Part 3

"Do' panggil pak Bayu lagi. Hujannya enggan berhenti Do,mana sudah jam 5 sore lagi' ucap pak Bayu dengan wajah gelisah."

Mas Aldo lantas memasukkan gawai di sakunya,dan menatap pak Bayu heran.

"Pak Bayu' panggil mas Aldo. Hemm ucapnya. Dulu sebelum nikah,gimana sih pak meluluhkan hati istrimu ? Tanya mas Aldo kepo."

"Dekati dengan sungguh-sungguh,dan jangan lupa nomer 1 tetap ALLAH sang pemilik hati' ucap pak Bayu. Yang terpenting sebelum mendekati seseorang,dekatkan dirimu pada TUHAN' ucap pak Bayu lagi."

Mas Aldo hanya menganggukkan kepala,dan mencuri pandang aku sekilas seraya tersenyum.

Saat tengah menunggu hujan reda,tiba-tiba ada yang numpang berteduh.

"Permisi-permisi,truk tronton numpang neduh dulu ye' ucap pria muda itu. Dengan memakai kostum kartun animasi."

Mas Aldo dan pak Bayu yang awalnya di depan pintu,mereka memilih pindah ke ruang tunggu. Bersebelahan denganku.

Dia menatapku,ha tidur' ucapnya dalam hati. Dan membopong aku masuk keruangannya. Melihat itu,banyak karyawan dan karyawati yang berbisik.

"Dih,enak banget tu og' ucap Intan. Pak Bayu yang tidak sengaja mendengar langsung menjawab.

"Alhamdulillah rezeki dia, dapat pria tampan,setia dan tanggung jawab juga taat. Yang bener-bener menusuk hatinya."

Intan hanya mendengus kesal. Sedangkan pak Bayu juga masih kesel dengannya. Gimana enggak kesel,dulu Aldo di tuduh ngejar-ngejar dia. Tahunya malah sebaliknya.

Mengingat itu,pak Bayu jadi marah.

Tepat jam 6 petang,hujan sudah reda,para karyawan langsung ke parkiran dan pulang.

Sedangkan aku dan mas Aldo masih di dalam,mas Aldo menunggu aku terbangun. Cantik semoga ALLAH menakdirkan kita berjodoh aamiin' ucap mas Aldo.

Tanpa terasa jam sudah menunjukkan pu*ul 8 malam,aku terbangun. Aku beranjak duduk,ya ALLAH aku ketiduran' ucapku dan lalu bergegas keluar. Tunggu dulu deh,kok aku di sini ? Tanyaku.

Ini kan ruangannya mas Aldo,apa iya aku tidur sambil jalan ? Tanyaku dalam hati. Astagfirullah,aku mesti cepat-cepat pulang. Kasian bapak dan ibuku pasti khawatir' ucapku.

Saat hendak keluar,tanpa sadar aku menabrak mas Aldo. Dan apesnya dia bawa teh panas,tanpa sadar dia membuka bajunya,yang ketumpahan teh panas. Reflek aku menutup mataku seraya berkata maaf mas' ucapku.

Sedangkan mas Aldo langsung pergi ke dapur,untuk mengelap dadanya yang kesiram air panas. Selesai itu,mas Aldo mengambil sapu dan serok.

Tanpa dia tahu,aku sudah membersihkan gelas yang pecah dan membuangnya.

Mas Aldo mengernyitkan keningnya,lho tadi ucapnya menggantung.

"Sudah saya bersihkan' ucapku seraya mendekatinya. Dan menutupi tubuhnya dengan jaketku."

Selesai memberikan jaketnya,aku langsung mundur. Namun langkahku terhenti,karna dia memelukku. Plis jadikan aku pasangan hidupmu' ucapnya.

Deg....

Jantungku berdegup kencang,dan aku mematung. Kenal belum lama,tapi dia langsung melamarku berulang kali. Bagai mimpi di siang bolong,pikirku.

Dia langsung melerai pelukannya, dan bertanya lagi.

"Bolehkah aku melamarmu? Tanyanya. Aku menundukkan muka,rasa bimbang di hati masih ada. Mengingat umurku baru 20 tahun,di tambah lagi pendidikanku,belum juga tanggapan mereka' ucapku dalam hati".

Melihatku terdiam dan menunduk,mas Aldo lalu menyuruhku untuk pulang. Dan melupakan apa yang telah terjadi. Spontan aku menatapnya.

"Aku tahu,kamu pasti akan me ucapnya terhenti. Lagi-lagi tanganku menjeda ucapannya. Shht' ucapku seraya menempelkan jari telunjukku ke bib*rnya.

