Kini Caitlin tengah berdiri mematung sambil memegang amplop yang diberikan oleh Aaron. dia sedang mengumpulkan kekuatan untuk membaca surat perjanjian yang sudah Aaron tentukan sepihak. Dengan perlahan ia mulai membuka amplop cokelat itu, walaupun dia sudah yakin bahwa isinya hanya akan membuatnya semakin hancur.
Setelah membaca isi dari surat perjanjian itu Caitlin hanya terdiam, seolah-olah ia tidak mempercayai dengan apa yang telah dibuat oleh Aaron. Aaron seolah tidak butuh persetujuan dari Caitlin. Aaron masih saja fokus dengan ponselnya tanpa menghiraukan Caitlin yang matanya kini telah berkaca-kaca.
"Apa maksudnya ini Aaron?" tanya Caitlin dengan suara yang sedikit bergetar menahan tangisnya.
"Kau sudah baca bukan? Harusnya kau tidak perlu menanyakannya lagi kepadaku. Kau tau, aku menerima pernikahan ini karena terpaksa. Andai saja kakak ku tidak kabur dan meninggalkan pernikahan kalian, mungkin aku tidak akan menjadi korbannya disini," jawab Aaron ketus.
"Aku pun tidak tahu bahwa kejadiannya akan seperti ini. Ini pun bukan kemauanku untuk memilih kau sebagai pemelai pengganti kakakmu Aaron," jawab Caitlin lemah.
"Cukuplah Caitlin, kau hanya perlu melakukan apa yang sudah tertulis disurat perjanjian yang sudah ku buat itu. Kau jangan mencampuri urusanku, begitu pun aku tidak akan pernah mencampuri urusanmu. Kita hanya bisa berperilaku seolah kita ini suami istri sungguhan itu jika dihadapan orang tua kita. Diluar itu, kau dan aku masing-masing saja," ucap Aaron sambil melipatkan kedua tangannya diatas dada bidangnya.
"Perjanjian gila, lalu untuk apa kau bersedia menjadi suamiku jika kau saja tidak bisa membuat rumah tangga ini indah seperti rumah tangga diluar sana," ucap Caitlin tanpa ia sadari air matanya mulai menetes.
"Kau tidak perlu khawatir, aku akan memberikan kau uang setiap bulannya. Kalau kau bertanya mengapa aku mau bersedia untuk menjadi suamimu, itu karena aku menginginkan perusahaan ayahku menjadi milikku, dan juga aku menginginkan seorang anak laki-laki dari rahim mu untuk meneruskan perusahaanku kelak, kau paham apa maksudku kan?" ucap Aaron berlalu begitu saja dan berlalu memasuki kamar yang berada dilantai dua di rumah tersebut.
Ucapan yang telah Aaron lontarkan berhasil membuat air mata yang sejak tadi Caitlin tahan lolos mengalir dipipi mulusnya itu. Caitlin pun tidak menginginkan pernikahan ini terjadi, inilah satu satunya jalan yang harus ia ambil supaya perusahaan milik keluarganya dapat bangkit kembali. Tapi ia masih tidak mempercayai ternyata pernikahan yang ia jalani harus sesakit ini, kini ia tidak bisa menahan tangisan nya lagi. Dia membantingkan diri disofa yang tadi menjadi saksi bagaimana penderitaan yang Caitlin rasakan.
"Aaaarrggggggghhhh!" teriak Caitlin frustasi sambil terisak. Caitlin merasakan begitu sesak dadanya karena semua yang terjadi pada dirinya.
Aaron yang mendengarkan teriakan Caitlin dibawah merasa iba, apakah ia sejahat itu terhadap wanita itu? Namun Aaron kembali menepis pikirannya itu, lagian jika Caitlin menderita itu bukan urusannya. Aaron memilih untuk membaringkan tubuhnya diatas kasur, karena ia sudah cukup lelah dengan hari ini.
