Dengan sekuat tenaga Kasih melangkahkan kakinya untuk keluar dari gedung perusahaan. Untuk hari ini dia terpaksa minta izin tidak masuk kerja.
Di dalam angkut Kasih melamun, ingatan tentang kejadian barusan saja terjadi, di mana membuatnya sangat syok dan seakan hanya khayalan semata.
Bukankah seharusnya dia senang, mengingat identitas Elvan terungkap? Namun, justru itu bertolak belakang yang dirasakan Kasih.
Dengan raut wajah sedih Kasih memandang ke luar jendela angkut. Bayangan dimana Elvan di peluk penuh kasih dan rindu oleh wanita yang pernah memberi bonus padanya tempo hari. Kasih baru tahu jika mereka adalah orang tua dari kekasihnya Elvan.
Tiba di rumah kontrakan milik Elvan, Kasih melamun. Kejadian tak terduga itu seakan membuatnya tidak percaya. Di mana Elvan ternyata bukan berasal dari keluarga biasa, melainkan adalah putra pemilik perusahaan naungan Bahtiar Group, yang tak lain tempatnya bekerja.
"El, selamat sekarang kamu dipertemukan dengan keluargamu yang sesungguhnya. Aku tidak tahu harus merasa senang atau sebaliknya, El." Kasih bergumam sendiri seraya menatapi foto Elvan pada ponselnya.
Wanita itu tersenyum getir, mengingat Elvan bukanlah kalangan biasa. Bila dibandingkan dengan kehidupan mereka, bagai langit dan bumi, jauh sangat berbeda, bahkan tidak bisa dibandingkan.
"Aku harus memberitahu orang Mama tentang kabar bahagia ini." Bagaimanapun Kasih perlu mengabari keluarganya, khusus ke-dua orang tuanya.
Belum juga sempat Kasih menghubungi orang tuanya, ponselnya mendapat pesan masuk dari Mey.
Mey: ["Ka, kamu baik-baik saja kan? Pokoknya no melakukan hal yang merugikan dirimu sendiri karena perjalanan hidupmu masih panjang. Kasih Aprilia adalah wanita tangguh, bahkan ketangguhannya mengalahkan superhero, spiderman, betmen dan wiro sableng haha....🤣."]
Kasih: ["Aku baik-baik saja. Jangan khawatirkan ku, fokuslah dengan pekerjaanmu. Kamu lucu sekali, berhasil membuat air mataku keluar karena saking lucunya😂."]
Mey: ["Kamu harus tahu ternyata Elvan adalah Raja Baba Bahtiar, putra tunggal sekaligus CEO di perusahaan Bahtiar Group. Ka, status Elvan adalah calon suami orang, yang tak lain adalah CEO dari perusahaan Gemilang Jaya🥲."]
Seketika ponsel itupun terlepas dari tangan Kasih yang tiba-tiba gemetar setelah selesai membaca pesan terakhir dari sahabatnya Mey.
"Apa? El, adalah calon suami orang?" gumam Kasih, seiringan tetesan air mata yang tiba-tiba bergulir membasahi ke-dua pipinya.
Kasih di lema karena pria yang menjadi kekasihnya itu adalah seorang CEO di perusahaan tempatnya bekerja. Menelan pil pahit dengan kenyataan bahwa Elvan adalah berstatus calon suami orang
*
Sementara di perusahaan menjadi pusat perhatian banyak orang, terutama para karyawan kantor. Semuanya tercengang atas kedatangan CEO mereka dengan keadaan tak biasa. CEO yang sudah menghilang tanpa jejak satu tahun itu.
"Ka, Ka!" panggil Elvan setelah menyadari situasi di sekitarnya, di mana dia menjadi pusat perhatian banyak orang, sekaligus dua orang paruh baya menangis seraya memeluknya.
"Sayang, di mana kamu selama ini?" lirih wanita yang sejak tadi tak berhenti menyekapnya.
"Kalian siapa?"
Deg!
Semua tercengang seraya saling memandang setelah mendengar pertanyaan aneh yang dilayangkan oleh Elvan.
"Sayang, apa yang kamu katakan? Jangan bercanda! Ini Mami, dan ini Papi kamu!" ucap wanita yang mengaku sebagai orang tua Elvan dengan dada bergemuruh. "Sayang, katakan kepada putra kita jangan coba-coba bikin drama," lirihnya kepada pria yang sejak tadi berdiri di sampingnya.
"Raja, apa maksudmu mengatakan hal itu?" tanya pria paruh baya yang wajahnya foto copy Elvan.
"Namaku adalah Elvan, bukan Raja."
Sekali lagi pernyataan Elvan membuat semua orang tercengang, saling memandang dengan tatapan penuh tanya.
Elvan, memegang kepalanya yang tiba-tiba sangat pusing. Bahkan semuanya kelihatan berputar dan mengelap.
"Arghh!" Elvan meringis kesakitan, kemudian tidak sadarkan diri. Untung saja dengan cepat tubuhnya dipapah oleh pria yang mengaku sebagai Papinya itu.
Ya, beginilah kondisi Elvan, jika dia berusaha mengingat masa lalunya. Bukan ingatan yang dia dapatkan, justru rasa sakit di kepalanya luar biasa. Maka dari itu, baik Kasih maupun ke-dua orang tuanya tidak pernah memaksakan untuk Elvan mengingat masa lalunya, karena bisa saja berakibat fatal.
"Raja!" pekik wanita itu dengan histeris melihat putra kesayangan mereka tak sadarkan diri.
