Kemunculan Bram

Alex Dharma begitu terkejut, ketika mendapati sosok lelaki muda yang perkiraan usianya tak jauh dari wanita hamil yang ia tolong kemarin. Lelaki itu tengah berdiri mematung memanggil nama seorang wanita.

"Maaf Tuan kalau saya lancang. Ketika saya lewat di depan kamar ini, pintu kamarnya sedikit terbuka dan tak sengaja saya melihat teman saya terbaring di dalamnya sehingga saya refleks masuk tanpa ijin" ucap lelaki itu.

Tadi Alex Dharma sedang menerima telepon dari kliennya sehingga ia keluar sejenak dari kamar pasien dan ia lupa untuk menutup pintu secara rapat.

"Kamu mengenal pasien wanita itu?" tanya Alex.

"Tentu saya mengenal baik dengannya Tuan, dia bernama Ayu Larasati, saya biasa memanggilnya Ayu. Perkenalkan Saya Bramana biasa dipanggil Bram" ucap Bram seraya mengulurkan tangan pada Alex.

"Saya Alex Dharma dan ini istri saya Sinta Dharma" ucap Alex memperkenalkan diri pada Bram.

"Apa Anda pemilik dari Dharma Grup yang tersohor itu?" tanya Bram dengan nada terkejut sekaligus tak percaya bahwa pria lanjut usia dihadapannya ini seorang pengusaha kaya raya dan sukses no. 1 di bidangnya baik di Indonesia maupun mancanegara.

Namun sosok Alex Dharma sangat tertutup sehingga hanya kesuksesan bisnisnya saja yang tersohor seantero dimana-mana namun sosok Alex sangat jarang terekspos sehingga publik cukup dibuat penasaran akan pengusaha terkenal dan terkaya itu.

Bram begitu tak menyangka bisa bertemu dan bertegur sapa langsung pada pria yang jadi idolanya selama ini karena berhasil bangkit dari keterpurukan. Bram pernah membaca sebuah artikel tentang kilas balik kehidupan seorang Alex Dharma pada sebuah majalah bisnis. Tak lama Alex memecah keheningan karena Bram seakan sedang melamun atau tengah memikirkan sesuatu.

"Apa hubungan kalian berdua hanya sebatas teman biasa atau bukan?" ucap Alex dengan tegas sambil mengorek informasi dari lelaki dihadapannya kini.

"Kami teman ketika SMA yang sama di Jakarta. Saya sudah hampir enam bulan tak bertemu dengannya dikarenakan saya menjalani perawatan disini untuk memulihkan kaki saya" ucap Bram dengan sendu mengenang kejadian pilu diantara mereka bertiga.

Alex melihat sorot mata Bram yang berkata jujur dan tak ada kebohongan di dalamnya. Ia yakin bahwa lelaki di hadapannya ini orang baik yang mengenal wanita hamil yang ia tolong.

"Apa kamu juga mengenal suaminya? Saat ini dia sedang koma dalam keadaan hamil bayi kembar. Namun sebelum koma, ia sempat meminta tolong pada kami untuk disembunyikan dari suaminya yang akan membunuh dirinya dan juga jabang bayinya. Apa kamu tahu alasan kenapa suaminya tega padanya" ucap Alex.

Huft...helaan nafas berat membawanya pada kenangan pahit beberapa waktu silam diantara mereka dimana semua itu Bram sangat yakin hanya sebuah fitnah belaka. Di saat dirinya ingin menjauh dari masa lalu itu namun justru kini kembali lagi berada di situasi yang cukup sulit baginya.

"Maafkan saya Tuan bila belum bisa menceritakan mengenai urusan rumah tangga orang lain, biarlah ketika Ayu sadar, dia yang lebih berhak menceritakannya ketimbang saya" ucap Bram sendu.

"Baiklah, tak masalah. Hanya saja walau kami baru pertama kali bertemu dengan wanita ini, kami merasa sudah kenal dan begitu dekat seperti perasaan sayang seakan dia anak kandung kami yang hilang 25 tahun silam" ucap Alex lirih.

"Apa? Mengapa terjadi kebetulan begini, Ayu adalah anak panti asuhan Tuan. Dia berasal dari Panti Asuhan Matahari Bunda di Jakarta" ucap Bram.