Tak lama kemudian Caitlin membuka pintu kamar dan berjalan perlahan menuju Aaron yang sedang berbaring dikasur, ia masuk perlahan karena tidak ingin mengganggu Aaron yang sudah terlelap. Meskipun Aaron tidak menganggap ia istri sepenuhnya, tapi ia tetap akan mencoba menjadi istri yang baik untuk Aaron.
Ketika Caitlin mulai membaringkan tubuhnya diatas kasur, tiba tiba Aaron terbangun kembali dan memandangi Caitlin. Caitlin yang merasa takut dengan tatapan yang diberikan Aaron lebih memilih untuk beranjak kembali dari tempat tidur itu.
"Apa aku juga tidak boleh tidur disini bersamamu?" tanya Caitlin gugup.
"Tidak, aku tidak melarangmu untuk tidur disini, lagian kau juga kan harus cepat mengandung anak ku bukan? Tapi jangan khawatir, aku terlalu lelah hari ini, jadi kita tidak akan melakukannya malam ini," ucap Aaron kembali mencoba memejamkan matanya.
Caitlin pun segera membaringkan tubuhnya dikasur, ia sudah sangat lelah dengan hari ini ditambah pikirannya yang semakin kacau karena ulah Aaron. Mengapa tidak pernikahan yang normal saja mengapa Aaron lebih memilih pernikahan yang didasari oleh perjanjian gila ini. Itulah yang terlintas dipikiran Caitlin saat ini.
Pukul 05.30
Caitlin terbangun dari tidurnya, wajah Aaron lah yang pertama kali Caitlin lihat. Wajahnya yang tampan dengan kulit putih, hidung mancung dan bibir tipisnya membuat Aaron sempurna dimata Caitlin. Namun sangat disayangkan ketampanan nya tertutup oleh sikapnya yang begitu dingin dan acuh. Daripada terlalu lama memandangi wajah pria yang sedingin es, Caitlin lebih memilih beranjak dan segera mandi.
Setelah mandi, Caitlin segera turun kebawah untuk memulai hari pertamanya sebagai istri Aaron dirumah mewah ini. Pertama kali yang ia lakukan adalah melihat isi kulkas dan mengambil apa saja yang bisa ia masak dengan bahan-bahan yang ada.
"Rumah mewah seperti ini, tapi bahan untuk memasak hanya sedikit. Aneh," celetuk Caitlin.
Aaron yang telah terbangun dari tidurnya melihat disampingnya sudah tidak ada Caitlin. Kemana wanita itu pikirnya.
Tak lama pun Aaron sudah selesai membersihkan diri. Aroma sedap dari bawah membuat perutnya menjadi sangat lapar.
"Siapa yang memasak dipagi buta seperti ini? Semua pembantu kan sedang memillih untuk cuti selama seminggu," pikir Aaron
Aaron berjalan keluar kamar dan turun menuju dapur. Dilihatnya wanita cantik berkulit putih, rambut panjang terikat yang kini membelakangi dirinya dan sibuk dengan wajannya. Aaron tak bisa membohongi diri Caitlin memanglah sangat cantik pria mana pun pasti akan jatuh hati pada wanita seperti Caitlin. Namun karena hatinya kini telah membeku, ia menepis bahwa ia tidak akan pernah jatuh cinta kepada Caitlin. Karena bagi Aaron ia bersama Caitlin hanya saling menguntungkan. Keluarga Aaron yang membantu membangkitkan perusahaan keluarga Caitlin. Dan Caitlin yang membuat Aaron mendapatkan apa yang Aaron inginkan, yaitu perusahaan besar milik ayahnya.
Caitlin pun selesai memasak, ketika membalikkan badan Aaron yang kini berdiri dibelakangnya. Berdiri memandanginya tanpa berkedip sedikitpun. Dan itu berhasil membuat Caitlin salah tingkah untuk yang kedua kalinya.
