Sholat bersama

...~Happy Reading~...

Tidak ada malam pertama bagi pasangan yang baru saja menikah itu. Usai Mike menyelesaikan ritual mandi nya, ia melihat istrinya yang sudah terlelap dalam tidur nya, dan Mike tidak ingin mengganggu karena tahu bahwa istri kecil nya memang sudah merasa lelah. Mike menaikkan selimut untuk menutupi tubuh Chila hingga bahu, lalu ia ikut merebahkan tubuh nya di samping Chila tanpa melihat ke arah ponsel nya terlebih dulu.

Hingga pagi harinya, Chila membuka mata saat mendengar suara alarm jam yang sudah berbunyi. Seperti biasa, ia akan terbangun saat waktu adzan subuh berkumandang, ia berusaha untuk menyadarkan kesadarannya, ketika matanya menangkap sosok laki laki yang tertidur di ranjang nya.

‘Om Mike,” gumam nya nampak masih bingung, ia menggaruk kepala nya sebentar, menguap dan berfikir kembali mengapa Mike bisa berada di dalam kamar nya, satu ranjang dengan nya.

“Berhenti menatap ku seperti itu, aku suami mu, bukan maling atau penjahat!” ucap Mike yang tanpa membuka kelopak matanya.

Tentu saja hal itu membuat mata Chila semakin terbuka lebar. Dengan cepat ia langsung mendudukkan dirinya dan menatap Mike tak percaya.

“Om sudah bangun?” pekik Chila terkejut.

“Hemmm ,... karena suara alarm mu yang membangunkan ku,” jawab Mike seraya menguap karena masih mengantuk.

“A—alarm?” gumam Chila masih merasa bingung, hingga setelah beberapa detik ia baru tersadar dan segera mematikan suara alarm nya, “Maaf,” ucap Chila merasa bersalah.

“Kenapa harus meminta maaf?” tanya Mike menatap Chila dengan begitu intens.

“Maaf karena sudah mengganggu tidur nya Om,” jawab Chila dengan polos nya.

“Kenapa kamu memasang alarm itu?” tanya Mike lagi memicingkan sebelah mata nya.

“Untuk sholat subuh lah, memang nya untuk apa lagi,” jawab Chila langsung memanyunkan bibir nya karena mengira Mike tidak mengerti bahwa ini sudah memasuki jadwal sholat subuh.

“Kalau tahu untuk sholat, lantas apakah aku harus terganggu?” tanya Mike lagi seketika membuat Chila terdiam, Mike menghela napas nya dengan berat lalu ia ikut duduk di hadapan Chila. “Jangan mikir macem macem, sekarang bangun kita sholat bareng,” imbuh Mike dengan begitu tegas hingga membuat tubuh Chila sedikit tersentak.

Deg!

Sholat bareng? Benarkah? Batin Chila ingin bersorak bahagia. Ia kembali mengingat, kapan terakhir kali Mike mengimami nya sholat, yakni dulu saat dirinya masih sekolah dasar, mungkin. Dan kini, benarkah Mike akan menjadi imam nya lagi, tanpa sadar senyuman di bibir Chila sedikit terbit.

“Kenapa?” tanya Mike mengerutkan dahi nya ketika melihat Chila justru terdiam.

“Hah, enggak. Gapapa kok, Chila cuma lagi mikir aja,” jawab nya polos.

“Mikirin apa?” tanya Mike sedikit was was, karena lagi lagi bayangan dimana Chila yang berada di dalam kamar mandi dan perbincangan nya dengan Els di telfon sungguh mengganggu pikiran nya semalaman penuh.

Dan kini, ia merasa sedikit takut bila ternyata Chila mendengar semuanya dan mempertanyakan padanya.

“Mikir aja, terakhir kita sholat bareng itu kapan?” gumam Chila pelan seraya masih berfikir, “Kayaknya waktu ulang tahun Fa’az yang pertama. Ya gak sih, atau—“

“Astaga, ku pikir apa,” kata Mike bernapas lega, “Sudah ayo kita ambil air wudhu.”

Dengan antusias, Chila menganggukkan kepala nya dan bergegas memasuki kamar mandi. Sementara Chila mengambil air wudhu terlebih dulu, Mike mempergunakan waktu itu untuk mengecek ponsel nya. Ia membaca beberapa pesan yang di kirimkan oleh Els semalam, dan ia hanya mampu menghela napas nya dengan berat.

‘Kamu yang memaksa ku, dan sekarang maafkan aku.’ Gumam Mike dengan penuh rasa bersalah di ujung dilema nya. Namun meski begitu, Mike sudah yakin dan memantapkan hatinya untuk bertahan dengan pernikahan nya. Ia sudah memikirkan matang matang bahwa ia akan melepas masa lalunya dan akan berfokus pada masa depan.