Malam itu langit gelap. Awan hitam menutupi rembulan. Dari kejauhan terdengar suara lolongan anjing. Menambah suasana kian mencekam.
Di area sebuah pekuburan. Keheningannya terusik dengan suara rengkahan tanah. Suaranya berasal dari salah satu makam yang tampaknya belum terlalu lama.
Tampak asap putih keluar dari bagian atas makam yang rengkah. Perlahan rengkahan makin membesar. Dalam gelapnya malam, sebuah tangan kotor dengan tanah liat menyeruak keluar dari dalam makam. Bau anyir bangkai tersapu semilirnya angin dingin di antara dedaunan kemboja.
Brush!
Satu kepala muncul! Siapapun yang melihat penampakannya pasti langsung jatuh pingsan. Bagaimana tidak, kepala yang sebagian tertutup kain pocong itu telah setengah membusuk. Belatung menggeliat diantara tanah yang menempel di wajahnya. Mata si pocong yang semula memejam terbuka! Hitam keseluruhannya!
Di satu rumah besar. Suara musik dangdut yang semula mengalun telah berhenti. Lelaki bertubuh gemuk dengan kumis tebal yang mematikannya. Juragan Suryo. Itu namanya. Seorang saudagar dengan banyak usaha dan memiliki tanah yang luas.
Juragan Suryo baru mandi, pukul sebelas tadi ia pulang dari urusan bisnis. Dengan santai ia lantas masuk kamarnya. Si Surti istrinya telah tidur. Hah, tak ada masalah, ia akan bangunkan, sungguh sayang melewatkan satu malam tanpa mendekap tubuh isterinya yang bahenol, pikirnya.
Masih hanya berbalut handuk sebentar ia bercermin. Walau tampilannya kurang sedap di pandang karena hidungnya yang terlalu besar, tapi Juragan Suryo menepuk dadanya. Perempuan mana yang tak bertekuk lutut di bawah kakinya. Uang adalah segalanya, dengan uang ia bisa mendapatkan perempuan yang di mauinya. Contohnya Surti, perempuan cantik yang dulu tak sudi melihat batang hidungnya, tapi nyatanya kini jatuh kepelukannya. Mengingat itu Juragan Suryo mengekeh dalam hati.
Puas bercermin, Suryo membalikkan badan, di dekatinya ranjang dimana isterinya tidur. Di singkapnya selimut yang menutupi badan Surti. Wow, dalam balutan baju tidur isterinya begitu menggairahkan. Juragan Suryo mulai usil meraba-raba tubuh isterinya.
Surti terbangun, matanya membuka. Sesaat ia terkejut. Namun setelah melihat siapa adanya yang telah mengusik tidurnya ia hanya pasrah.
Melihat Surti diam, Juragan Suryo menyeringai, dengan gemas ia mendusalkan hidungnya ke wajah Surti, si perempuan menggeliat lemah.
Krak! Brak!
Dahi Juragan Suryo mengerut. Suara apa itu!? Perasaan ia telah mengunci semua pintu rumah? Gairahnya mendadak turun. Perlu dipastikannya suara yang di dengarnya barusan. Di taruhnya jari telunjuk di bibir, tanda agar isterinya tidak bersuara. Di ambil celana tidurnya, dengan tidak mengenakan baju Juragan Suryo melangkah keluar kamar. Lampu ruang tengah masih menyala. Ia tengok ke arah ruang tamu. Sepi, Tak ada apapun di sana. Pintunyapun masih tertutup rapat.
Krak!
Suara itu kembali terdengar. Dari arah belakang. Dengan memberanikan diri ia memeriksa kebelakang. Sebuah raket tenis yang tergeletak di meja ruang tengah ia raih. Ruang makan gelap. di hidupkannya lampu. Tak ditemuinya jua sesuatu yang mencurigakan. Perlahan Ia meneruskan langkah menuju dapur.