"Hai Aaron sudah bangun," ucap Caitlin tersenyum sembari merapikan piring yang berisikan nasi goreng di meja makan.
"Sudah," jawab Aaron dengan nada yang sangat datar.
Dan itu menjadi hal yang biasa bagi Caitlin, menghadapi Aaron yang selalu datar dan dingin. Caitlin hanya tersenyum ramah.
"Aku sudah membuatkan sarapan untukmu, tapi aku hanya membuat nasi goreng saja karena persediaan bahan di kulkas hanya sedikit," Ucap Caitin
"Ya terima kasih," jawab Aaron masih sama dengan nada datarnya
Caitlin memilih beranjak menuju ruang tengah sambil membawa piring yang berisikan nasi goreng untukmnya.
"Kau mau kemana?" tanya Aaron
"Aku mau makan disana saja, aku takut kau tak sudi untuk makan bersama denganku," jawab Caitlin sambil berjalan menuju sofa.
"Baiklah," ucap Aaron.
Deg! Hati Caitlin merasa sakit, ia sangka Aaron akan menahannya. Meskipun ia tahu pernikahan mereka terdapat surat perjanjian didalamnya, apa makan bersama pun menjadi hal yang tidak boleh mereka lakukan?
Setelah selesai dengan sarapannya, Aaron langsung bersiap untuk pergi ke kantor, karena hari ini hari pertama ia kerja lagi setelah ia menikah dengan Caitlin. Aaron lebih memilih untuk bekerja dibandingkan memilih untuk berbulan madu bersama istrinya, Caitlin. Padahal orang tua Aaron sudah memberikan mereka tiket bulan madu ke Turkey. Namun Aaron menolaknya dengan alasan ingin berbulan madu ke Negara yang mereka berdua inginkan.
"Aku pergi!" ucap Aaron langsung berjalan keluar rumah tanpa menunggu jawban dari Caitlin.
Setelah dirasa pekerjaan rumah sudah Caitlin selesaikan, dan juga Aaron sudah berangkat kerja. Kini ia duduk disofa dan meraih ponselnya. Ada banyak panggilan tak terjawab dari kedua sahabatnya, yaitu Noah dan Sarah.
"Hallo!" akhirnya Caitlin memutuskan untuk menghubungi kembali mereka. Orang yang pertama ia hubungi adalah Noah.
"Hai Caitlin! Bagaimana kabarmu?" jawab Noah disebrang sana.
"Aku baik-baik saja Noah, bagaimana dengan kau?" tanya Caitlin
"Baik, bagaimana pernikahanmu?" Noah bertanya seolah ingin tahu.
"Pernikahanku baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir!" jawab Caitlin
"Syukurlah, ku harap kau selalu bahagia," Ucap Noah kemudian mematikan panggilan tersebut.
***
Aaron tengah sibuk didepan komputernya. Nampaknya banyak sekali pekerjaan yang ia tinggalkan semenjak ia menikah dengan Caitlin. Tapi Aaron adalah pria yang tidak pernah mengeluh, ia seorang pria yang sangat pekerja keras. Impian nya ingin membuat perusahaan nya menjadi perusahaan yang besar dan ternama di Kotanya.
Terdengar suara pintu ruangan Aaron terbuka, dan terlihatlah seorang wanita yang sangat cantik yang kini mulai melangkah dan mendekati Aaron yang kini mulai mematung.
"Mengapa dia kembali? Apakah dia ingin membuatku hancur untuk kesekian kalinya?" pikir Aaron dalam hati
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Yulia Prihatin91#SoLo#
aron buang jauh- jauh mantan
didepan kamu sudah ada istri mu Cai
jangan tertarik atau terpikst biasa cewek sudah pergi jauh itu tidak setia
2022-11-23
0
Entin Fatkurina
next next next next next
2022-10-15
0
Ig: Dheanvta
pelakor datang
2022-10-14
1