Takdir Cinta Zi Wei

Takdir Cinta Zi Wei

Bab 1

Bab 1

Seorang gadis kecil berlarian ke sana ke mari dengan pengawalan sebanyak dua dayang di belakangnya. Gadis yang mengenakan hanfu kecil berwarna hijau kebiru-biruan itu dalam suasana hati yang tak menentu, karena ia baru saja dihukum oleh ayahandanya. Sering melewatkan pelajaran di Istana Wei membuat gadis yang bernama Zi Wei itu harus memupus angannya untuk bermain dengan para hewan peliharaannya.

Zi Wei adalah putri dari Penguasa Negara Wei di Utara. Sebagai putri dari Raja Dinasti Wei, Ayah Zi Wei sangat berharap jika sang putri bisa membawa perdamaian bagi negara Utara. rakyat Utara juga hidup dengan makmur di bawah kepemimpinan Xuan Yui. Yui yang dikenal adil dan bijaksana harus memikirkan bagaimana nasib rakyatnya. Ia tidak ingin jika salah satu kebijakan yang dibuat bisa menyengsarakan rakyat Utara.

Negara Wei sendiri adalah sebuah negara Tiongkok kuno yang pernah berdiri pada Periode Negara Perang. Wilayahnya diapit oleh Negara Qin dan Qi. Awalnya ibu kota negara ini terletak di kota Anyi, tetapi kemudian dipindah ke Daliang (kini dikenal dengan nama Kaifeng) pada masa kekuasaan Raja Hui dari Wei untuk menghindari ancaman dari Qin. Semenjak itu, Negara Wei juga dikenal dengan sebutan Liang.

Dinasti Utara dimulai pada 439 ketika Wei Utara menaklukkan Liang Utara untuk menyatukan Cina utara dan berakhir pada 589 ketika Dinasti Sui menumpas Dinasti Chen. Ini dapat dibagi menjadi tiga periode waktu yakini Wei Utara, Weis Timur dan Barat. Qi Utara dan Zhou Utara . Wei Utara, Timur, dan Barat bersama dengan Zhou Utara didirikan oleh orang- orang Xianbei sedangkan Qi Utara didirikan oleh etnis Han.

Meski perang telah usai bergejolak. Namun, Raja Negara Wei tetap harus waspada dengan adanya pengacau ataupun pengkhianat yang mungkin bisa mengkudeta dirinya.

Oleh karena itu, Xuan Yui ayah dari Zi Wei berkeinginan menikahkan putri pertamanya dengan pangeran pertama dari Selatan. Pangeran Shen yang berumur lebih tua sepuluh tahun dari Zi Wei adalah calon penerus tahta ayahnya. Selain menginginkan Zi Wei agar menjadi permaisuri negara Selatan, Xuan Yui juga bermaksud ingin menstabilkan konflik Utara dan Selatan yang pernah terjadi.

Dengan adanya rencana pernikahan ini, Yui berharap jika pernikahan koalisi ini membawa kemakmuran bagi semua pihak.

Gayung pun disambut, pihak Selatan menerima usul Yui dan menyetujuinya. Bahkan sang Raja telah mengirimkan hadiah kesetujuannya ke pihak Utara.

"Bagiku, yang terpenting Zi Wei bahagia." ujar Permaisuri. Ia berharap jika anaknya bisa akan selalu dilimpahkan kasih sayang di manapun ia berada.

Permaisuri sangat tahu seperti apa watak anak pertamanya. Zi Wei memiliki hati sekeras baja. Bahkan jika nanti ia tahu, "Mungkin, Wei er akan menolak?" Ayah Zi Wei sempat dilema. Namun, tanggung jawabnya sebagai pemimpin negara membuat pria itu harus mengubur dalam-dalam kesusahan hatinya.

Sedangkan Zi Wei sendiri, gadis itu diharapkan bisa mengikuti seperti apa bijaknya sang ayah. Dan hal itulah yang membuat gadis muda seusia Zi Wei merasa tertekan dengan peraturan di Istana. Tak jarang, kenakalan Zi Wei membuat kedua orangtuaku harus mengerutkan alis. Putri kesayangan mereka berkali-kali membuat onar dan sering menyelinap ke luar istana tanpa sepengetahuan penjaga.

Maka dari itulah, Xuan Yui bertekad mendisiplinkan sang anak dengan banyak mendatangkan guru ke Istana.

Pada era Dinasti Utara dan Selatan yang berlangsung dari tahun 420 hingga 589, setelah era penuh gejolak dari Enam Belas Kerajaan dan negara-negara bagian Wu Hu. Periode ini terkadang dianggap sebagai bagian akhir dari periode yang lebih lama yang dinamakan Enam Dinasti (tahun 220 hingga 589).[1] Meskipun terjadi perang saudara dan kekacauan politik, periode ini merupakan masa berkembangnya seni dan budaya.

Oleh karena itulah, sang raja ingin agar Zi Wei memiliki kelebihan di bidang seni serta budaya. Xuan Yui membayar mahal seniman dari berbagai daerah untuk mengajari sang putri. Tak ayal, jika Zi Wei mudah menerima pelajaran seni.

