Chapter 5 - Sarapan

Pagi yang indah, matahari mulai pergi menyinari walau masih malu-malu. Cahayanya yang masih remang-remang mulai berusaha menembus kaca jendela kamar Nick, memberi tanda bahwa sudah waktunya Nick untuk bangun dan bersiap-siap pergi ke kantor. Alarm pun ikut serta untuk membangunkan lelaki tampan ini, akhirnya ia yang kalah dengan pagi hari bangun juga dan pergi membersihkan diri. Setelah selesai membersihkan diri dan mengenakan pakaian yang rapi, Nick turun untuk sarapan.

“Tuan, ada pesan dari Tuan Arkha” ucap kepala pelayan memberitahu.

“Apa katanya?” tanya Nick

“Tuan Arkha berkata, bahwa operasi tadi malam bukan hanya penyelundupan obat-obatan terlarang tetapi Edward juga menyelipkan sekitar 200 senjata api di dalamnya” kata kepala pelayan itu yang sudah setia selama bertahun-tahun pada Nick.

“Bisnis yang menarik” setelah berkata seperti itu Nick hanya diam sambil menikmati makanannya. Selesai makan ia langsung bergegas pergi ke kantor.

“Bereskan...” perintah Nick pada pelayan. “Paman, aku harus ke kantor sekarang, kalau Arkha datang mencariku katakan aku akan bertemu dengan Delvin jam 11 nanti” Nick bertitip pesan pada kepala pelayan.

Pagi-pagi sekali Nick sudah pergi menuju kantor diantar oleh sopir pribadinya. Sementara Elea, walau sinar matahari pagi sudah menyentuh kulitnya namun ia yang tertidur sudah seperti orang mati harus membuat Eve sendiri yang turun tangan untuk membangunkannya.

“Bangunlah Elea ini sudah pagi, kau mau sekolah atau tidak?” Eve masih membangunkannya secara lembut dengan menepuk-nepuk kaki Elea pelan.

“Emm, 5 menit lagi” tawar Elea.

“BANGUNLAH!! Atau aku akan membiarkanmu di alpa oleh Guru hari ini” ancam Eve dengan meninggikan nadanya karena geram. “SEGERA BANGUN! Ini sudah pukul 06.30”

“APA?!!” Elea langsung loncat dari pulau mimpinya dan berlari menuju kamar mandi. Eve hanya bisa tertawa lepas melihat sikap adik sepupunya itu, sungguh menyenangkan bisa mengerjai Elea padahal jam digital di samping kasur baru menunjukkan angka 06.10.

Nick yang sedang dalam perjalanan menuju kantornya hanya duduk santai di mobil sambil mengerjakan sesuatu di laptopnya. Nick sedang melakukan searching untuk mengetahui tentang simbol yang ada di peluru yang sempat ia ambil setelah ditembakkan oleh tawanannya kemarin sore.

“Simbol ini tidak terlihat seperti simbol milik kelompok Edward. Tapi kenapa orang itu menyebut nama Edward?” batin Nick yang bingung dengan kejanggalan ini terus bertanya-tanya.

“Jika memang penembakan ini didalangi oleh Edward maka simbol pada peluru ini seharusnya bukan neraca tetapi simbol api dengan segitiga bermudanya. Apa mungkin bukan Edward dalangnya, ataukah Edward memiliki kelompok lain lagi? Rasanya juga tidak mungkin jika Edward ingin memanipulasi dengan menggunakan simbol kelompok yang bukan miliknya, itu bisa menempatkannya dalam bahaya” tutur Nick dalam hatinya yang bingung. Nick memijat pelipisnya tak sakit, ia dibuat semakin bingung dengan keadaan.

“Tuan, kita telah sampai” ucap sopir memberitahu.

Nick tidak sadar bahwa perjalanannya berlalu begitu cepat, sungguh peluru ini sudah membuatnya bingung 700 keliling. “sangat mengganggu” ucap Nick dalam batinnya pada peluru itu.

“Baiklah, terima kasih” ucap Nick sambil membuka pintu mobilnya.

“Tuan..” panggil sopirnya itu.

“Ya?”

“Apakah Tuan akan pergi lagi siang nanti?” tanya sang sopir.

“Memangnya ada apa?” tanya Nick yang heran dengan pertanyaan sopirnya itu.

“Jika Tuan tidak ingin pergi lagi siang nanti, saya izin ingin menemani anak-anak saya untuk mengikuti acara yang diadakan oleh sekolah mereka. Anak-anak ku sangat ingin jika orang tuanya bisa mendampingi” ucap sopir itu dengan senyuman ketika terbayang wajah ceria anak-anaknya.

