MSP # Bab 2

Ellena mengatakan pada sang ayah tentang rencananya untuk menjebak Marco. Akan tetapi, sang ayah menentang rencana Ellena itu karena tidak mau putrinya merusak masa depan demi seorang laki-laki yang belum jelas akan menjadi suaminya. Sampai akhirnya, mereka pun sepakat untuk menyusun rencana yang lebih baik lagi.

Marco akhirnya kembali dari luar kota. Sekarang dia sudah menjadi tunangan Naina yang dijodohkan oleh orang tuanya. Marco juga terlihat sangat bahagia karena pertunangannya itu. Setelah mengenal Naina beberapa waktu lalu, laki-laki itu memang mulai menyukai wanita yang dijodohkan dengan yang sejak kecil itu.

Ellena sangat kesal karena Marco terlihat sangat bahagia sedangkan dia merasakan sakit hati yang luar biasa. Ellena lalu meminta ayahnya untuk membuat Marco mabuk hingga tidak sadarkan diri. Cara ini sengaja dia ambil karena tahu bahwa Marco pasti akan menolak meskipun Ayah Elena meminta dengan baik-baik agar laki-laki itu menikahinya.

“Maaf, Kak Marco, aku terpaksa melakukan ini karena aku tidak mau kehilangan kamu,” kata Elena sambil menyeringai. Dia mengintip dari tempat yang cukup jauh dari posisi Marco dan ayahnya saat ini.

Ayah Elena terus mengajak bicara Marco agar bisa tahu saat Marco benar-benar kehilangan kesadaran karena minuman itu. Dengan alasan untuk merayakan pertunangan dengan wanita yang dijodohkan dengannya, ayah Elena berhasil membuat Marco minum hingga mabuk, meskipun awalnya dia menolak karena tidak kuat minum.

Secara tiba-tiba, ayah Elena berpura-pura menerima telepon dan meninggalkan Marco yang sudah teler itu sendirian. Marco pun hampir tertidur di ruang tamu itu.

Sekarang saatnya Elena beraksi. Gadis itu mendekati Marco dan bertanya sesuatu. Namun, karena Marco sudah mabuk, dia tidak tahu apa yang ditanyakan oleh Elena.

“Ada apa, Nona?” tanya Marco yang berusaha tetap sadar meskipun rasanya sangat sulit.

“Kak Marco, di kamarku ada kecoa. Bisakah kamu membantuku mengusir kecoa itu?” tanya Elena.

“Apa kamu bilang? Kecoa? Sini biar aku bunuh dia!” Marco lalu berjalan mengikuti Elena. Dia tidak tahu bahwa dia akan masuk ke dalam perangkap gadis itu.

Dari rekaman CCTV terlihat jelas bahwa Marco mengikuti Elena dari belakang.

Setelah mereka sampai di kamar Elena, gadis itu langsung menutup pintu. “Kecoanya ada di samping tempat tidur, Kak,” kata Elena sembari menunjukkan arah ranjang miliknya.

Marco pun berjalan ke arah ranjang tanpa curiga. Lalu, Elena memberikan minuman yang telah dia siapkan yang berisi alkohol juga. “Kakak minum dulu, biar semangat cari kecoanya!”

“Minum ini lagi? Aku sudah kenyang minum ini, tapi tidak apa-apalah.” Marco pun meminum minuman pemberian Elena itu.

Setelah menenggak habis minuman itu, Marco langsung tertidur di kasur Elena. Gadis itu lalu tersenyum bahagia karena rencananya sebentar lagi akan berhasil.

Elena kembali melakukan aksinya. dia melepaskan seluruh pakaian Marco dan membuangnya ke lantai seolah-olah mereka akan melakukan hubungan suami istri. Dia tertawa cekikikan sendiri saat melihat milik Marco yang sedang tertidur. Setelahnya, dia mengunci pintu supaya tidak ada seorang pun yang mengganggu.

Elena juga mengerok lehernya sendiri dengan koin supaya terlihat meyakinkan bahwa mereka melakukan percintaan dengan panas. Dia lalu meneteskan obat merah di seprei miliknya seolah-olah itu adalah darah keperawanannya.