Mas Aldo mengernyitkan keningnya,saat ingin bertanya. Aku langsung menganggukkan kepala,sebagai pengganti kata iya.

Namun mas Aldo salah paham,pulanglah dan hati-hati di jalan' ucapnya. Dan kini dia mulai melangkah pergi. Tetapi langsung aku tahan.

"Rivaldo Agung Pratama,saya terima lamaranmu' ucapku keras. Mendengar itu mas Aldo spontan merubah posisinya. Dan menghadap ke arahku."

M*t*nya sudah berkaca-kaca,dan dia langsung memelukku seraya mengucapkan terima kasih. Aku hanya menganggukkan kepala lagi sebagai jawaban.

Selesai itu,kami langsung beranjak pulang. Lagi-lagi tanpa sepengetahuanku, mas Aldo mengikutiku dari arah belakang.

Tak berselang lama aku sampai di rumah.

"Assalamualaikum' sapaku".

"Waalaikumsalam' ucap kedua orang tuaku. Tumben baru pulang ? Tanya bapak. Hehe iya pak,hujan soalnya' ucapku."

Aku langsung membersihkan diri,dan makan malam. Tak lupa juga,aku melaksanakan kewajibanku kepada ALLAH.

Setelah selesai semua,aku lalu membaringkan tubuhku ke kasurku. Saat ingin memejamkan m*t*,tiba-tiba pintu kamar di ketuk.

"Ndok' panggil bapakku. Aku langsung bangun dan membuka pintu kamarku. Ya pak' ucapku. Ada yang mencarimu' ucap bapak lagi."

"Siapa pak ? Tanyaku. Kamu lihat saja,dah bapak mau nonton wayang dulu' ucapnya seraya berlalu. Aku pun langsung melihat di luar,dan sungguh terkejutnya aku melihat dia sudah datang."

"Mas Aldo,ucapku lirih. Dia menatapku seraya tersenyum. Hai' ucapnya. Aku tidak menjawab,namun langsung bertanya. Mas mau ngapain ? Tanyaku."

"Besok pagi,aku ingin mengajakmu ke rumahku dulu' ucapnya. Iya,ya sudah mas pulang gih dah malam' ucapku. Ya sudah aku pulang dulu ya sayang' ucapnya."

Setelah dia pulang,aku langsung menutup pintu dan tidur.

Paginya,aku sudah siap. Dan menunggu di dalam rumah. Ibuku bertanya.

"Mau kemana neng ? Mau mingguan buk' ucapku. Oh' ucap ibuku ber oh ria."

1jam lebih aku menunggu,namun dia tak datang. Aku pun memilih pergi ke luar sendiri. Dan melupakan sejenak janji manisnya lelaki.

Sungguh bod*h diriku telah mempercayainya,sadar Na sadar,tidak akan ada yang mau denganmu' ucapku dalam hati. Merutuki kebodohanku.

Tanpa terasa hari sudah berganti sore, dan aku pun pulang. Sesampai di rumah,aku langsung tidur sejenak. Beruntung bapak dan ibu tidak menatapku. Kalau menatapku pasti mereka tahu,aku menangis.

Hingga tepat jam 8 malam,aku terbangun. Dan langsung membersihkan diri,sholat dan makan.

Dan selesai makan,aku langsung tidur.

Paginya aku mulai aktifitas lagi dan berangkat kerja. Aku sudah ikhlas,mungkin dia bukan yang terbaik untukku' ucapku.

Karna sesungguhnya Yang terbaik tidak akan pergi' ucapku lagi pelan.

Aku beraktivitas seperti biasa,dan selesai tugas,aku langsung ke luar sejenak.

Sedangkan tanpa ku tahu,mas Aldo sedang menjalankan perintah dari bos kami. Hingga dia lupa,tentang janjinya.

Ya mas Aldo hari minggu kemarin,pergi menagih hutang seorang perempuan. Dia tidak sendiri,tapi bersama dengan 2 lelaki bertubuh besar.

Ya perusahaan terpaksa melakukan itu,karna sudah 3 tahun,hutang perempuan belum dibayarkan. Untuk efek jera,pak Nico memintaku ajudannya ikut serta. Dan kenapa pas hari libur menagihnya? Karna hari biasa dia selalu di luar.

Alhamdulillah,perempuan itu langsung melunasi hutangnya. Karna bukan Agung yang menemui,tapi langsung ajudan pak Nico.