Di bukanya pintu yang mengarah dapur. Gelap. Tapi apa itu? Sesuatu benda berwarna putih Ia lihat bergerak di dalam ruang dapur yang gelap. Ragu Juragan Suryo melangkah maju, kakinya mundur.
Sesuatu berwarna putih itu bergerak maju. Keringat dingin mengalir di dahi Juragan Suryo saat melihat wujudnya. Pocong! Tangannya yang memegang raket tenis terkulai lemas. Ingin Ia pingsan, tapi ternyata harapannya tak terwujud. Makhluk pocong itu makin jelas. Melompat tepat di depannya. Wajah itu! Walau bercampur tanah Juragan Suryo masih mengenali! Subarjo!
Surrryoo... kek kek..
Mulut si pocong bersuara sember setengah tercekik. Dua tangan busuk yang bercampur tanah tiba-tiba terangkat, meraih leher Suryo.
Akh Akh.. jang.. janghann....
Tersendat suara yang keluar dari mulut Juragan Suryo. Tangan pocong kini mencengkeram erat lehernya. Membuat nafas lelaki gemuk itu tersengal.
Krek! Mata Suryo melotot, lehernya patah, lidahnya terjulur.
Khe Khe Khe...
Si pocong tampak puas melihat Juragan Suryo menggelosoh lemas di lantai. Lelaki yang telah menyuruh orang-orang bayaran untuk menghabisinya.
Di kamar, Surti yang menunggui suaminya merasa heran. Lama betul lelaki itu? Rasa ingin tahu membuat perempuan itu beranjak dari tempat tidur.
Pernikahan Surti dan Juragan Suryo belumlah lama, baru satu minggu yang lalu. Suami pertamanya mati di bunuh orang. Karena suaminya punya hutang banyak ke Juragan Suryo dan kehidupan ekonominya tergolong miskin, akhirnya Surti tidak menolak kala lelaki yang kaya raya itu melamarnya.
Akhh! Surti menjerir tertahan melihat Juragan Suryo terkapar di lantai. Wajahnya pucat puas saat menyadari keberadaan makhluk berkain serba putih.
Suurrrtiii...
Suara sember terdengar dari mulut si pocong. Badan Surti kaku, bibirnya bergetar tak bersuara. Ia mengenali wajah yang sebagian kotor berlumur tanah. Kang Barjo! Pocong itu menyeringai, Ia melompat ke arah Surti dengan sepasang lengan menegang kedepan.
Paginya. Dua orang membawa cangkul memasuki area pekuburan. Sopyan dan Imron. Mereka berdua memang bertugas menggali makam di kampung itu.
"Menurutmu apa penyebab kematian Juragan Surya, Yan?" tanya Imron.
"Tak tahu Mron, hiii.. tiap membayangkan wajah Juragan Suryo yang mati dalam keadaan mendelik semacam itu, kok aku merinding ya." jawab Sopyan.
"Sama, aku juga ngeri melihatnya, seperti melihat sesuatu yang menakutkan sebelum ajalnya," ucap Imron.
Sopyan mengangguk-angguk. Tiba-tiba matanya melihat ke satu makam. "Hei Mron, kenapa makam itu ya? Seperti terbongkar," ujarnya sambil menunjuk.
Pandang mata Imron melihat ke arah telunjuk Sopyan. "Eh betul, bukankah itu makam Subarjo, yang meninggal bulan lalu?" Ia melupakan tugasnya menggali makam, melangkah cepat menuju makam yang terbongkar. Sopyan menyusul di belakangnya.
"Astaga! Yan! Yan! Lihat Yan!" teriak Imron setengah histeris.
Sopyan memandang ke dalam lubang makam yang terbongkar. Jantungnya berdegup kencang. Di dalam makam ia lihat mayat Subarjo dengan kain pocong yang telah berantakan, bau busuk menyengat. Mayat itu tidak sendirian. Tengah memeluk sesosok lain. Yakni Surti! Perempuan yang menghilang dari rumah Juragan Suryo semalam itu terbujur kaku, dengan mata terbeliak!
Sekian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments