“Kalau begini, sih. Aku akui dia cukup peka. Dia menebaknya begitu mudah, padahal kekuatan NED semuanya 'kan tidak masuk akal,” pikir Orion dalam benaknya.
Setelah hari di sekolah telah berakhir. Jarum jam menunjukkan angka 12, bel pun berbunyi. Semua murid-murid di sana berbondong-bondong keluar.
Pada saat itu, Orion menunggu sekolah sampai sepi. Barulah ia keluar dengan seseorang di sampingnya. Pria ini adalah bagian dari Grup Arutala juga namun tak pernah menyebutkan namanya. Yang Orion tahu, wajah pria ini mirip dengan Mahanta.
“Kau tidak dijemput?”
“Mereka tidak tahu jam pulangnya. Lagipula hanya tinggal menyebrang jalan sudah sampai ke perumahan itu,” jawab Orion bernada santai.
“Jadi, apa saja yang kau dapatkan? Kau tidak menunjukkan apa pun padanya, bukan?”
Pria itu sontak sangat berantusias, sekarang ia menatap Orion dengan tajam seolah-olah akan melakukan sesuatu jika Orion telah mengacaukannya lebih dulu.
Dan sayangnya Orion memang mengacau tapi tidak sepenuhnya.
“Itu sulit dipahami. Tapi aku yakin dia memiliki kekuatan semacam listrik atau sejenisnya. Dia menggunakan kekuatannya itu untuk membuat orang-orang di sekitarnya lupa. Tapi mungkin tidak terlalu efektif,” pikir Orion seraya menjelaskan hal yang ia tahu.
“Maksudmu tidak efektif?”
“Kekuatannya membuat orang lain lupa lalu ingat kembali dan begitu seterusnya sampai efek kekuatannya benar-benar habis. Mungkin kalau orang biasa yang terkena kekuatannya, mereka tidak akan lagi peduli tentang perilaku Endy saat-saat sebelumnya,” jelas Orion.
“Itu menjelaskan kenapa keberadaannya selalu menghilang. Ternyata bukan tipuan, sulap atau semacamnya, ya.”
Orion menyahut, “Memangnya ada Pejuang NED memiliki kekuatan yang sedikit aneh begitu?”
“Pahlawan Kota juga memiliki hal serupa. Bedanya dia berhubungan dengan alam ...tidak, itu bumi.”
“Bumi? Seperti tanaman rambat atau tanah?”
“Tidak. Kekuatan Pahlawan Kota berhubungan dengan gravitasi. Mengendalikan sekitar dengan beberapa kali lipat turun atau naik gravitasi. Karena itu dia cukup kuat dan unik sebagai Pejuang NED yang bangkit 30 tahun yang lalu.”
“Itu sangat kuat, kurasa. Tapi kenapa dia disebut Pahlawan Kota?” tanya Orion.
“Tentu saja karena keberadaanya diketahui oleh masyarakat, bahkan hampir seluruh orang yang ada di negara ini.”
“Daripada membahas hal yang tak berguna menurutku. Aku ingin tahu apa tujuan Endy datang kemari, jika kau tahu?” sahut Orion kembali bertanya.
“Tidak. Aku tidak tahu. Tapi mungkin saja mencari darah penghubung jiwa raga? Yah, semua Pejuang NED 'kan mengincar itu,” ucapnya seraya mengangkat bahu.
“Aku rasa kau lebih cerewet dari Mahanta,” sindir Orion.
“Mendengar ucapanmu yang sombong padahal cuman anak kecil, apakah itu artinya kau juga memiliki darah itu?”
Sontak Orion terkejut. Ia berhenti melangkah lantas menoleh ke samping, menatap pria itu dengan tatapan mengherankan.
“Kenapa? Aku cuman bercanda. Mana mungkin kau memiliki darah berharga seperti itu. Lagipula mereka hanya ada segelintir orang,” ketusnya sambil kembali melangkah dan meninggalkan Orion sendiri di belakang.
Seseorang datang. Seorang pria berambut cepak yang tidak lain adalah Endy datang menghalangi jalan mereka. Tampak, sepertinya ia menunggu kedatangan mereka berdua.
“Jadi kau tahu karena aku tidak mengenalimu sebagai murid pindahan, ya? Pantas saja aku merasa aneh karena ada murid yang begitu pintar bicara layaknya orang dewasa,” celetuk Endy dengan mengeluarkan kekuatannya dari kedua tangan.
Semula kilat-kilat kuning itu muncul ke sekitar pergelangan tangannya lalu menjalar ke lengan dan semakin membesar seiring waktu.
“Oh, dia ternyata datang sendiri. Apa dia membuntutimu?”
“Jangan berbicara apa pun. Kalau kau terkena listriknya, kau pasti akan lupa hal ini,” sahut Orion.
Tentu saja pria itu mengerti akan situasi. Ia mengeluarkan seberkas kekuatannya dari tangan kanan, tidak begitu terlihat karena jubahnya menutupi. Hanya sekadar selaput atau lendir tanpa warna.
“Kau tolong menyingkirlah. Aku ada urusan dengan anak itu.” Endy berbicara padanya.
“Sayangnya tidak akan kubiarkan. Karena dia anak kecil yang lugu, lemah dan tak berdaya, dia patut dilindungi oleh orang dewasa sepertiku.” Ia menolak. Dari belakang, Orion justru terlihat kesal saat benar-benar diperlakukan seperti anak kecil.
“Memangnya apa hubungannya denganmu?” Endy bertanya.
“Tidak. Tapi yang pasti aku berada di Grup Arutala. Bertarung untuk mengulur waktu di tempat ini akan menjadi pusat perhatian, bukan? Karena itulah mari kita selesaikan!”
Endy mengayunkan tangannya dan membuat dinding berarus listrik mengudara di depannya. Terlihat ia begitu pintar menghadapi lawannya, tentu selaput berlendir itu takkan mempan dengan kekuatannya. Yang ada akan menumpuk seperti sisa sampah.
Namun, kalau hanya bertahan di depan seperti itu tidak akan berguna. Terlebih kekuatannya tidak keluar begitu banyak dari perkiraan. Pria berjubah mengeluarkan selaputnya hingga berjatuhan di jalan, berlari ke belakang dan mengunci tangan kanannya dengan selaput.
Sangat kental dan lengket, menjijikan sekali kalau dirasakan secara langsung. Sontak, Endy menghapus dinding dan ia pun bergerak menyamping menyudutkan dirinya sendiri.
“Apa kau ingin cepat mati?”
“Mana aku tahu ya.”
BLEDAR! Hantaman keras akibat serangan listriknya membuat dinding rumah itu rubuh menjadi abu dan menyisakan beberapa puing yang jatuh.
“Kau berniat memancing keributan?”
Pertanyaan pria berjubah itu tak digubris oleh Endy. Endy hanya menyeringai seolah rencananya sudah berhasil ia lakukan.
Entah apa maksudnya tapi itu cukup berbahaya. Sampai Orion menyadari sesuatu.
“Hei, jauhi tiang listrik itu!” Orion berteriak seraya menunjuk ke arah kanan pria itu.
Ia pun menoleh dan segera ia menjauhi begitu kabel di sekitar sana mengeluarkan arus listrik pendek. Begitu menjauh, beruntung tidak lagi berada di posisi yang sama sebab arus listrik itu jatuh tepat di sana. Berkumpul menjadi satu menjadikan kekuatannya berlimpah-limpah karena menggunakan listrik di sekitar.
“Ternyata dia menggunakan kekuatannya yang tadi hanya untuk pengalihan saja rupanya,” gumamnya dengan kesal.
“Kau tidak lagi beruntung setelah ini!” pekik Endy.
Mengayunkan kedua lengannya menyilang ke depan, arus listrik itu menyambar ke dalam tanah lalu berhamburan keluar mengelilingi pria berjubah tersebut. Orion tersentak begitu juga dengannya, tak mengira akan ada serangan lanjutan seperti ini.
Pria itu kini tak bisa mengelak lagi. Sekujur tubuhnya tersambar arus listrik dan seketika ototnya menegang lalu melemah hingga jatuh tersungkur. Setelah arus listrik itu kian melemah, terlihat tubuh pria berjubah itu gemetaran.
“Dia masih hidup setelah terkena setruman listrik itu?” Orion tak menyangka, daya tahan tubuhnya cukup kuat.
Endy menoleh ke arah Orion. Ia pun langsung menargetkannya, melesat cepat dengan kecepatan yang Endy punya, ia mengarahkan kekuatannya pada kepalan tangan.
“Cepat sekali!” teriak Orion kaget.
Wooshhhh!!
Reflek ia menghindar ke belakang, dalam satu langkah ia jungkir balik ke belakang lagi dengan mengeluarkan api dari kedua kakinya saat itu juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 266 Episodes
Comments