Sedangkan aku disini masih berfikir untuk menjauhinya. Lelah dapat lelaki yang suka obral janji.

Saat tengah sibuk,aku dikejutkan dengan suara mas Aldo. Spontan aku menoleh dan mencoba menghindarinya.

"Sayang' panggilnya. Aku diam tanpa kata-kata. Dan lalu keluar ke arah dapur,namun pergerakanku kurang cepat. Hingga dia meraih tanganku. Lepasin' ucapku dengan ketus dan mengibaskan tangannya dengan kasar.

"Astagfirullah kamu kenapa ? Tanyanya. Kalau aku salah tolong kasih tahu dan jangan malah menjauh' ucapnya lagi."

Aku mencoba melepas tangannya,namun dia langsung menarikku dan memelukku. Maaf' ucapnya seraya memelukku.

"Aku maafin kamu,tapi plis jauhin aku. Anggap kita tak pernah berkata apa-apa' ucapku dengan nada tegas."

"Enggak sampai matipun,kamu enggak akan ku jauhi' ucapnya tak kalah tegas. Aku tidak akan pernah percaya lagi dengan ucapanmu ! Ucapku seraya mendorong tubuhnya."

Deg...

Mas Aldo terdiam. Seraya bertanya dalam hati,lusa kemarin dia menerimaku,kenapa sekarang dia marah ? Tanyanya dalam hati.

Astagfirullah' ucapnya sembari mengusap wajahnya dengan kasar. Dia marah,karna kemarin aku enggak datang' ucapnya lagi.

Tengah bekerja,pikiran kami tidak bisa fokus. Namun,aku berusaha untuk tetap profesional. Berbeda dengan mas Aldo,mas Aldo marah tanpa jelas.

Mengetahui hal itu,pak Bayu mencoba menenangkan. Dan memberi nasehat.

"Do,kalau ada masalah pribadi,jangan kamu bawa-bawa di tempat kerja. Kita ini kerja ikut orang,kita enggak bisa semaunya sendiri' ucap pak Bayu. Seketika mas Aldo menatap pak Bayu."

"Dia memintaku menjauhinya pak' ucap mas Aldo. Karena aku ingkar janji' ucapnya lagi seraya menunduk."

Belum sempat menjawab,pintu ruangan mas Aldo di ketuk.

Tok...tok...tok..

Masuk

"Permisi pak,pak Bayu di panggil pak Nico' ucapku. Oh ya' jawabnya. Ya pak' ucapku lagi. Saya permisi dulu' ucapku. Ya' jawab mereka bersama."

"Ya sudah aku duluan ya' ucap pak Bayu. Ya' jawabnya. Namun,tanpa kami tahu,ban motor kami di kempesin sama pak Bayu."

"Perfeck' ucapnya."

Dan lalu bergegas keluar ruangannya. Berjalan sambil besiul,seraya berkata hari ini akan ada yang romantis. Mas Aldo yang mendengar itu,mengernyitkan keningnya. Seraya menggelengkan kepala. Dan kembali fokus kerja.

Jam pulang pun tiba,aku langsung mengambil tasku,dan bergegas pulang. Lewat pintu belakang. Aku dah enggak mau bertemu dengannya lagi. Tekadku sudah bulat,aku ingin ikhlasin semua yang terjadi. Dan menatap kembali masa depanku.

Sudah cukup gagal dalam pendidikan,jangan sampai gagal lagi dalam masa depan yang cerah. Bismillah' ucapku.

Sesampai di parkiran,aku terkejut mendapati ban motorku kempes. Astagfirullah' ucapku. Aku langsung menuntunnya dan membawa motorku ke bengkel.

Sesampai di bengkel,aku langsung mengirimkan pesan kepada bapak,dan alhamdulillah langsung di balas. Selesai itu,aku menunggu sampai selesai.

10 menit kemudian,mas Aldo datang dan menambal juga. Aku berusaha tak melihatnya,namun lagi-lagi aku tidak bisa menolak untuk menatapnya.

Kebetulan hari itu bengkelnya rame,jadi motorku dan motor mas Aldo belum di tangani.

"Maaf mas,masih lama engga ya ? Tanyaku. Masih mbak' ucapnya. Kalau gitu saya ke super market dulu ya mas' ucapku. Ya mbak silahkan' ucapnya."

Mendengar itu,mas Aldo menundukkan muka. Dan enggan menatapku. Ish kenapa sih aku ini,jadi rindu dia' ucapku dalam hati.

Aku langsung berlalu dan masuk ke super market. Tanpa aku tahu,dia memotoku di gawainya. Sambil tersenyum dia berucap,kamu masih curi-curi pandang aku.