Setelah membuat TKP yang sangat rapi, Elena melepas pakaiannya sendiri dan merobeknya. Dia sangat yakin bahwa dengan cara ini Marco akan menjadi miliknya, dan tidak akan kembali pada tunangannya itu.

Dengan perasaan bahagia dan sangat yakin menutupi tubuh mereka dengan selimut. Tak lupa dia juga memeluk tubuh Marco sebelum tidur.

***

Pagi hari telah tiba, seorang pelayan menggedor pintu kamar Elena. Gadis itu sebenarnya sudah bangun, tapi dia berpura-pura tidur karena ingin Marco yang lebih dulu. Sampai akhirnya, Marco benar-benar terbangun.

Laki-laki itu menutupi wajahnya dari silau matahari yang menembus jendela kamar. Saat itu dia menyadari bahwa saat ini dia berada di kamar milik Nona-nya. “Kenapa aku bisa tidur di sini?”

Dia menoleh ke samping dan seketika mata laki-laki itu terbuka lebar. Marco sangat terkejut melihat majikannya tidur tanpa mengenakan pakaian, dan parahnya lagi dia pun juga sama.

Marco mencoba mengingat apa yang terjadi tadi malam. Lalu, tiba-tiba suara ayah Elena terdengar di balik pintu. Hal itu membuat Elena terbangun dan seketika menjerit dengan keras.

“Aghh ... Apa yang kamu lakukan di sini, Kak Marco?”

Suara teriakan Elena itu membuat ayahnya terdengar panik.

“Elena, ada apa? Papa akan segera masuk,” kata Tuan Aland, ayah Elena.

Marco tidak bisa kabur, Tuan Aland berhasil masuk ke kamar Elena. Meski sebenarnya tahu apa yang direncanakan putrinya, tapi demi meyakinkan Marco, Tuan Aland langsung marah setelah melihat apa yang terjadi.

“Apa yang sudah kalian lakukan?” tanya Tuan Aland sambil berkaca pinggang.

“Tuan, saya tidak tahu apa yang terjadi tiba-tiba ....”

“Tiba-tiba kamu berbuat asusila dengan putriku. Padahal selama ini aku percaya kamu bisa menjaganya. Kalian telah mencoreng nama baik keluarga ini!”

Ekspresi Tuan Aland sangat meyakinkan bahwa saat ini laki-laki itu sangat kecewa. Sementara Elena hanya bisa menangis karena cara itulah dia bisa membantu.

Marco mencoba mengingat apa yang terjadi tadi malam, tapi sayangnya dia tidak bisa mengingat apa pun. Lalu, pelayan yang sebenarnya tidak tahu apa yang terjadi itu mendekat dan bermaksud untuk menenangkan Elena yang terlihat sangat syok dan terus menangis.

Namun, noda merah di seprei membuat langkah wanita itu terhenti. Lalu, dia menoleh pada Tuan Aland dan berkata, “ Tuan, sepertinya ini darah keperawanan Nona Elena.”

Marco semakin syok melihat noda merah itu, meski warnanya tidak begitu jelas karena berbaur dengan warna seprei.

“Kalian berdua harus bertanggung jawab untuk hal ini!” kata Tuhan Aland dengan emosi.

“Papa, maaf, aku tidak sengaja melakukannya,” kata Elena masih sambil menangis. Dia lalu menatap Marco yang masih kebingungan.

“Bagaimana ini, Kak?”

Marco menunjukkan kepala sebentar. Lalu dia menatap wajah Tuhan Aland dengan rasa bersalah.

“Tuan, maafkan saya. Saya akan bertanggung jawab dengan menikahi Nona Elena. Jika Tuan mengizinkan.”

***

Kembang kopinya jangan lupa 💋💋

Terpopuler

Comments

Sweet Girl

Sweet Girl

Tuan Aland sepertinya jebolan dari Sinetron Azab.

2025-03-11

0

Sweet Girl

Sweet Girl

bwahahaha sekalian aja kerokan Ell...

2025-03-11

0

Nila

Nila

El semoga Marco cepet bucin yaa

2024-11-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!