara bertahanlah, aku akan menolongmu!” ucap seorang gadis yang seumuran dengannya berusaha mendobrak pintu kamar mereka yang sudah di kelilingi oleh api.
Ya terjadi kebakaran yang hebat di sebuah panti asuhan di mana kedua gadis tersebut di asuh sejak bayi, karena mereka bernasib sama yang tidak di inginkan oleh kedua orangtua mereka, mereka pun menjadi sahabat kental sampai usia mereka 11 tahun.
Pada saat kegiatan amal yang di selenggarakan di panti asuhan ini, tiba – tiba terdengar sebuah ledakan kuat yang berasal dari ruang belajar anak – anak. Dengan seketika api menjalar ke bangunan lainnya. Semua orang panik menyelamatkan diri mereka masing – masing.
Brakkkkkk, pintu berhasil di dobrak oleh gadis kecil yang dengan beraninya menyelamatkan sahabatnya dari kepungan api yang mulai menjalar ke kamar mereka.
“ Bertahanlah Dara, aku akan mengeluarkanmu dari sini.” Teriak gadis kecil tersebut yang bernama Freya.
“ Cepat Freya! Uhuk...uhuk....” panggil – panggil gadis kecil yang bernama Dara.
Dengan segera Freya menerobos pintu kamar untuk menyelamatkan sahabatnya sambil memapahnya dengan sekuat tenaganya.
“ Tolong...tolong kami....” teriak Freya meminta tolong kepada siapa saja yang mendengar teriakannya.
Sambil menerobos lobi, mereka berusaha berjalan menuju pintu keluar sebelum api menyambar ruangan lainnya. Namun sayang, api begitu cepat merambat hingga lokasi mereka berdiri hampir terkepung oleh api.
Tanpa memikirkan keselamatan dirinya, Freya melihat kaca jendela yang berada di sampingnya. Melihat ada sebuah kursi, dengan sisa – sisa tenaganya Freya mengangkat kursi dan menghantamkan ke kaca jendelanya. Dengan beberapa kali hentakan, akhirnya kaca pecah berserakan di bawah.
Freya langsung mengeluarkan Dara terlebih dahulu sebelum dirinya yang keluar. Kemudian, Freya mengambil ancang – ancang untuk melompat dari jendela. Tetapi baru saja kakinya ingin menginjakkan di tepi jendela, terdengar suara teriakan dari kejauhan. Mendengar hal itu, hati Freya tergerak untuk menolongnya karena merasa Dara pasti sudah aman. Tanpa berpikir panjang ia pun berbalik arah, mencari arah suara teriakan tersebut.
“ Tolong.... siapa pun tolong aku?” teriak seorang anak laki – laki yang berusia sekitar 15 tahun. Kakinya terjepit oleh sebongkah kayu yang roboh.
Freya melihat sesosok bayangan yang berada di balik kepulan api yang sudah mengepungnya. Tanpa berpikir panjang, Freya menerobos api dan melihat sesosok pria yang sudah terduduk lemas.
“ Hei, tuan bertahanlah! Aku akan segera menolongmu! Kau usahakan harus tetap menjaga kesadaranmu.” ujar Freya sambil berusaha mengeluarkan kakinya dari jepitan kayu.
“ Ah, terima kasih!” ucap anak laki – laki tersebut berusaha menjaga kesadarannya dan berusaha melihat wajah orang yang telah menyelamatkannya. Di saat Freya berusaha menyelamatkannya, anak laki – laki tersebut diam – diam mengambil jepit rambut anak perempuan tersebut. Dan memasukkannya ke dalam saku celananya.
“ Ayo! Kita harus segera pergi dari sini. Sebelum api semakin menyebar luas. Apa kau bisa jalan tuan!” ucap Freya sambil membantu anak laki – laki tersebut berdiri. Api semakin menyebar luas menyambar barang – barang yang ada di sekitarnya.
Melihat situasi api yang semakin cepat merambat, Freya teringat ada ruang bawah tanah yang berada tidak jauh dari posisi mereka. ia berharap api belum menyambar pintu masuk ruang bawah tanah tersebut.
Dengan menjaga tenaga yang masih tersisa, Freya terus berjalan sambil memapah anak laki – lakinya berjalan menuju ruang bawah tanah.
“ Huft, syukurlah! Pintunya masih belum kena api, jadi tidak terasa panas. Ah tuan aku bisa meminjam jas mu?” ucap Freya lalu membuka pintu dengan menggunakan jas agar tidak terlalu panas saat membuka gagang pintu.
“ Ah Alhamdulillah, pintunya bisa terbuka. Mudah – mudahan tempat ini menjadi tempat yang aman dari semburan api. Ayo tuan! Kita masuk.” Ajak Freya menuruni anak tangga menuju ruang bawah tanah. Setelah menutup pintu kembali Freya terus menuruni anak tangga. Karena Freya sudah sangat hafal letak ruang bawah tanah tersebut, Freya langsung menuju kamar tempat favoritnya.
Bruk....seketika tubuh mungil Freya terjatuh di atas kasur dengan kesadaran yang sudah tidak dapat ditahan lagi, Freya pingsan karena kelelahan dan terlalu banyak menghirup asap.
“ Hei! Kau tidak apa – apa? jangan mati di sini, lalu bagaimana dengan diriku?” ucap anak laki – laki tersebut sedikit panik melihat tubuh Freya tidak bergerak lagi. Ia pun menggoyang – goyangkan tubuh Freya namun tetap tidak bergeming.
Tangannya di arahkan ke hidung Freya untuk memastikan apakah ia masih bernafas atau tidak.
“ Ah syukurlah, ternyata kau hanya pingsan! Terima kasih sudah menyelamatkanku gadis kecil. Aku pikir aku akan mati di tempat ini.” Ucapnya lega.
Ia mengamati Freya yang sudah terlelap ke alam mimpinya, matanya tertuju ke lengan kanan Freya yang terkena luka bakar.
“ Kau sangat kuat bisa menahan luka sebesar itu tanpa keluhan sakit sedikitpun hanya demi menyelamatkan nyawa ku kau rela membahayakan nyawamu sendiri demi orang yang tidak kau kenal sama sekali. Ckckck dasar bodoh..” imbuhnya sambil mengalungkan sebuah kalung liontin berbentuk bintang dengan batu blue sapphire di tengah itu miliknya ke leher Freya.
“ Aku akan mencarimu kembali dan mengambil milikku yang aku titipkan padamu. Jadi jagalah baik – baik liontin ini.” Ucapnya sambil membaringkan tubuhnya di sisi tubuh Freya dan menutup matanya. Karena ia pun merasa kelelahan ia pun tertidur menyusul Freya ke alam mimpinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments