"Hai nona, apa kabar? Masih ingatkah dengan saya?” sapa salah seorang preman yang mendekatinya.
“Akh.., sial mereka mengepungku!
Safiya bersiap jika mereka mulai menyerangnya.
“oh... kalian! Ternyata kalian punya geng ya..? Safiya Tidak terlihat takut sedikitpun, padahal die dikepung oleh delapan pria sekaligus.
“ Kalian pikir saya takut? Kalian para lelaki tidak malu ya mau mengeroyok seorang wanita ha?!" wajah safiya yang tadi santai berubah menjadi dingin dengan tatapan matanya yang liar. Seolah hewan buas yang ingin memangsa buruannya.
safiya melihat dengan tajam setiap gerak gerik preman itu.
“ Cih!! Wanita ******! Kami ingin memberikanmu pelajaran agar tidak menjadi pahlawan kesiangan lagi! Para preman mulai menyerang Safiyah..
“Buk buk buk ," safiya dengan lincahnya menendang meninju preman itu satu persatu. tidak sedikit pun ia beri kesempatan kepada mereka untuk menyerang Safiyah.
Tanpa disadari oleh Safiyah salah satu preman mengeluarkan pisau dari balik bajunya dan mengarahkan ke tubuh Safiyah.
“ buk, buk”
“akh.., suara preman yang memegang pisau itu mengerang kesakitan.
Safiya langsung menoleh, dan mendapati preman itu dilumpuhkan oleh seorang laki-laki yang tidak lain adalah Elno.
Kebetulan Elno melewati gang buntu itu dan melihat ada perkelahian seorang wanita dikeroyok delapan pria sekaligus. Ya otomatis Elno ingin membantunya.
Saat safiya menoleh betapa terkejutnya Elno jika wanita yang dikeroyok itu gadis galak nya.
Dengan kecepatan dan kelincahan Elno. Safiyah mematung ditempatnya dan memperhatikan setiap gerakan Elno terlihat mempesona dimatanya, seolah-olah Elno sedang menari-nari didepannya, padahal sedang berkelahi. Elno melumpuhkan para preman itu.
“Jangan pernah kalian menampakkan wajah kalian dihadapanku lagi! Kalau tidak ingin nyawa kalian berakhir!! Pergi sana!!!” Elno melepaskan para preman dan berjalan mengambil jasnya yang tadi ia lepaskan sebelum berkelahi.
Safiya tersadar lalu merapikan pakaiannya dan melangkahkan kaki pergi meninggalkan tempat itu. tapi Tiba-tiba dihadang oleh Elno.
"Anda menghalangi jalan saya tuan!." safiya melototi Elno dengan tatapan matanya yang tajam.
“ hei! Saya sudah menolongmu! Kamu mau pergi begitu saja?” Elno tak terima safiya main pergi saja setelah dia tolong.
“ Apakah saya yang tadi meminta bantuan anda?” tanya safiya
“ Tidak.” Jawab Elno singkat.
“mmm..” safiya tersenyum meremehkan sambil melangkah kan kalinya.
Baru selangkah safiya melangkahkan kakinya, tiba-tiba tangan Safiyah ditarik oleh Elno. Dalam sekejap tubuh Safiyah menabrak dada kekar Elno dan mata mereka pun bertemu satu sama lain.
Safiya merasakan aneh didadanya dan jantungnya berdetak kencang. Wajahnya mendongak menatap mata Elno.
Tatapan Elno yang dingin dan tajam telah menusuk dihatinya.
Persekian detik mereka saling menatap, wajah Elno tak terasa mulai mendekati wajah safiya, ia ingin sekali menyentuh bibir mungil itu. Tinggal beberapa senti lagi tiba-tiba saja safiya mendorong tubuh Elno dan melepaskan pelukannya.
“ma maaf, saya terbawa suasana..,” alasan Elno dengan senyum liciknya.
“ta tadi kebetulan lewat dan melihat ada perkelahi.....” Elno terdiam mendengar kata safiya yang singkat
“Terima kasih” ucap safiya sambil berlari meninggalkan Elno.
Elno terdiam melihat tingkah Safiyah yang salah tingkah pergi meninggalkan nya. dan menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal.
......................
Sesampainya di kantor Elno terbayang bayang kejadian tadi siang saat dia memeluk dan hampir mencium bibir mungil Safiyah.
“akhh.. kenapa tidak langsung cium saja tadi ya”..
Elno senyum-senyum sendiri. tanpa ia sadari Mery datang ke ruangannya.
"Elno?.. kau kenapa?"
"me Mery. a aku tidak apa-apa." jawab Elno terbata-bata. ia tidak ingin temannya ini tahu apa yang dia bayangkan barusan.
"Ada apa kau kemari, Mery? Elno dengan lembut bertanya.
"Tolong kau tanda tangani ini," Mery memberikan berkas kepada Elno.
Elno memperhatikan berkas itu lalu menandatanganinya.
"ini sudah" Elno langsung memberikan berkas itu kepada Mery.
sambil mengambil berkas itu Mery mengajak Elno untuk makan siang bersama.
" Elno, kau belum makan siang kan? ayo kita pergi makan."
Elno menyetujui ajakan Mery, dan mereka pun pergi meninggalkan kantor berdua.
kejadian ini dilihat oleh ibu Endang yang tersenyum melihatnya.
......................
“ safiya..., Sudah pulang ya,” tanya Neni yang sedari tadi menunggunya pulang
“ hmm..” hanya dijawab deheman oleh Safiyah membuat Neni bingung.
“ Safiya..! Kamu sakit?! Teriak neni
Safiya langsung menoleh karena terganggu oleh teriakan Neni.
“ tidak, aku sehat kok. Aku lagi capek aja.,” Safiya merebahkan tubuhnya di sofa dan memejamkan matanya.
Saat memejamkan matanya safiya mendengar ada notifikasi dari di handphone nya. Matanya langsung melotot dan duduk melihat notifikasi itu.
"aaaaasa...." safiya teriak dan teriakan mengagetkan Neny yang sedang memakai lipstik sehingga agak tercoret kepipinya.
" Safiya! kau ini kenapa sih? lihat ini mukaku! tercoret gara-gara teriakanmu!" Neni kesal kepada sahabatnya itu.
Notifikasi itu bertuliskan, safiya pemenang perlombaan dan besok harus ke kantor untuk penandatanganan kontrak ditunggu jam sembilan pagi. makanya membuat Safiyah terkejut dan teriak histeris.
" Neni, aku menang perlombaan desain di perusahaan Sanjaya grup!!" safiya memperlihatkan notifikasi itu kepada Neni.
seketika itu juga Neni teriak dan memeluk sahabatnya. "aaaaaaaa.....!!" selamat ya fiyah..." mereka saling peluk.
setelah puas teriak dan peluk. Neni diam dan berkata. " berarti aku tidak menang dong..? hik hik hik.." Neni langsung menangis dan dipeluk oleh Safiyah.
" Sudah jangan nangis Neni. kemenanganku ini juga kemenangan mu, kau adalah sahabatku, teman sejatiku. jika kau sedih akupun ikut sedih dan sebaliknya. jadi..., apakah kemenanganku tidak bisa membuatmu senang temanku??" safiya membujuk Neni dengan kata-kata bijaknya.
" Kau benar safiya, kemenanganmu juga kemenanganku. maafkan aku safiya, " Neni memeluk safiya. dan mereka saling menghibur.
Safiya dan Neni memang teman sekolah satu tingkat, kalau menurut usia safiya dua tahun lebih tua dari Neni. karena Neni lebih cepat masuk sekolah.
......................
"selamat siang tuan". pria berbaju hitam membungkuk kepada tuannya.
" Ada perkembangan soal anak dan cucuku?" tanya tuan dengan suara kerasnya.
" ada tuan. anak anda nona Sabrina sudah meninggal dunia tuan." pria berbaju hitam itu agak berhati-hati menjelaskan kepada tuannya.
" apa?" si tuan memegangi dadanya yang agak sedikit sesak. "lalu cucuku? dimana mereka?" tanya tuan itu lagi
" maaf tuan, keberadaan cucu anda masih kami selidiki. kami harap tuan dapat bersabar." pria berbaju hitam itu menjelaskannya agak berhati-hati agar tuannya tidak marah.
" Baiklah, cepat selesaikan tugasmu!" si tuan melambaikan tangannya memerintahkan pria berbaju hitam itu pergi
"saya permisi tuan besar." pria berbaju hitam itu pergi meninggalkan ruangan itu.
sedangkan si tuan, duduk dikursi kebesarannya menghadap ke jendela kaca besar itu dengan mata yang berkaca-kaca.
......................
Hari sudah hampir tengah malam tapi safiya belum bisa memejamkan matanya. dia melihat adiknya Sonia sudah terlelap tidur.
safiya terbayangkan wajah Elno yang ingin menciumnya tadi siang. ada perasaan ingin mengulang adegan itu. ada juga perasaan marah bercampur aduk.
"siapa dia..? tiba-tiba saja ingin menciumku. dia pikir aku wanita murahan apa! enak saja mau main cium bibirku.
akh .. sudah jangan dipikirkan lebih baik aku tidur."
Safiya mengatur nafasnya agar ia bisa segera tidur.
......................
"hai nona, penampilanmu begitu cantik hari ini. membuatku tak bisa berpaling darimu." rayuan gombal Elno membuat Safiyah senyum-senyum malu. lalu Elno mendekatkan wajahnya ke wajah safiya dan ingin mencium bibir mungil Safiyah yang tinggal beberapa centimeter lagi akan tersentuh oleh bibir Elno. tiba-tiba
"PLAK"
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments