Setidaknya saat ini Orion beruntung menghindar dari pria tak jelas itu. Orion melangkah dengan tertatih-tatih dan menuju ke suatu tempat. Tapi sebelum keluar dari gang sempit itu, ia menoleh ke kanan dan kirinya, memastikan tak ada mereka. Setelah dipastikan mereka tak ada di sekitar, ia berlari kecil menghampiri sebuah kedai reyot.
“Permisi, apa aku boleh tanya ini tahun ke-berapa?” tanya Orion pada seorang pria bermuka melas.
“Ya? Entah, ya. Aku tidak begitu ingat. Mungkin sekitar tahun 2040 atau 43?” pikirnya dengan setengah sadar.
Orion menghela napas panjang. Lantaran apa yang sebelumnya dibicarakan oleh pria gemuk bertato adalah kebenaran. Bahwa ia bangkit setelah 20 tahun berlalu semenjak mati. Melihat dirinya tidak kotor karena tanah, itu artinya Orion sama sekali tidak dikubur. Yah, ini sesuai dugaan karena tak ada orang yang memperdulikannya lagi.
“Lalu, apakah kau juga NED?” tanya Orion seraya berjinjit dengan menggunakan meja sebagai tumpuan pada kedua tangan.
Tampak pria itu tersentak kaget. Lalu menggendong tubuh Orion dan menurunkannya setelah ia bawa masuk ke dalam kedai reyot tersebut.
“Jangan bicara sembarangan tentang itu. Apakah kamu baru bangkit sekarang? Jika iya maka ingat baik-baik apa perkataanku ini,” ucapnya dengan wajah serius.
Pria itu menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan NED (Near-death Experience) atau mati suri. Setelah mati lalu hidup kembali dengan kekuatan supernatural akan disebut sebagai Pejuang NED. Kebanyakan dari mereka akan menutup diri dari semua orang yang masih hidup, termasuk kepada keluarga mereka sendiri.
Di satu sisi, ada segelintir Pejuang NED yang memiliki darah penghubung jiwa dan raga. Darah mereka dapat membangkitkan orang yang telah mati, dan itu sangatlah berharga. Jika mereka ditemukan maka akan dipastikan akan selalu diperjualbelikan, diperbudak dan dijadikan aset berharga bagi mereka para Pejuang NED.
Mendengar penjelasan detail itu, tentu membuat Orion terdiam dalam ketakutan. Keinginannya untuk mati juga terhalang kalau mereka sampai menangkapnya.
“Lalu ciri-ciri orang yang memiliki darah itu, bagaimana?” tanya Orion.
“Aku tidak begitu tahu, sih. Tapi kudengar mereka selalu hidup dan mampu menghindari masalah setiap waktu. Mungkin karena bawaan darah mereka yang spesial,” pikir pria itu menduga-duga.
“Tidak bisa mati lagi kalau mereka akan memeras darah itu. Lantas, apakah karena darah itu sehingga tubuh kecil ini tak mau mati? Kehendakku terlihat dipaksakan untuk selalu hidup,” batin Orion dengan perasaan gelisah.
“Nak, kamu tidak ada masalah? Aku tahu kamu pasti sangat syok saat mendengarnya, bukan? Jika kamu ingin tinggal di sini pun tak apa, sebab dunia NED itu lebih dari sekadar info yang barusan aku katakan.”
“Ciri-ciri orang yang memiliki darah hanya itu?” Mengabaikan perkataan pria itu, Orion justru kembali bertanya.
“Ya, hanya itu yang aku tahu.”
Sekarang, Orion mengerti satu hal. Jika ia baru saja bangkit sudah diincar begini, pastinya orang-orang itu akan kembali dan membutikkan apakah dirinya memiliki darah itu atau tidak.
Tapi, sembari mengepalkan kedua tangannya, Orion berpikir apakah mungkin mengeluarkan kekuatan supernatural sedangkan NED saja sulit dipercaya.
“Jangan berkeluh kesah begitu, nak. Kekuatamu mungkin akan berkembang seiring waktu. Tapi kenapa bisa ...ya? Ada anak kecil yang menjadi Pejuang NED. Sungguh kasihan.” Pria itu bersimpati. Ia kemudian menggelengkan kepala dengan mengerutkan kening ketika melihat Orion.
Pria itu juga tak menyangka bahwa ada anak kecil yang ikut bangkit dari kematian. Beruntung ia tak curiga pada Orion yang tubuhnya menyusut kecil sedangkan jiwanya adalah seorang kakek tua.
“Aku yakin dia di sekitar sini! Temukan dia!”
Suara keras itu terdengar. Orion kaget dan segera melarikan diri dari sana. Namun pria berwajah melas ini justru menghalanginya.
Dan berkata, “Kau ingin ke mana? Jangan gegabah, kau masih anak kecil!” pekiknya seraya menarik lengan mungil Orion.
“Lepaskan!” amuk Orion, menghempaskan genggamannya. Hendak ia melangkah ke belakang, sosok pria gemuk bertato itu sudah sampai ke tempatnya.
Tak sengaja Orion menabrak tubuhnya yang gempal. Seketika kedua kaki Orion lemas tak bertenaga, ia bertekuk lutut dengan pasrah.
“Ha! Lihat cecunguk ini. Pejuang NED yang hanya anak kecil ini bisa apa tanpa orang tua?” Pria itu berbicara dengan nada merendahkan.
Pria yang sebelumnya berniat menolong Orion pun sudah tak ada. Mungkin sedang mengumpat dari balik kedai miliknya.
“Kita sama-sama Pejuang NED, 'kan? Apa untungnya aku dibunuh?” celoteh Orion berniat meminta ampun selagi bisa.
Pria itu tertawa bahak-bahak. Seluruh penduduk di kota J-Karta pun tak bergeming begitu pula dengan Pejuang NED yang lemah.
Ia lantas menarik kerah kemeja bagian belakang. Lalu berkata, “Tak ada ampun lagi untukmu yang sudah berani kabur dariku.”
Untuk pertama kalinya, rasa ketakutan yang lebih dari kematian itu ia rasakan. Sesaat tubuhnya merinding sampai bulu kuduknya berdiri semua. Gemetaran takut kalau-kalau ia akan mati namun juga ia ingin mati.
“Apa-apaan ini? Aku memang ingin mati dan aku pasrahkan kehidupan ini untuk dilenyapkan olehnya. Tapi ...kenapa aku merasa harus bertahan hidup?”
Tubuh Orion memang benar-benar tak selaras dengan pikirannya. Orion berada di ambang keputusan berat, antara hidup dan mati. Namun apa yang bisa ia lakukan? Tak ada. Mendadak pikirannya jadi kosong.
“Bisa kau katakan apa wasiatmu?” Pria gemuk kembali bertanya namun tetap saja itu niatnya mengejek serta menindas Orion yang lemah.
Orion terdiam tanpa rencana di kepala. Tubuh Orion berputar ke belakang melewatinya lantas kedua kaki Orion pun menendang bagian tengkuk kepala pria gemuk tersebut. Ia melakukan hal ini secara tak sadar.
Jantung berpacu cepat, aliran darah yang mengalir di pembuluh darah terasa sangat cepat. Otaknya tak mampu berpikir dan hanya membuat tubuh Orion saja yang bergerak secara insting.
Pria gemuk bertato itu tumbang hanya dengan sekali serang. Percikan api muncul dari bagian tubuh pria yang barusan diserang Orion, juga dengan telapak kedua kaki Orion yang sekarang berdiri dengan tegap, berpijak pada tanah.
“Ukh! Apa yang barusan aku lakukan?!”
Terkejut dengan apa yang terjadi, Orion kabur namun tetap saja anak buah dari pria gemuk tadi masih mengejarnya. Orion tak tahu lagi harus berbuat apa, dan lama-kelamaan napas dan langkahnya menjadi berat.
“Kejar dia!”
Bruk! Hingga akhirnya Orion pun tumbang tak sadarkan diri di tengah jalan. Mereka mengambil kesempatan dengan belati beracun yang dipegang salah satu dari mereka.
“Dia sangat lemah. Yah, namanya juga anak kecil.”
“Hei, tunggu sebentar!” pinta salah seorang temannya.
“Apa yang kau lakukan? Kita harus membunuhnya selagi dia tak sadarkan diri, kau tidak ingat apa yang terjadi pada semua Pejuang NED yang tidak bisa mengendalikan kekuatan mereka? Kita bisa jadi korbannya,” pikirnya.
“Ya, tapi. Kalau misalnya dia memiliki darah penghubung jiwa raga bagaimana?”
“Kita ambil sebagian darahnya saja. Lagipula bos sendiri yang menyuruh kita untuk membunuhnya.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 266 Episodes
Comments
anggita
NED...
2022-11-06
1