“Pergilah, temani anak-anak mu. Mereka jauh lebih memerlukan dirimu dibandingkan aku. Jika memang harus bepergian aku akan pergi dengan yang lain” Nick memberi izin pada sopirnya itu.

“Terima kasih Tuan. Setelah acaranya selesai aku akan kembali bekerja” kata sang sopir.

Nick langsung keluar dari mobilnya tanpa sepatah katapun. Ia berjalan menuju ruang kerja pribadi miliknya, Nick juga sudah pasti melewati para karyawannya. Ia ingin melihat apa yang akan dilakukan para karyawannya jika melihat Nick datang, apakah para karyawannya ini hanya akan menatap dan mengagumi ketampanannya atau akan tetap fokus bekerja.

Sebagai kaum perempuan, tentu saja melihat lelaki tampan akan sangat menggoda iman. Para karyawati yang terpesona langsung mengalihkan pandangan mereka, dari yang semula menatap komputer dengan serius kini beralih menatap Nicholas dengan luluh. Dasar perempuan, tidak bisa melihat yang tampan sedikit langsung tergoda.

“Pagi Pak” sapa seorang karyawan.

“Ya, pagi juga” balas Nick dengan wajah datarnya.

Nick terus berjalan menuju ruang kerja pribadinya, ia terus disapa oleh beberapa karyawannya. Hal itu membuat Nicholas tersenyum manis, tidak angkuh sedikit pun. Sayangnya, senyuman manis Nicholas semakin membuat para karyawati di perusahaan itu kepincut, senyuman Nick juga sungguh tidak baik untuk jantung para kaum hawa di kantor ini.

Sesampainya di ruang kerja, Nick langsung duduk menghadapi komputernya dan meletakkan ponselnya di samping komputer, namun sebelum mengaktifkan alat elektronik yang ada di depannya tersebut, ia terlebih dahulu menyimpan peluru berlambangkan neraca itu ke dalam sebuah plastik c-tik dan meletakkannya di laci meja kerjanya.

Sementara Elea sekarang sudah selesai mandi dan berdandan, ia yang takut terlambat langsung lari menuruni tangga menuju meja makan untuk sarapan. Ibu Elea melihat anaknya lari tergesa-gesa sambil menuruni anak tangga, ia langsung menegur anaknya tapi Elea malah menjawab teguran Ibunya walaupun dengan nada yang sopan.

“Kenapa kau lari tergesa-gesa?” Eve bertanya dengan nada ngejek sambil tertawa kecil.

“Kalau tidak cepat-cepat aku bisa terlambat” ucap Elea yang langsung melahap sandwichnya dengan rakus dan meminum susunya buru-buru. Untung saja ia tidak tersedak, sedangkan Eve hanya tersenyum sambil menahan tawanya itu.

“Santailah, nikmati sarapanmu. Lihat ini, masih pukul 06.35 masih banyak waktumu untuk menikmati sarapan, ditambah lagi spesial hari ini jam masuknya diundur dari pukul 07.30 menjadi pukul 08.00" ucap Eve memberitahu Elea sambil menunjukkan jam di ponselnya.

Mata Elea langsung melotot begitu mendengar perkataan Eve. “Kau mengerjaiku?!! Aku sudah sangat panik ketika mendengar kau mengatakan bahwa itu sudah pukul 06.30” kesal Elea.

Eve hanya tertawa puas karena berhasil mengerjai Elea yang hari ini sangat malas untuk bangun. Padahal, walaupun ia memang bangun pukul 06.30 itu juga bukan masalah karena jam masuk kelas hari ini diundur. Sementara Ibunya Elea hanya geleng-geleng kepala melihat sikap dua gadis ini.

“Itulah akibatnya kalau kau malas membuka matamu di pagi hari” Ibunya Elea memihak pada Eve. Eve yang merasakan apa arti dari kemenangan langsung mengangkat tangannya mengajak Ibunya Elea untuk kompak.

“Menyebalkan” ucap Elea yang masih kesal dengan nada julidnya. Ayahnya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak, istri, dan keponakannya itu.

“Kenapa jam masuk kelas kalian diundur?” tanya Ayahnya Elea.

“Karena petugas dari kementrian pendidikan akan memeriksa ruang kelas di sekolah kami, guru-guru juga akan menyeleksi beberapa siswa dan menyiapkan tim olahraga perwakilan sekolah” jawab Eve pada pamannya.

“Ohh, begitu rupanya. Kalian akan pergi sendiri atau mau diantar?” tanya Ayahnya Elea

“Pergi sendiri saja” celetuk Elea.

“Ya, kami pergi sendiri saja” timpal Eve.

Episodes
1 Chapter 1 - Perkenalan dan mimpi Elea
2 Chapter 2 - Lelaki tampan
3 Chapter 3 - Merindukan Efely
4 Chapter 4 - Edward
5 Chapter 5 - Sarapan
6 Chapter 6 - Libras
7 Chapter 7 - Bertemu lagi
8 Chapter 8 - Operasi malam
9 Chapter 9 - Persiapan besok malam
10 Chapter 10 - Penyergapan Malming
11 Chapter 11 - Bereskan!
12 Chapter 12 - Eve bingung
13 Chapter 13 - Beasiswa Elea
14 Chapter 14 - Taman Kota
15 Chapter 15 - Bersekolah kembali
16 Chapter 16 - Eve pulang
17 Chapter 17 - Ujian sebentar lagi
18 Chapter 18 - Ujian kelulusan
19 Chapter 19 - Perjodohan?
20 Chapter 20 - Eve syok
21 Chapter 21 - Mela jatuh cinta
22 Chapter 22 - Pengumuman
23 Chapter 23 - Hari wisuda
24 Chapter 24 - Pengacau
25 Chapter 25 - Bertemu Alvi
26 Chapter 26 - Hari pertama bekerja
27 Chapter 27 - De Thevil
28 Chapter 28 - Siapa mereka?
29 Chqpter 29 - Masalah
30 Permohonan maaf Author
31 Chapter 30 - Kejutan
32 Chapter 31 - Hampir saja
33 Chapter 32 - Cafe Dara Phoenix
34 Chapter 33 - Penyebab Kecelakaan
35 Chapter 34 - Apa rencana De Thevil?
36 Chapter 35 - Restoran Tradisi
37 Chapter 36 - Kembalinya Esdav
38 Chapter 37 - Bertemu Eve
39 Chapter 38 - Libras Atau Esdav
40 Chapter 39 - Elea: EVE!!!!
41 Chapter 40 - SYOK!
42 Chapter 41 - Ke Markas Eve
43 Chapter 42 - Mawar Api?
44 Chapter 43 - Ini Bukti!
45 Chapter 44 - Terguncang
46 Chapter 45 - 30 Maret
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Chapter 1 - Perkenalan dan mimpi Elea
2
Chapter 2 - Lelaki tampan
3
Chapter 3 - Merindukan Efely
4
Chapter 4 - Edward
5
Chapter 5 - Sarapan
6
Chapter 6 - Libras
7
Chapter 7 - Bertemu lagi
8
Chapter 8 - Operasi malam
9
Chapter 9 - Persiapan besok malam
10
Chapter 10 - Penyergapan Malming
11
Chapter 11 - Bereskan!
12
Chapter 12 - Eve bingung
13
Chapter 13 - Beasiswa Elea
14
Chapter 14 - Taman Kota
15
Chapter 15 - Bersekolah kembali
16
Chapter 16 - Eve pulang
17
Chapter 17 - Ujian sebentar lagi
18
Chapter 18 - Ujian kelulusan
19
Chapter 19 - Perjodohan?
20
Chapter 20 - Eve syok
21
Chapter 21 - Mela jatuh cinta
22
Chapter 22 - Pengumuman
23
Chapter 23 - Hari wisuda
24
Chapter 24 - Pengacau
25
Chapter 25 - Bertemu Alvi
26
Chapter 26 - Hari pertama bekerja
27
Chapter 27 - De Thevil
28
Chapter 28 - Siapa mereka?
29
Chqpter 29 - Masalah
30
Permohonan maaf Author
31
Chapter 30 - Kejutan
32
Chapter 31 - Hampir saja
33
Chapter 32 - Cafe Dara Phoenix
34
Chapter 33 - Penyebab Kecelakaan
35
Chapter 34 - Apa rencana De Thevil?
36
Chapter 35 - Restoran Tradisi
37
Chapter 36 - Kembalinya Esdav
38
Chapter 37 - Bertemu Eve
39
Chapter 38 - Libras Atau Esdav
40
Chapter 39 - Elea: EVE!!!!
41
Chapter 40 - SYOK!
42
Chapter 41 - Ke Markas Eve
43
Chapter 42 - Mawar Api?
44
Chapter 43 - Ini Bukti!
45
Chapter 44 - Terguncang
46
Chapter 45 - 30 Maret

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!