Chapter 19

Ketika semuanya sudah sampai, Tirta meminta ijin untuk menggunakan kamar Cheline kembali sebagai tempat dia menganalisa sejenak dan menyiapkan bukti-buktinya.

Hampir tiga puluh menit lamanya, akhirnya Tirta telah kembali dari kamar Cheline dan menuju ke ruang tamu dimana dia sudah ditunggu-tunggu oleh yang lainnya.

"Terima kasih telah sabar menunggu saya, pelakunya adalah kau!"

Tirta langsung menunjukkan jari telunjuknya kepada seseorang yang berdiri paling belakang diantara yang lainnya.

Semua orang langsung memalingkan tubuh ke belakang, orang yang berada paling belakang itu adalah Pak Wahyu.

"Hey, apa alasannya kau menuduh aku sebagai pelaku pembunuhan? Aku saja selalu ada bersama kalian bukan!"

Pak Wahyu membela diri mengelak tuduhan dari Tirta, semua orang juga tidak mempercayai tuduhan Tirta.

"Tuan Tirta, apakah sembarangan menuduh itu termasuk dari kemampuan anda? Saya rasa anda sangat keliru menuduh Pak Wahyu yang membunuh suami saya!"

Nyonya Frans mengelak tuduhan Tirta, pasalnya di keluarga Frans Hutapea, Pak Wahyu terkenal sebagai pekerja yang baik dan berperilaku santun, jadi Nyonya Frans tidak mempercayai tuduhan Tirta itu.

"Iya, itu tidak mungkin! Pak Wahyu adalah orang yang baik, anda jangan sembarangan menuduh, tuan Tirta!"

Michel juga ikut membela Pak Wahyu, mereka benar-benar tidak habis pikir dengan tuduhan Tirta.

Komandan Wira mencoba untuk menengahi keributan itu, dia meminta semuanya untuk tenang.

"Sebaiknya semua tenangkan diri kalian, biarkan tuan Tirta memberi penjelasan!"

Komandan Wira meminta semuanya untuk berhenti berdebat dan memberikan kesempatan untuk Tirta menjelasakan.

"Tuan Tirta, coba anda jelaskan apa dasarnya anda menuduh sopir pribadi itu sebagai pelaku pembunuhan tuan Frans dan juga Bryan?" Komanda Wira mempersilahkan Tirta untuk menjelaskan.

Tirta lalu merogoh saku jaketnya, seperti biasa dia mengambil satu batang rokok menthol untuk membuatnya lebih fokus.

Lalu Tirta mengambil posisi duduk di sofa ruang tamu, semua orang fokus menunggu Tirta menjelaskan alasannya menuduh Pak Wahyu sebagai pelaku.

"Memang bukan Pak Wahyu yang membunuh tuan Frans, akan tetapi tuan Frans lah yang telah tega membunuh Pak Wahyu!"

Tirta dengan tatapan tajamnya ke arah Pak Wahyu mengucapkan kata-kata yang membuat orang-orang semakin tidak mengerti apa maksudnya.

"Apa maksudmu, Tirta? Jangan membuat orang-orang disini menganggapmu gila karena menuduh mayat sebagai pembunuh!"

Komandan Wira juga jadi ikut emosi dengan Tirta karena ucapan Tirta sangat tidak masuk akal.

Tirta lalu bangun dari posisi duduknya, dia mengambil berkas miliknya lalu memberikannya kepada Komandan Wira.

Komandan Wira membuka dan membaca tiap lembar pada berkas pemberian Tirta itu, dia terkejut setelah membaca semua catatan laporan analisa kasus milik Tirta.

"Tidak mungkin, saya sama sekali tidak menyangka kalau bisa seperti ini! Anda memang hebat, Tirta!"

Komandan Wira mengeluarkan borgol dan menahan Pak Wahyu, namun Pak Wahyu mengelak dan meminta Tirta untuk membuktikan kalau memang dialah pelakunya.

"Kau!" Pak Wahyu menunjuk ke arah Tirta, "Buktikan bahwa semua tuduhanmu itu adalah benar!" Pak Wahyu mengeraskan suaranya.

"Baiklah akan aku jelaskan! Pertama aku ingin meminta maaf kepada seluruh keluarga Frans karena telah lancang membongkar makam yang diduga terdapat jasad tuan Frans didalamnya!-

"Tetapi saat aku memeriksa sidik jari, retina dan bentuk rahang gigi mayat itu, ternyata itu bukanlah jasad tuan Frans Hutapea, melainkan itu adalah jasad sopir pribadinya yang telah dirubah wajahnya dengan operasi plastik!-

"Lalu aku datang kesini membuat sebuah perjanjian dan meminta tanda tangan semua orang yang ada dirumah ini, dan aku menggunakan kertas khusus yang bisa menjiplak sidik jari setiap orang yang menyentuhnya, dan aku dapatkan kalau ada sidik jari tuan Frans pada kertas yang ditandatangani oleh Pak Wahyu!-

"Sebetulnya aku sudah lama mencurigai kalau tuan Frans belum mati, karena pada TKP tidak ada satupun sidik jari lain yang kutemukan selain sidik jari tuan Frans!" Tirta melangkah mendekati Pak Wira, "mungkin jika kasus ini ditangani oleh penyidik biasa, sudah pasti tuan Frans dianggap mati dengan bunuh diri, tetapi tidak dengan diriku!" Tirta menepuk bahu Komandan Wira.