"Apa kamu tahu asal usul Ayu di sana? Apa dia memang yatim piatu atau hanya titipan seseorang di Panti Asuhan tersebut?" tanya Alex penuh semangat.

"Maaf Tuan Alex, saya tak tahu menahu mengenai hal tersebut. Ayu hanya pernah bercerita bahwa orang tuanya sudah meninggal dunia sehingga ia berada di Panti Asuhan tersebut. Informasi dari Bu Yanti pemilik panti tempat ayu berasal" ucap Alex sedih.

Sejenak Alex berpikir nanti ia akan menghubungi Pandu untuk mengorek informasi lengkap dari pemilik panti itu karena di lubuk hati terdalam ia merasa ada sesuatu hal dalam diri Ayu yang berkaitan dengannya walau masih abu-abu.

JAKARTA

Kelopak mata Leo menyipit berusaha membuka matanya namun pandangannya masih buram lalu ada silau akan cahaya lampu di ruangan putih yang ia lihat. Saat matanya sudah terbuka lebar, ia mengedarkan pandangan dan baru yakin bahwa kini dirinya sedang berada di rumah sakit.

Ia pun melihat tangannya di infus lalu mendengar di ruangan sebelah brankarnya terdengar dua orang wanita tengah asyik berbincang. Ketika akan bangun kepalanya masih pusing, lalu mendadak perutnya seperti diaduk-aduk akhirnya ia langsung melepas infusnya paksa dan berjalan sempoyongan menuju kamar mandi.

"Hoekk...Hoeekk.."

"Hoekk...Hoekk.."

Beberapa kali Leo memuntahkan cairan ke dalam kloset hingga tubuhnya lemas. Dan suara Leo tadi membuat Mamanya dan Celine langsung bergerak cepat menuju kamar mandi. Mereka begitu terkejut melihat Leo muntah dan tangan bekas infusannya mengeluarkan darah walau tak banyak dan tubuhnya hampir tumbang. Beruntung mereka berdua segera sigap menangkap dan membopong Leo berbaring kembali ke ranjang pasien.

Margareth langsung menekan tombol darurat di sebelah ranjang Leo dan tak berselang lama suster dan dokter visit ke kamar putranya itu.

"Dok, tolong putra saya. Tadi dia sudah sadar dari pingsannya namun tiba-tiba muntah dan tangganya berdarah" ucap Margareth dengan nada penuh kecemasan melihat wajah Leo yang pucat pasi.

Dokter dan suster dengan segera memeriksa kondisi Leo. Setelah tangan Leo kembali di infus dengan baik dan Leo kembali tertidur akibat pengaruh obat yang diberikan.

"Pasien sebenarnya kondisinya cukup membaik namun memang masih lemah. Apa sebelum dibawa ke rumah sakit, Tuan Leo sering mual muntah begini apa baru di sini saja? tanya Dokter.

"Setahu saya, putra saya sebelumnya sehat dok. Tidak pernah mual muntah namun memang akhir-akhir ini jarang nafsu makan dan sedang banyak pikiran. Apa ada penyakit serius yang diderita putra saya dok?tanya Margareth dengan nada cemas.

"Kami masih memantau terlebih dahulu kondisi Tuan Leo, namun mengingat cairan yang dimuntahkan dan ciri-ciri kondisi Tuan Leo seperti mengalami kehamilan simpatik. Apa disini istri Tuan Leo ada? tanya sang dokter.

"Ah gak mungkin dokter, istri putra saya ini mandul dan sudah pergi entah kemana karena mencoreng nama keluarga kami" ucap Margareth.

"Baiklah saya permisi dulu, nanti segera hubungi kami bila ada hal urgent" ucap sang dokter seraya bersama suster pergi meninggalkan ruangan Leo.

SINGAPURA

Saat Alex ingin menghubungi Pandu untuk menggali informasi kepada Bu Yanti pemilik Panti Asuhan tempat Ayu berasal, mendadak sebuah email masuk dari Pandu ke ponselnya.

Tring..tring...

Dengan cepat ia membuka email yang dikirim Pandu dan membaca dengan seksama laporan asisten pribadinya itu. Matanya terbelalak saat sebuah nama tersemat dalam laporan tersebut.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***