"Kami disini punya kopi hitam asli dari sumatera, kopi susu, kopi Cappucino dan juga kopi Creamy Latte ala Kafe!"
Cheline menjawab pertanyaan Tirta dengan sangat ramah, Tirta lalu menghisap rokoknya dan menghembuskan asapnya ke arah Cheline berada.
"Buatkan saja aku kopi hitam dengan gula pasir hanya sepucuk sendok teh!"
Tirta meminta agar Cheline menyeduhkannya secangkir kopi hitam terpisah yang diberikan gula pasir hanya sepucuk sendok teh, Tirta memang pecinta manis, tetapi untuk kopi dia tidak terlalu suka kopi yang manis.
"Baiklah, mohon tunggu sebentar! Akan aku buatkan kopi yang sesuai dengan pesananmu tuan Tirta, hihii!"
Cheline menjawab permintaan Tirta, dia bergaya seperti seorang pelayan restoran yang sedang melayani pelanggannya.
"Terima kasih!"
Kali ini Tirta menjawab sambil melemparkan senyuman manis kepada Cheline dan itu membuat perasaan Cheline menjadi sumringah.
"Tukk.. tukk.. tukk.."
Cheline berlari menuju ruangan dapur untuk membuatkan Tirta secangkir kopi, dalam hatinya dia merasa sumringah bagaikan habis menang lotere.
"Tok.. tok.. tok.."
Terdengar suara ketukan pintu, lalu dibukakan pintu itu oleh Pak Karna.
Rupanya itu adalah Komandan Wira yang baru saja sampai ditempat, terlihat dia membawa sebuah kantung plastik yang mungkin berisikan makanan pesanan Tirta.
"Maaf sedikit telat, ada kecelakaan di jalan raya yang membuat saya harus turun tangan mengatasinya sebentar!"
Komandan Wira menjelaskan hal yang membuat dirinya telat 7 menit sampai ke lokasi dikarenakan ada kecelakaan kendaraan bermotor di jalan raya, sehingga membuat dirinya harus turun tangan mengatasis kecelakaan itu, tidak ada korban tewas, hanya luka ringan saja.
"Tukk.. tukk.. tukk.."
Komandan Wira melangkah menuju ruang televisi dimana Tirta sedang duduk santai menunggu dirinya.
"Ini Ambillah!"
"Settt.."
Dari jarak dekat Komandan Wira melempar bungkus plastik yang berisi kebab pedas kepada Tirta, dengan cekatan Tirta menangkap bungkus plastik itu hanya dengan satu tangan saja.
"Terima kasih, Komandan Wira! Lain kali gantian saya yang akan mentraktirmu!"
Tirta mengucapkan terima kasih kepada komandan Wira, lalu dia membuka bungkusan plastik itu.
Dia keluarkan kebab pedas level paling pedas sesuai dengan yang dia pesan.
"Nyam.. nyam.. nyam..!"
Dengan rakusnya Tirta melahap kebab itu, Tirta sangat senang sekali karena rasa pedasnya lumayan bisa membuat dirinya sedikit berkeringat.
"Tukk.. tukk.. tukk.."
"Pesanan sudah datang, silahkan menikmati!"
Cheline keluar dari ruangan dapur sambil membawa nampan yang diatasnya ada secangkir kopi hitam untuk Tirta, dengan penuh kehati-hatian Cheline melangkah sambil membawa nampan agar kopinya tidak tumpah setetespun.
"Tukk.."
Cheline menyajikan secangkir kopi hitam itu diatas meja ruangan televisi yang berada dihadapan Tirta, Tirta masih asyik menikmati kebab pedasnya.
Cheline diam-diam memperhatikan Tirta yang sedang menikmati kebab pedasnya, Cheline tidak mampu menahan tawanya ketika dia melihat wajah Tirta yang merah karena pedas.
"Hihihi..! Kamu lucu sekali, wajahmu berwarna merah karena kepedasan!"
Cheline menegur Tirta yang wajahnya sudah memerah karena kepedasan, Tirtapun menghentikan makannya.
"Hah, memangnya semerah apakah wajahku?"
Tirta penasaran dengan wajahnya saat ini karena Cheline mengatakan kalau wajahnya menjadi lucu karena kepedasan.
"Sebentar, akan aku ambilkan cermin!"
Cheline melangkah mendekati cermin yang menggantung pada paku di dinding dekat televisi, lalu dia mengambil cermin itu dan memberikannya kepada Tirta.
"Ini, coba saja kamu yang melihatnya sendiri!"
Cheline menyerahkan cermin kepada Tirta, namun Tirta tidak mengambil cermin itu melainkan dia langsung menghadapkan wajahnya ke cermin yang masih dipegang oleh Cheline.
"Hahahahaa! Wajahku merah sekali sudah seperti terbakar. Hahaha!"
Tirta ikut tertawa ketika melihat pantulan wajahnya di cermin yang merah seperti terbakar, wajahnya penuh dengan keringat karena kepedasan.
