Ibu Sakit

Selamat Membaca

..............

Dipagi hari itu. Pipi merona Ilham tak pudar dari warna merah. Semburat kebahagian menghampiri dirinya. Berkali kali semalam dirinya mendapat godaan dari adiknya tanpa memikirkan rasa malu pada diri Ilham.

Ilham tak menampik jika Nadira sangat cantik di banding pacarnya. Kulitnya pun tak kalah mulus dari kulit Dira yang biasa disapa.

Tapi dipagi hari itu agak terasa sepi. Karena bu Nur seperti enak badan mulai subuh tadi. Entah karena apa.

Dira yang harus pergi kerja mau tak mau harus meninggalkan ibunya bersama Ilham .

"Ibu gak apa apa dira. Pergi lah kalau kamu mau kerja" ucap Bu Nur berwajah lesu dan pucat.

"Tapi ibu sakit.Aku gak tega ninggalin ibu sendirian" sendu Dira kearah ibunya.

"Kerja aja .. Gak apa apa ibu sama mas dirumah. Mas yang akan jaga ibu" sahut Ilham ketika akan masuk kedalam kamar ibunya.

Nadira yang biasa bangun pagi. Langsung membuatkan sarapan dan membersihkan rumah. Untuk urusan mencuci pakaian dan segalanya. Semua sudah dilakukan Nadira malam tadi.

"Tapi Mas?" ragu Dira.

"Kamu ni kayak ninggalin sama siapa aja. Mas ini kan anak ibu juga. Udah sana kerja. Mumpung cuti Mas masih ada 3 hari lagi" tegas Ilham. Ilham menangkap wajah Dira yang murung karena harus meninggalkan Ibu bersama Ilham.

Nadira mengalah. Akhirnya dengan berat hati Dira pergi dengan gontai kearah pintu. Setelah memesan ojek online. Tak lama menunggu. Ojek online sudah ada didepan rumah. Dan mengantarkan Dira sampai ketujuan.

Ketika sampai ditempatnya bekerja. Dira masih saja terfikiran dengan ibunya sesekali Dira melihat ponselnya hanya untuk tahu akan kondisi ibunya itu.

Dirumah. Ilham mencoba memasak . Tadi saat Dira pergi dan ibu sedang istirahat dikamar. Ilham mencoba membeli beberapa sayur dan ikan untuk di olah siang nanti. Berbekal pintar memasak saat sekolah militer ternyata Ilham cukup pandai mengelolah masakan yang dibilang lumayan untuk di santap saat makan siang nanti.

Ibu Nur didalam kamar mencoba bangkit. Kepalanya terua berdenyut pening. Entah karena apa. Bu Nur sejauh ini tidak ada penyakit . Sehat sehat saja. Tapi hari ini. Kepala bu Nur terasa mau pecah dan terasa melayang saat akan bangun dari tempat tidur.

Bu Nur memegang dinding kamarnya untuk bangkit dan mencari keadaan putranya. Ilham yang saat ini masih berkutat didapur . Belum menyadari jika ibunya sedang sekuat tenaga berusaha agar bisa berdiri tanpa bantuan orang lain.

Bu Nur berjalan menyusuri dinding kamarnya dan akhirnya sampai juga di pintu kamarnya yang setengah terbuka.

"Ilham" panggil Ibu Nur dengan nada yang sangat lemah. Tapi masih saja Ilham mampu mendengarkannya.

"Iya Bu" sahut Ilham. Dan langsung berjalam kesumber suara tadi.

Ilham langsung memapah Ibunya menuju meja makan yang tak jauh dari pintu kamar.

"Ibu duduk disini dulu. Ilham ambilkan air minum" ucap ilham.

Setelah mengambilkan air minum. Dan Bu Nur meminumnya.

"Glekk. Glekkk".

"Haus banget ya Bu?"

"Iya nak. Perasaan Ibu haus terus ini" eluh Bu Nur.

"Kerumah sakit yuk Bu. Kita periksa disana" ajak Ilham.

Bu Nur hanya menggeleng lemah. Bu Nur tak mau membebani putranya. Cukup Dira saja nanti yang akan menemaninya pergi kedokter.

.

.

Mampir yuk dikarya temanku

Blurb

Bagaimana jadinya, Jika sebuah dendam membawamu terjebak dalam sebuah pernikahan tanpa Cinta?

"Menikahlah denganku," Exel.

"Bagaimana kalau aku menolak?" Dara.

Mampukah Dara mempertahankan Rumah tangganya, dengan orang yang menikahinya hanya karena Dendam? Sedangkan dia sendiri tidak tahu apa penyebabnya,

Dan mampukah seorang Jelita yang notabenenya tomboy, membuat suaminya yang super dingin dan datar jatuh Cinta padanya?

"Kau harus menerima balasan atas Apa yang kau lakukan pada Amara."

"Lakukan Apa yang ingin kau, lakukan Aku tidak peduli," Jelita.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***