Chapter 4 - Edward

Nick dan anak buahnya membawa penembak tersebut pulang bersama mereka ke mansion milik Nick, namun orang tersebut diletakkan di markas yang tersembunyi di belakang mansion besar milik Nick tersebut. Markas tempat mereka menyimpan semua tawanan itu dilengkapi dengan pagar yang menjulang tinggi serta pintu besi dengan pengamanan ketat, sehingga tak sembarangan orang bisa masuk ke dalam sana.

Sementara Nick dan anak buahnya menginterogasi orang tersebut, Arkha dan Delvin sibuk berpencar untuk mencari tahu siapa orang yang telah mengirimkan para penembak ini dan mengganggu waktu berkumpul mereka.

“Katakan dengan jujur, siapa yang sudah mengirim mu kemari?” Nick mulai menginterogasi tawanannya dan memberikan sorot mata tajamnya yang sudah memerah karena marah. Namun, meski begitu tawanan tersebut tetap setia dengan diamnya bahkan ia tampak tak mengacuhkan perkataan Nick. Nick yang geram lalu mengambil tang, kemudian mencabut 3 buah kuku di tangan orang tersebut. 1 kuku di tangan kanan sebagai peringatan awal, dan sisanya 2 kuku di tangan kiri sebagai tanda penegasan.

“AAAAA...” tawanan itu menjerit kesakitan, tapi siapa yang peduli. Berani membantah berarti berani menerima akibatnya, itulah konsekuensi dunia mereka. “Aku bertanya untuk terakhir kalinya, siapa yang mengirim mu kemari?” ucap Nick yang meninggikan nada bicaranya karena amarah yang sudah sulit untuk ia kendalikan, namun tawanan tersebut tetap diam tak berkutik membuat Nick dan semua anak buahnya geram, dan ingin mencabik-cabik tubuh tawanan tersebut.

“A-aku... tidak akan memberitahu,, apa yang kalian ingin tahu” ucap tawanan itu terbata-bata dengan nafas yang sudah terengah-engah.

“Tuan aku sudah tidak tahan, apa perlu kita eksekusi dia?” tanya seorang anak buah Nick yang sudah sangat geram dengan sikap tawanan itu.

“Buat dia bicara!! Aku ingin informasi darinya” titah Nick yang tanpa basa-basi langsung dilaksanakan oleh anak buahnya.

Nick kembali ke mansionnya untuk membersihkan diri sementara para anak buahnya menyiksa orang tersebut, hingga akhirnya orang itu menyerah dan mau membuka mulut kemudian memberitahu siapa orang yang telah mengirimnya.

“Tuan, tawanan itu sudah setuju untuk membuka mulutnya” ucap salah satu anak buah Nick yang memberitahu.

“Ayo, aku ingin mendengar langsung nama siapa yang akan ia sebut” Nick sudah tidak sabar ingin tahu musuhnya yang mana yang sudah berani mengganggu ketenangan mereka, dan ia juga ingin membuktikan bahwa tebakannya itu benar tentang orang yang sudah mengirim para penembak ini.

“Katakan semuanya dengan jujur!” ucap salah seorang anak buah Nick yang melihat kedatangan tuannya.

“Aku hanya dibayar, kesetianku hanya dihargai sebelah mata...” tawanan tersebut memberitahu Nick dengan nafasnya yang masih terengah-engah.

“Tak usah bertele-tele, langsung pada intinya saja!” Nick menyela perkataan tawanan itu sembari mengepalkan kedua tangannya geram.

“Ed- Edward....” tawanan tersebut membuka mulutnya, walau suaranya terbata-bata.

Mata Nick melebar dan wajahnya langsung memerah begitu mendengar pernyataan dari tawanan tersebut.

“Benar saja dugaanku” kata Nick dalam batinnya. “Masukkan dia ke ruang 013” titah Nick untuk menyandera orang itu lebih lama. “Pastikan dia makan secara teratur, dia bisa kita gunakan” Nick hanya memanfaatkan situasinya saat ini.

“Jangan lupa untuk keluarkan peluru yang sedari tadi sudah bersarang di dalam tubuhnya. Jangan sampai dia mati karena peluru itu” tegas Nick.

Orang yang sudah tak berdaya itu hanya bisa pasrah, menikmati rasa panas dari peluru yang masih bersarang di dalam tubuhnya. Mengingat keadaan lebih baik jika dirinya hanya diam dan bertahan dari pada ia mati dan tidak ada yang bisa membiayai kehidupan keluarga kecilnya. Setelah mendapat pengakuan dari tawanannya tersebut, Nick berjalan keluar dari markasnya yang tersembunyi itu kemudian ponselnya berdering, ia mendapat panggilan telfon dari Delvin. Nick langsung mengangkat panggilan tersebut.

“Katakan informasi apa yang kau dapat?” tanya Nick tanpa basa-basi.

“Aku sudah tahu tentang gadis itu, tapi sulit untuk menjelaskan panjang lebar melalui telfon. Kita harus bertemu” ucap Delvin secara jelas.

“Temui aku di kantor besok pukul 11.00”

“Ok” Delvin langsung memutuskan sambungan telfonnya.