Selesai belanja,aku langsung kembali dan duduk di dekatnya. Dia melihatku sekilas. Merasa di lihat,aku menjelaskan.

"Maaf kalau aku duduk di sini,semua kursi sudah penuh' ucapku. Hemm' jawabnya seraya tersenyum."

Hening,hanya kamu berdua yang nampak diam membisu. Sedangkan yang lain,saling bertukar pendapat. Hingga ada seorang yang mendekati kami.

"Hai mas' panggil perempuan itu." Mas Aldo pun langsung menoleh. Hei, jawabnya. Boleh aku duduk di sini ? Tanya perempuan itu."

Aku membuang nafas kasar,sedangkan mas Aldo melirik ke arahku.

"Boleh' ucapnya. Permisi mbak,bisa tolong geser' ucap perempuan itu. Aku pun spontan menggeser tubuhku,namun langsung di tahan mas Aldo. Aku menatap wajahnya dengan intens,dia menggelengkan kepala."

Mas Aldo menarikku,dan memangku ku. Perempuan itu mengernyitkan keningnya dan mengepalkan tangannya.

"Ehem,mas kenapa di pangku,mbaknya kan bisa duduk sendiri ? Tanya perempuan itu lagi. Maaf mbak,dia ini calon saya,takut salah paham saja' ucap mas Aldo."

Mendengar jawaban dari mas Aldo,aku langsung menjawab. Bu' ucapku terhenti,karna b***rku di c**m nya. Aku ingin berontak,namun tidak bisa.

Sedangkan perempuan tadi,sudah berlalu pergi. Aku langsung berdiri dan melayangkan tamp***n ke*as untuknya. Mas Aldo terdiam. Dan mengucapkan terima kasih.

"Good bay' ucapnya lagi. Mendengar itu hatiku sakit,tak lama motor kami sudah selesai di tambal."

Aku langsung melajukan motorku dengan kecepatan tinggi,seraya meneteskan air m*t*. Aku berhenti di masjid,dan langsung bersujud. Memohon petunjuknya yang terbaik untukku.

Dan hanya inilah obat lukaku,kembali pada ALLAH. Dan berhenti berharap pada manusia.

Selesai ibadah,hatiku sudah tenang,aku langkahkan kakiku untuk keluar masjid. Dan tanpa sengaja,netraku melihat mas Aldo ke luar masjid juga.

Sesampai di parkiran,aku langsung melajukan motorku ke luar masjid. Baru saja ingin membelokkan motorku, tiba-tiba terdengar orang minta tolong.

Aku lalu mematikan mesin motorku dan mengambil kunci kontakku,lalu menghampiri sumber suara tersebut. Spontan aku mengucapkan istiqfar, dan bertanya.

"Kenapa pak ? Tanyaku. Alhamdulillah masih ada orang, ini mbak,masnya tadi mengeluh pusing,terus pingsan' ucapnya jujur."

"Mari pak sama-sama di pindah ke sana' ucapku. Ya mbak' ucapnya."

Sesampai di masjid,kami membaringkan tubuh mas Aldo,aku pun memberinya minyak kayu putih di tubuhnya. Dan terakhir di hidungnya.

Sedangkan bapak yang tadi,sedang membuatkan minuman hangat.

Tak berselang lama,mas Aldo sudah sadar.

"Alhamdulillah' ucapku dengan m*t* sembab."

Mengetahui aku ada di depannya,dia lalu memelukku dan berkata.

"Na,plis jangan tinggalkan aku' ucapnya. Aku pun langsung melerai pelukannya dan berkata.

"Jangan aku,carilah wanita yang tepat untukmu' ucapku." Oke aku akan menikahinya,tapi juga langsung aku ceraikan' ucapnya."

Aku menggelengkan kepala,dan hendak beranjak pergi. Namun,bapak itu sudah datang lagi. Membawa makanan.

"Sudah bangun mas ? Tanya bapak itu, spontan mas Aldo menoleh. Sudah pak' ucapnya. Seraya tangannya memijit pelipisnya."

"Mas,di makan dulu' ucap bapak itu lagi. Maaf pak merepotkan' ucap mas Aldo. Melihat itu,aku langsung beranjak pamit sama mereka."

Namun,lagi dan lagi aku ditahan mas Aldo. Melihatku demikian bapak itu bertanya.

"Maaf mas dan mbak ini sudah menikah belum ya ? Tanya bapak itu. Belum pak' jawab kami bersamaan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!