Dengan latarbelakang itulah, Zi Wei tertarik mendalami seni, ataupun yang berhubungan dengan seni.

**

Lima belas tahun mendatang ...

"Ayah, sebentar lagi ulang tahunku." ucap Zi Wei pada suatu sore ketika ia menemani sang ayah di tepi kolam ikan koi yang berada di samping aula Guang.

"Hmm ... Wei er, anakku! apa yang kau inginkan pada ulang tahunmu mendatang? Umurmu sudah mencapai tujuh belas tahun." Sang Raja menanyakan keinginan putri pada hari lahirnya nanti. Beliau berniat menghadiahkan kado terindah yang diinginkan oleh putri kesayangannya.

Zi Wei menatap kedua mata sayu ayahnya seraya menggenggam dua tangan Raja Yui. "Wei ingin ayah dan ibu mengizinkan Wei berkelana, Wei ingin menjadi seniman teater musikal."

"Tidak, Wei er ... ayah tidak akan mengizinkanmu keluar Istana. Kalaupun kau keluar Istana, itu pasti karena kau menikah."

Deg ... jantung Zi Wei terasa berhenti berdetak. Dadanya sesak karena tak mendapatkan restu untuk menggapai impiannya. Selain itu, Raja juga berniat menjodohkan Zi Wei dengan pria pilihannya.

"Aku belum mau menikah, Ayah. Jadi jangan paksa aku!" Zi Wei menolak keinginan ayahnya agar ia tidak dijodohkan dengan pria pilihan ayahnya.

Raja telah mengambil keputusan dan Zi Wei tidak bisa lagi menolaknya. Bahkan Ayah Raja mengatakan jika dalam waktu dekat ini, mereka akan melaksanakan prosesi pertunangan.

**

Menjelang hari bertambahnya usia, Zi Wei terus mengurung diri dari aktivitas. Tidak seperti Zi Wei pada umumnya, kini Zi Wei tak lagi berminat melakukan semua hal yang sering ia lakukan.

Bahkan Yang Mulia permaisuri pun kesulitan meyakinkan Zi Wei untuk menerima perjodohan tersebut. "Tapi, Ibu Zi Wei tidak mau menjalani hidup seperti itu."

Permaisuri sangat mengerti keadaan putri kesayangannya, ia sangat memahami keluh kesah Zi Wei. Tetapi, Permaisuri juga berharap jika Zi Wei bisa tumbuh dewasa dengan begitu banyak rasa tanggungjawab. Negara Wei hanya memiliki satu orang putri dan putra mahkota yang berumur di bawah Zi Wei. Hal tersebut menjadi salah satu alasan Permaisuri sempat menolak rencana perjodohan itu.

"Yang Mulia, apa tidak ada cara lain untuk mendamaikan kedua belah pihak selain dengan pernikahan? Zi Wei adalah putri kita satu-satunya, tidak bisakah Yang Mulia mencari jalan lain?" keluh Permaisuri ketika bersama dengan Raja Yui seusia menemui putrinya Zi Wei.

"Tidak, ini adalah satu-satunya jalan agar kedua wilayah bisa bersatu. Yakni dengan hubungan pernikahan." Tekad Yang Mulia telah bulat, bahkan Permaisuri saja tidak bisa menggagalkan keinginannya.

**

"Ibu tidak bisa membantuku, dan ayah juga semakin mengekangku. Lalu apa yang harus aku lakukan?" Zi Wei berjalan mondar-mandir dalam kamar pribadinya. Gadis remaja itu memikirkan cara supaya perjodohan itu tidak terlaksana.

Dalam kesunyian malam, Zi Wei terus saja memutar otaknya. "Apakah aku harus kabur? Bagaimana jika aku tertangkap lagi oleh pasukan keamanan Istana?"

Zi Wei berjalan dengan bersedekap, matanya terpejam. Namun, kesadaran tetap berjalan. Ia menimang berbagai cara dan risiko yang mungkin bisa terjadi. "Aku harus keluar dari Istana ini, harus!"

Terpopuler

Comments

Nikodemus Yudho Sulistyo

Nikodemus Yudho Sulistyo

NALA mampir nih kak 🙏🏻🙏🏻😁

2022-11-13

0

Iza

Iza

Percayakan hidupmu kepada Author Wei

2022-11-10

0

ও⟭ℝ𝕖𝕩𝕒𝕝𝕚𝕒 𝔸𝕝𝕚𝕔𝕖⟬ツ

ও⟭ℝ𝕖𝕩𝕒𝕝𝕚𝕒 𝔸𝕝𝕚𝕔𝕖⟬ツ

aku mampirr

mampir di karyaku yuk
⚠︎𝙈𝙮 𝙂𝙧𝙪𝙢𝙥𝙮 𝘽𝙤𝙨𝙨⚠︎
☭𝘽𝙖𝙙 𝙂𝙞𝙧𝙡 𝙖𝙣𝙙 𝙉𝙖𝙪𝙜𝙝𝙩𝙮 𝙑𝙖𝙢𝙥𝙞𝙧𝙚☭

terimakasih

2022-11-05

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!