Tirta dan Cheline akhirnya tertawa bersama-sama, Cheline merasa semakin tertarik dengan kepribadian Tirta yang ternyata lucu dan humoris juga.
"Kamu ternyata lucu juga ya orangnya, tadinya aku kira kamu orangnya jutek dan sombong, ternyata tidak. hehe!"
Cheline memuji pribadi Tirta, Tirta yang mendengar pujian dari Cheline langsung berlagak cool dan menyombongkan dirinya.
"Aku ini memang orang yang humoris, hanya saja jika saat aku sedang bekerja aku akan sangat fokus kepada kerjaanku karena aku adalah detektif yang professional!"
Tirta kembali menatap pantulan wajahnya pada cermin yang dipegang oleh Cheline, lalu dia merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan, hal itu membuat Cheline terpesona akan ketampanan Tirta.
["Habis ini aku yakin dia pasti akan menyukaiku, tidak ada satupun laki-laki yang bisa menolakku!"]
Cheline berguman didalam hatinya, dia yakin betul kalau Tirta juga pasti akan terpikat kepada dirinya.
Tirta kembali mengambil posisi duduk di sofa ruangan televisi, dia melanjutkan menyantap kebab pedasnya sampai habis.
Chelinepun kembali menaruh cermin itu pada dinding, lalu dia kembali ke dapur untuk mengambilkan air mineral untuk Tirta minum.
"Tukk.. tukk.. tukk.."
Cheline kembali dari dapur sambil membawa botol berisi air mineral dingin dari lemari es, lalu dia memberikannya botol minus itu kepada Tirta.
"Ini ambillah, kalau kamu sudah selesai menyantap kebab pedas itu, kamu harus minum air dingin agar pedasnya cepat mereda! Kamu kan masih harus bekerja setelah ini!"
Cheline menyerahkan botol minum berisi air dingin kepada Tirta, Tirta menerima botol itu dari Cheline sambil mengucapkan terima kasih dan tersenyum.
Setelah selesai memberikan botol minum berisi air dingin kepada Tirta, Chelinepun melangkah kembali ke ruang tamu untuk berkumpul dengan yang lainnya.
"Tukk.. tukk.. tukk.."
Komandan Wira menghampiri Tirta yang masih menikmati kebab pedasnya.
"Sepertinya anda telah membuat putri ketiga tuan Frans Hutapea jatuh hati kepada anda! Kalau anda berhasil merebut hatinya anda pasti akan sangat beruntung!"
Komandan Wira lalu duduk disamping Tirta, kali ini Tirta sudah selesai menghabisi kebab pedasnya.
"Saya sama sekali menganggapnya biasa saja, saya berada disini untuk bekerja bukannya untuk merebut hati putri tuan Frans Hutapea!"
Tirta dengan gaya sok coolnya mengelak ucapan dari Komandan Wira, lalu dia mengambil botol berisi air dingin pemberian Cheline dan meneguknya sampai tersisa setengah botol.
"Glek.. glek.. glek.."
Lalu Tirta menutup botol itu rapat-rapat dan menaruhnya kembali di atas meja ruang televisi yang ada dihadapannya.
"Setelah ini, saya akan mengintrogasi mereka satu persatu, mungkin prosesnya akan sedikit lebih lama!"
Tirta memberikan kode kepada komandan Wira untuk mengantarnya ke sebuah ruangan kamar di rumah tuan Frans Hutapea.
Akhirnya Komandan Wira lalu menyarankan kepada Tirta untuk menggunakan kamar milik Cheline untuk dijadikan ruang introgasi bagi Tirta, Tirtapun menerima saran itu dan meminta ijin terlebih dahulu kepada Nyonya Frans dan juga kepada Cheline.
"Kalau kalian mau memakai kamarku silahkan saja, tetapi tunggu dulu sebentar, aku ingin mengganti pakaianku terlebih dahulu!"
Cheline mengijinkan Tirta dan Komandan Wira untuk menggunakan kamarnya menjadi ruang introgasi, namun Cheline terlebih dahulu ingin menggunakan kamarnya untuk mengganti busana karena busana yang dia pakai saat ini dirasa olehnya membuatnya tidak nyaman.
"Silahkan saja, tapi jangan berlama-lama ya! Hehe!"
Tirta mengucapkan kata itu kepada Cheline sambil tertawa kecil, diantara Tirta dan Cheline kini mulai terlihat akrab.
"Tenang saja, tidak sampai setengah jam aku akan turun kebawah, sabarlah menantiku. Hihii!"
Cheline juga menjawab ucapan dari Tirta sambil tertawa kecil, Chelinepun melangkah melalui tangga menuju ke kamarnya.
Sudah hampir dua puluh menit Cheline berada di kamarnya, lalu tiba-tiba terdengar suara jeritan dari arah kamar.
"Aawwwwww..!"
Cheline berteriak kencang, Tirta dan yang lainnya langsung segera bergegas menuju kamar Cheline yang berada di lantai dua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments