Menjerat Sang Pengawal
“Jadi, kamu izin pulang ke luar kota karena kamu akan bertunangan besok?”
Suara bariton dari Tuan Aland terdengar jelas di telinga Ellena. Gadis itu secara sengaja menguping pembicaraan sang ayah bersama Marco, pengawal pribadinya yang tampan.
Di usianya yang baru menginjak sembilan belas tahun ternyata harus mengalami patah hati yang luar biasa menyakitkan. Cintanya pada Marco harus kandas dan layu sebelum berkembang. Kenapa Marco harus dijodohkan?
Ellena yang patah hati, akhirnya berlari ke kamar dan menangis tersedu-sedu. Dia telah kehilangan cintanya. Marco adalah pengawalnya sejak SMP yang sudah Ellena nobatkan sebagai sosok suami idaman. Meski terhalang status dan usia, Ellena tetap mencintai Marco dengan tulus.
Sebagai wanita yang sangat mencintai Marco, rasanya Ellena ingin menggagalkan pernikahan laki-laki itu, tetapi bagaimana caranya? Bahkan perasaan tulus yang Ellena berikan pada laki-laki itu sama sekali tidak bisa menyentuh relung hati Marco.
Di kegelapan kamar yang sengaja tidak dinyalakan itu, Ellena menangisi nasib cintanya yang malang. Rasa takut kehilangan membuat dadanya terasa sesak.
Masih sambil menangis, gadis itu mengirim pesan singkat pada Sendy sahabatnya yang tahu betapa besar perasaan cinta Ellena pada Marco. Karena merasa tidak tega dengan kisah cinta Ellena, akhirnya sahabatnya itu menelepon.
“Jadi aku harus bagaimana, Sen?” tanya gadis labil itu sembari merengek. Selain karena sifatnya yang memang manja, sepertinya patah hati juga membuat Ellena jadi seperti anak kecil.
“Tenang El, selama janur kuning belum melengkung, Kang Mas Marco masih milik umum. Kamu bisa mendapatkannya walaupun dia punya tunangan,” jawab Sendy yang terdengar santai tapi sangat meyakinkan.
“Iya, tapi caranya bagaimana Sendy yang cantik?” geram Ellena. Dia sudah frustrasi tapi Sendy masih bisa menjawab dengan sesantai itu.
Lalu, Sendy akhirnya mengatakan cara yang ada dalam kepalanya saat ini. Gadis itu ingin Ellena menjebak Marco, dengan begitu Marco pasti tidak bisa mengelak dan Ellena bisa menikah dengan laki-laki pujaannya itu.
“Minta bantuan papamu. Om Aland pasti punya cara untuk membantu kamu, El,” kata Sendy dengan sangat yakin.
Kening Ellena berkerut, dadanya berdebar keras mempertimbangkan matang-matang apa yang Sendy katakan itu. Walaupun cara itu terbilang nekat, tapi sepertinya Ellena tidak punya pilihan lain.
Dengan langkah pelan dan perasaan ragu-ragu, Ellena pergi ke gudang untuk mencari sesuatu di gudang. Dia terpaksa melakukan cara kotor karena tidak tahu lagi cara baik apa yang bisa dilakukan untuk mendapatkan Marco.
“Papa, maaf. El harus melakukan ini karena El nggak mau kehilangan Kak Marco,” gumam gadis itu setelah menemukan sesuatu yang membuatnya memantapkan niat.
Ellena menuju kamar sang ayah dengan membawa semprotan nyamuk yang masih tersegel. Setelah mengetuk pintu dan diizinkan masuk, gadis itu langsung menodongkan senjata yang dibawanya itu ke depan mulutnya.
“Papa, aku mau Papa gagalkan pernikahan Kak Marco!” kata gadis itu sembari menahan air mata yang sudah hampir meluap.
Tuan Aland kaget saat melihat sang putri membawa obat nyamuk secara tiba-tiba. Selama ini bahkan Ellena tidak pernah cerita apa pun tentang Marco, lalu tiba-tiba datang dan meminta sesuatu yang sangat aneh.
“Ada apa El, maksud kamu apa?” tanya papa Ellena itu sambil mendekat pada putrinya.
“Papa jangan bergerak! Aku mau mati saja, Pa. Kalau Kak Marco menikah sama orang lain, lebih baik aku mati saja,” jawab Ellena yang kemudian membuka segel obat nyamuk semprot itu dengan susah payah.
“Jangan, El. Jangan lakukan itu? Kita bicara baik-baik oke. Tapi papa mohon, jangan lakukan itu sama papa, El.” Tuan Aland sampai memohon pada Ellena karena tidak mau kehilangan putrinya itu.
Sejak Ellena kecil, ibu dan kakaknya telah meninggal dunia karena kecelakaan yang disengaja oleh musuh sang ayah, karena kehilangan itulah ayah Ellena sangat menjaga dan menyayangi Ellena.
“Kamu suka sama Marco?” tanya Tuan Aland dengan hati-hati, berharap Ellena mau terbuka dan berbicara dengan baik-baik.
Sudah cukup rasa kehilangan yang pernah laki-laki itu rasakan, kini dia tidak mau lagi merasakan kehilangan itu. Apa pun yang Ellena mau, Tuan Aland akan mengabulkannya.
“Aku suka kak Marco, tapi Kak Marco malah bertunangan sama orang lain. Aku nggak mau kehilangan Kak Marco, Pa. Papa ngerti perasaanku, ‘kan?”
Ellena menurunkan alat semprot nyamuk itu dan meletakkannya di meja. Lalu, sanga ayah memeluk putrinya yang kembali terisak.
“Kamu mau menikah dengan Marco? Apa dia tahu kamu menyukainya?” tanya Tuan Aland sambil mengusap punggung Ellena supaya gadis itu merasa tenang.
Ellena menggeleng lemah. Selama ini ia tidak berani mengungkapkan perasaannya pada Marco karena takut ditolak dan nantinya malah Marco yang meninggalkannya. Namun, sekarang dia menyesal karena tidak mengatakan cinta pada laki-laki itu, karena walaupun nanti ditolak setidaknya dia akan tahu bagaimana perasaan Marco yang sebenarnya.
“Nanti kalau Marco sudah kembali, papa akan bilang sama dia ya. Kamu tenang saja, Sayang,” kata Tuan Aland untuk meyakinkan sang putri.
Namun, sepertinya Ellena ingin melakukan cara yang Sendy usulkan, karena itulah dia ingin melakukan rencananya sendiri.
“Pa, aku punya rencana, tapi Papa harus bantu aku supaya rencana ini bisa berhasil,” kata Ellena sembari menghapus air matanya. Gadis itu lalu menggenggam tangan sang ayah dan menatapnya dengan mata memohon.
“Cara apa, El?”
***
Halo, ketemu Itta Haruka lagi, semoga suka sama nupel baruku. Jangan lupa komen, kembang kopi, vote sama favorit 💋💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
DhilaZiya Ulyl
kira2 apa yaa???
2024-05-07
0
Pia Palinrungi
next
2023-12-18
0
Dede Suryani
menyimk dlu
2023-08-13
0