Bhuvi yang sudah berganti pakainya dan sekarang sedang berbaring dengan sosok yang dulu pernah ada untuknya, Bhuvi tidur di pangkuannya dengan masih air mata yang mengalir, namun sosok yang bernama Abi itu dengan setia mengusap kepala Bhuvi.
"Kau jangan terus menangis Bhuvi, aku akan disini, aku tak akan meninggalkan mu, maafkan aku yang telah meninggalkan mu waktu itu "
"Kenapa kau bisa meninggalkan ku "
"Panjang ceritanya sayang, tapi aku janji akan menceritakan semuanya nanti padamu, tapi nanti tidak sekarang "
"Aku tidak menyangka suamiku selingkuh Abi, kenapa dia begitu padaku, apa kurangnya aku Abi "
"Sudah aku pernah ingatkan padamu jangan terima lamaran dari laki-laki itu, sudah aku katakan dia bukanlah laki-laki baik untukmu tapi kau malah setuju dan menikah dengannya. Kau sama sekali tak ada kekurangannya Bhuvi kau begitu sempurna suami mu saja yang buta "
Bhuvi mendongakan kepalanya ke arah sosok laki-laki itu "Aku tidak bisa menolak Abi, aku sudah berbicara pada nenekku kakekku ayahku ibuku kalau aku tidak mau menikah dengannya, aku tidak mau tapi mereka tetap memaksaku untuk menikah. Aku sebagai anak hanya bisa pasrah dan mengikuti apa kemauan mereka, aku tidak bisa menolaknya dan saat aku ingin berbicara padamu meminta pendapat mu, kau malah pergi meninggalkanku kau ke mana kenapa kau tiba-tiba pergi aku sudah memanggil memanggil namamu tapi kau sama sekali tidak ada, kenapa Abi"
"Saat kau mendengar ceritanya mungkin kau akan marah pada keluargamu, tapi ini bukan saatnya aku bercerita tentang aku yang tiba-tiba menghilang dari kehidupanmu, aku sekarang hanya ingin menenangkanmu Bhuvi, aku akan selalu menjaga dirimu. Apa yang kau inginkan apa aku perlu menghancurkan laki-laki itu apa aku perlu membunuhnya aku bisa mengeluarkan energiku lebih banyak hanya untukmu"
Bhuvi menggelengkan kepalanya dia memeluk pinggang laki-laki itu dan menyembunyikan wajahnya pada perut Abi, sungguh dirinya begitu bahagia bisa bertemu dengan sosok ini kembali, tapi sekarang hatinya sedang sakit oleh laki-laki yang sudah dirinya cintai memang ada sedikit rasa yang muncul kembali untuk Abi tapi rasa cintanya sudah terlanjur besar pada Aji suaminya.
Saat Bhuvi akan kembali berbicara tiba-tiba pintu terbuka ternyata itu suaminya, Bhuvi segera bangkit sambil mengusap air matanya.
"Di bawah ada Karina aku sudah menyuruhnya untuk kemari, dia akan menjelaskan semuanya ayo kau turun dan dengarkan penjelasannya, aku benar-benar tidak mengkhianatimu Bhuvi. Aku sama sekali tidak menghianatimu. Ayo turun ke bawah dan berbicaralah pada dia" Aji mencoba berbicara dengan begitu lembut jangan sampai menyakiti hati sang istri.
Bhuvi tanpa menjawab apa yang suaminya katakan langsung saja turun diikuti oleh sosok Abi, yang begitu kesal saat menatap kembali sosok laki laki bejat ini.
Bhuvi langsung duduk saat Karina langsung bangkit dan kembali duduk saat Bhuvi sudah duduk "Nyonya saya ingin menjelas kan sesuatu" ucap Karina
"Apa ini selingkuhan suami mu, begitu jauh dengan mu sayang, dia tak cantik seperti mu Bhuvi, dia jauh di atas mu, kau jangan kalah dengan dia, ingat tenang dan jangan terbawa emosi, kau harus terlihat anggun " bisik Abi yang duduk disamping Bhuvi
Aji yang akan duduk disamping sang istri tak jadi, entah kenapa baru saja duduk pantatnya sudah panas, karena ternyata itu ulah Abi, yang tak mau Aji duduk disamping permaisurinya.
Aji akhirnya duduk di kursi singel dan duduk menatap kedua perempuan ini.