"Lalu, bagaimana cara dia membunuh, padahal dia sendiri sedang bersama kami?"

Cheline mulai angkat bicara, kepalanya sedikit pusing karena kasus ini.

"Dia tidak melakukannya sendirian, dia menggunakan jasa pembunuh bayaran, aku telah bertemu dengan pria berjubah putih saat aku berada di kamar Bryan!" ucap Tirta.

Semua orang tercengang mendengar pernyataan Tirta, mereka ingin tahu siapakah pria berjubah putih itu?

"Tunggu dulu, kalau memang Pak Wahyu ini adalah Ayahku, lalu apa motif dia melakukan ini semua?"

Kali ini Imelda bertanya kepada Tirta apa motif dibalik tragedi yang dibuat oleh Ayahnya sendiri.

"Tentu saja karena, Harta! Dia tidak rela jika harus membagikan seluruh harta kekayaannya kepada keluarga yang mendapatkan hak waris, oleh karena itu dia tega membunuh Bryan yang akan mendapatkan 60 persen warisan darinya!-

"Mula-mula tuan Frans mengajak Pak Wahyi untuk bekerjasama dengannya dan di iming-imingkan uang milyaran rupiah maka Pak Wahyupun menyetujui untuk melakukan proses pertukaran wajah melalui operasi plastik!" jawab Tirta dengan tegasnya.

"Operasi plastik?" Nyonya Frans mencoba mengingat-ingat, "Ya, aku ingat! Waktu itu suamiku pernah ada tour ke Seol dan dia pergi kesana hanya berdua dengan Pak Wahyu, sampai akhirnya kami sempat membawa kendaraan sendiri kemanapun!-

"Tapi aku tidak menyangka kalau mereka melakukan pertukaran wajah saat berada disana!" tiba-tiba Nyonya Frans terkejut, "Pantas saja setiap malam aku merasakan ada sesuatu yang berbeda dari suamiku yang hanya baru 2 kali menyentuhku!"

Nyonya Frans terlihat begitu syok, dia tidak percaya kalau pria yang tidur bersamanya waktu itu bukanlah tuan Frans, melainkan Pak Wahyu yang berganti wajah dengan Tuan Frans.

Begitupun juga dengan Ibu Nani, dia juga kaget setelah mendengar kalau suaminya itu bukanlah suaminya yang asli, melainkan itu adalah tuan Frans yang merubah wajahnya menjadi Pak Wahyu.

"Tuan Frans, jadi selama ini yang menyentuhku setiap malam itu bukanlah suamiku, tetapi..!" suara Ibu Nani berhenti, dia tidak bisa melanjutkan karena terlalu syok bahkan akhirnya dia pingsan.

"Kenapa kau melakukan ini, Frans!"

Nyonya Frans meneriaki tuan Frans yang menggunakan wajah Pak Wahyu, dia sangat-sangat kecewa kepada suaminya itu.

"Settt!"

Tiba-tiba tuan Frans yang menyamar itu mengambil senjata api yang ada pada pinggang aparat kepolisian yang diajak oleh Komandan Wira.

"Door!"

"Door!"

Dia menekan pelatuk pistol itu dan mengarahkannya kepada Tirta, Tirta tidak sempat menghindari serangan itu.

Pelurupun berhasil mengenai Tirta tepat pada bagian dada, akibat tembakan itu tubuh Tirtapun tumbang ke lantai.

"Gubrak!"

Dengan cekatan Komandan Wira mencengkeram tangan dan tubuh tuan Frans yang menyamar menjadi Pak Wahyu, lalu dia ambil senjata api itu dari tangan tuan Frans.

Tetapi tidak dengan Tirta yang sudah tertembak, tubuh Tirta masih terbujur di lantai.

Nafasnya tersengal-sengal, sepertinya dia mengalami luka serius dibagian dadanya.

"Segera panggilkan ambulance, katakan kepada mereka bahwa sedang terjadi keadaan darurat di rumah ini" perintah Komandan Wira.

Semua orang disana merasa sedih melihat Tirta yang terbaring menahan luka tembakan dibagian dadanya.

Cheline menghampiri Tirta dan mengangkat kepala Tirta lalu menyandarkan kepalanya diatas paha Cheline, Cheline sebisa mungkin mengajak Tirta untuk mengatur nafas agar dia tidak kehabisan banyak darah dan masih tetap sadar.

Komandan Wira langsung membawa Pak Wahyu palsu keluar menuju mobil polisi untuk melanjutkan pemeriksaan di kantor polisi.

"Tunggu, Komandan Wira!" panggil Tirta.

"Ada apa, Tirta? Kau jangan banyak bergerak!" ucap Komandan Wira.

"Aku minta kepadamu untuk meneliti siapakah pembunuh bayaran berjubah putih yang dia sewa untuk membantai keluarganya sendiri?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!