Elvan langsung dibawa ke rumah sakit, untuk mendapat penanganan. Dengan dada gemuruh dan cemas wanita paruh baya itu setia mendampingi. Tidak lama kemudian suaminya ikut masuk ke dalam kamar rawat.
"Dok, apa yang terjadi pada putra kami?" tanya pria itu.
"Kami belum dapat menyimpulkan Pak Balin, tunggu sampai Pak Raja sadarkan diri. Hmm, apa yang terjadi?"
"Raja tak mengenali kami. Justru dia mengatakan namanya Elvan, bukan Raja." Ungkap pria paruh baya bernama Balin, yang tak lain adalah menantu atau pemilik Bahtiar Group.
"Iya dok, apa yang dikatakan suamiku adalah benar. Raja tidak mengenali kami dan bahkan dirinya sendiri. Tiba-tiba Raja meringis kesakitan seraya memegang kepalanya, dan akhirnya tidak sadarkan diri."
"Pak Balin dan Bu Gia, mari ikut saya. Ada yang ingin saya bicarakan." Suami-istri itu saling mengangguk, keluar ikut dokter ke ruangannya.
Tiba di ruang dokter, ke-dua paruh baya tersebut harap-harap cemas, belum siap untuk mendengar apa yang ingin dijelaskan dokter.
"Saya dapat menyimpulkan seperti gejala dan perlakuan yang Pak Balin maupun Bu Gia katakan, sepertinya Pak Raja mengalami." Sesaat dokter menjedah ucapannya seraya menatap ke-dua orang tua pasiennya secara bergantian. "Maaf, Pak Raja mengalami hilang ingatan atau amnesia!" dengan berat hati dokter mengatakan apa yang dialami Raja.
Deg!
"Apa?" ke-duanya tercengang, sontak kaget mendengar apa yang baru di katakan dokter tentang putra mereka.
Ke-duanya menggeleng, tanpa sadar meneteskan air mata. Menandakan mereka sungguh terkejut, dan merasakan bagaimana sulitnya Raja menjalani hari-harinya selama satu tahun belakangan ini.
"Bagaimana bisa terjadi dok?" lirih Mami Gia dengan dada terasa sesak, sangat sulit untuk bernafas. "Apakah Raja mengalami kecelakaan hingga berakibat fatal seperti ini?"
"Bisa jadi Bu, kita perlu memeriksa lebih lanjut lagi," ucap dokter ikut prihatin karena mereka cukup dekat, bahkan dokter Rama banyak tahu bagaimana kisah pasangan ini kehilangan putra mereka selama bertahun-tahun. Pasangan ini sering masuk rumah sakit karena tak henti-hentinya merindukan putranya yang kini sudah ditemukan dalam keadaan hilang ingatan.
"Dokter Rama, tolong sembuhkan putra kami. Berapapun biaya pengobatannya akan kami bayar," mohon Papi Balin dengan penuh harap.
"Raja bisa sembuh kan dok? Apapun yang terjadi putraku harus sembuh." Dengan berlinang air mata wanita berparas cantik serta anggun itu memohon kepada dokter Rama.
"Saya belum bisa berkomentar tentang itu Pak Balin dan Bu Gia, kita perlu mendalami pemeriksaan Pak Raja lebih lanjut. Saya berharap sama seperti apa yang diharapkan Pak Balin dan Bu Gia, kita perbanyak berdoa saja untuk kesehatan atau pemulihan Pak Raja."
Tok tok
"Maaf dok, Pak Raja sudah sadarkan diri. Pak Raja kekeh ingin pergi," ucap suster dengan raut wajah panik.
"Raja," pekik Mami Gia sontak kaget setelah mendengar apa yang dikatakan suster tentang putranya. Tanpa banyak tanya Mami Gia beranjak, berlari kecil keluar dari ruangan menuju kamar rawat Raja.
Di dalam sana sedang gaduh, para suster berusaha menghentikan keinginan Raja untuk pergi.
"Sayang, cukup!" seru Mami Gia hingga, baik Raja maupun beberapa suster terdiam. Mami Gia mendekati Raja, kemudian menarik tangannya untuk kembali ke brankar. Sementara para suster kembali ke ruang masing-masing.
Entah kenapa Elvan luluh dengan wanita yang menurutnya begitu asing, namun terasa sangat dekat. Bahkan jantungnya berdegup, bukan dalam arti ada perasaan suka, namun seperti ada ikatan batin.
Mami Gia menangkup wajah Elvan dengan mata berkaca-kaca. Kerinduan selama ini telah terobati, walau belum begitu sempurna. "Sayang, kamu adalah Raja Baba Bahtiar, putra tunggal Mami dan Papi. Kamu menghilang tanpa ada kabar selama satu tahun lebih. Jika kamu tidak percaya, Mami dan Papi akan membawa kamu pulang ke rumah, di sana banyak barang milikmu yang dapat membantu memori ingatanmu. Tolong jangan pergi meninggalkan Mami dan Papi lagi," ungkap Mami Gia dengan nada terisak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Dianita
semoga nnti elvan tidak lupa sm kasih ..
2022-10-18
0
Zie Mien Ho
Bachtiar group... Raja Baba Bachtiar... OOO anaknya Gia dan Balin... wah jadi semangat nih... sekuel selanjutnya... 😃👍
2022-10-16
0
Nasya Princs
pasti kasih memilih mundur karena status mereka berbeda.
2022-10-16
0