"Apa yang ingin kau jelaskan " tanya Bhuvi
"Maaf nyonya, aku sungguh minta maaf semua yang anda lihat itu hanyalah salah faham, semuanya hanyalah salah faham aku dan suami mu hanyalah salah faham tuan Aji mana mungkin mau dengan saya"
"Bohong Bhuvi mereka sedang melakukan sandiwara, mereka merencanakan sesuatu untuk mengelabuimu " kembali Abi berbicara.
"Waw kesalah fahaman yang begitu tiba tiba, mau apa memangnya kau tadi duduk dipangkuan suamiku "
"Emm itu hanyalah kesalahan tadi aku hampir jatuh dan terduduk dipangkuan suamimu, aku kemari untuk menjelaskan itu semua, aku tak mau kalian berdua bertengkar gara gara diriku "
"Lebih baik kau percaya dulu saja Bhuvi, buatlah mereka percaya kalau kau memang percaya pada mereka, buatlah mereka berfikir kalau kau memang bisa dibohongi, kau ambil harta laki laki ini sebelum kau meninggalkannya" bisik Abi
Bhuvi tersenyum miring kenapa dirinya tak kepikiran dengan apa yang Abi katakan, benar lebih baik dirinya kuras dulu harta suaminya setelah itu tinggalkan.
"Baiklah aku percaya dengan kata-katamu Karina mana mungkin kan suamiku selingkuh dengan perempuan ya seperti dirimu. Bukan begitu kan mas Aji bukannya aku lebih cantik dan lebih segalanya dari perempuan ini" tanya Bhuvi dengan angkuh.
"Ya sayang mana mungkin aku selingkuh, kau segalanya kau untukku adalah perempuan tercantik yang ada dalam hidupku. Kau tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun"
Abi malah tertawa mendengar perkataan Aji, dan Bhuvi mencoba untuk membuatnya diam " maaf Bhuvi suami mu begitu lucu sampai sampai aku ingin tertawa"
"Baguslah, kau siapa namamu aku lupa, karena sepertinya untuk ku, namamu tak penting, tapi untuk menghormati mu siapa namamu "
"Aku Karina "
"Hemm Karina baiklah, kau bisa keluar dari rumahku, sudah selesaikan pembicaraan kita tak ada yang perlu kita bicarakan lagi, semuanya sudah selesai"
Karina menatap Aji dan kembali menatap Bhuvi "kenapa kau menatapku Karina apa ada yang ingin kau katakan padaku, apa ada sesuatu yang ingin kau katakan ya mungkin sebuah kebenaran"
"TI tidak ada nyonya saya hanya hanya "
"Apa " potong Bhuvi
"Emm saya permisi"
"Ya silahkan pintu keluar ada disana kau bisakan keluar sendiri"
"Tentu nyonya saya permisi"
Karina langsung keluar dan Aji berjongkok sambil memegang tangan sang istri " terimakasih sayang kau sudah mau memaafkan ku, kau sudah dengar sendiri kan kalau aku tak berselingkuh, kalau ini hanyalah kesalah fahaman saja"
"Ya aku tahu kau tak begitu lebih baik kau bekerja lagi"
"Aku akan bersama mu sayang"
"Tidak usah lebih baik kau bekerja bukankah pekerjaan lebih penting daripada diriku, aku baik-baik saja di rumah sendirian aku sudah terbiasa kau tinggalkan di rumah sendirian Aji jadi lebih baik pergilah bekerja"
"Kau yakin kan tak apa dirumah sendirian"
"Tentu"
Aji mencium tangan Bhuvi lalu bangkit dan mencium kening Bhuvi"Aku akan pulang secepatnya sayang"
"Hemm "
Bhuvi bangkit dan meninggalkan suaminya, hatinya sakit melihat kebohongan yang dibuat suaminya.
"Kau tak usah sedih Bhuvi aku ada disampingmu untuk menguatkan mu, aku akan selalu bersama mu, aku akan menjaga mu kembali ,tak akan ada yang bisa menyakitimu sayang " ucap Abi sambil mengandeng tangan Bhuvi.
Kembali Adi mengulang kata katanya untuk menguatkan Bhuvi, karena memang dirinya akan melakukan itu, dirinya tak akan membiarkan permaisurinya disakiti seperti ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Adila Ardani
apakah Abi ini sesosok hantu?
2022-11-04
0