Mengingat masih banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan, Nick memutuskan untuk menemui Delvin besok saja di kantornya. Kemudian, Nick kembali ke dalam mansionnya, dan langsung berjalan menuju kamarnya. Saat di kamar ia langsung merebahkan tubuhnya ke kasur, ia memijat pelipisnya tak sakit, ia hanya bingung memikirkan kejadian akhir-akhir ini.

“Aku merindukanmu...” batin Nick terus mengatakan hal itu ketika ia mengingat tentang Efely. “Aku akan menemukanmu dan mendapatkanmu kembali. Sudah lama terpisah darimu membuatku tidak tahu harus berbuat seperti apa, dulu kau yang selalu mengawasiku, sekarang...” tak terasa air mata Nick sudah sampai di pipi, mengalir bagai sungai yang tenang tanpa arus, air yang terjun dari ketinggian atas kesedihan yang selalu menghantui.

“Sekarang kita tidak bersama, tapi suatu saat kita akan bersatu. Aku berjanji Fely, tunggu saja waktu yang tepat itu tiba” lisan Nick mengucapkannya dengan nada lirih, Nick juga mengepalkan kedua tangannya kuat. Lalu Nick memilih untuk pergi beristirahat karena besok dia harus bangun pagi dan pergi ke kantor.

Kesedihan yang muncul saat ia mengenang sang kawan lama membuat hasratnya terhenti untuk menyelesaikan proyeknya, tubuh Nick yang sudah lelah kini dibuat semakin lemah oleh kenangan pahit yang bagaikan tiada habisnya. Rasa lelah yang menemani Nick malam ini membuatnya terlelap begitu saja dengan cepat, lelaki tampan ini sudah terkapar di atas kasur empuknya itu.

Elea juga sudah tertidur lelap sejak tadi, setelah selesai makan Elea langsung mengerjakan tugas sekolahnya lalu pergi tidur. Elea tertidur dalam pelukan Eve, karena ia tak punya lelaki yang bisa menemaninya tidur di malam hari, apalagi Elea masih berada di bangku kelas 12 SMA mana dia mau untuk melangsungkan pernikahan. Jadi lebih baik ia memeluk Eve saja untuk menemaninya yang sudah merasa lelah dan ingin segera berlabuh ke alam mimpi.

Eve memang terkadang menginap di rumah adik sepupunya itu, mereka terbiasa bersama karena mereka sama-sama anak tunggal dan sangat dekat satu sama lain seperti saudara kandung. Walaupun selisih usia antara Eve dan Elea adalah 6 bulan sama sekali tak mengganggu hubungan mereka. Sejak kecil sudah bersama membuat mereka tak terbiasa terpisah jauh satu sama lain, namun suatu saat harus mereka terima kenyataan bahwa mereka tak bisa terus berjalan bergandengan.

“Mimpi indah adikku sayang...” ucap Eve yang ternyata belum tertidur. Eve bangkit dari tempat tidur, ia menyalakan ponselnya mengecek notifikasi yang masuk kemudian menelfon salah satu anak buahnya yang sedang bersiap melakukan penyergapan terhadap berandalan yang sering mengganggu waktu santainya di sekolah.

“Tuntaskan mereka malam ini juga” perintah Eve pada anak buahnya melalui sambungan telfon.

“Baik Nona” sahut anak buahnya itu. Kemudian Eve langsung mematikan sambungan telfonnya dan pergi ke tempat tidur untuk menyusul Elea ke alam mimpinya yang indah.

Episodes
1 Chapter 1 - Perkenalan dan mimpi Elea
2 Chapter 2 - Lelaki tampan
3 Chapter 3 - Merindukan Efely
4 Chapter 4 - Edward
5 Chapter 5 - Sarapan
6 Chapter 6 - Libras
7 Chapter 7 - Bertemu lagi
8 Chapter 8 - Operasi malam
9 Chapter 9 - Persiapan besok malam
10 Chapter 10 - Penyergapan Malming
11 Chapter 11 - Bereskan!
12 Chapter 12 - Eve bingung
13 Chapter 13 - Beasiswa Elea
14 Chapter 14 - Taman Kota
15 Chapter 15 - Bersekolah kembali
16 Chapter 16 - Eve pulang
17 Chapter 17 - Ujian sebentar lagi
18 Chapter 18 - Ujian kelulusan
19 Chapter 19 - Perjodohan?
20 Chapter 20 - Eve syok
21 Chapter 21 - Mela jatuh cinta
22 Chapter 22 - Pengumuman
23 Chapter 23 - Hari wisuda
24 Chapter 24 - Pengacau
25 Chapter 25 - Bertemu Alvi
26 Chapter 26 - Hari pertama bekerja
27 Chapter 27 - De Thevil
28 Chapter 28 - Siapa mereka?
29 Chqpter 29 - Masalah
30 Permohonan maaf Author
31 Chapter 30 - Kejutan
32 Chapter 31 - Hampir saja
33 Chapter 32 - Cafe Dara Phoenix
34 Chapter 33 - Penyebab Kecelakaan
35 Chapter 34 - Apa rencana De Thevil?
36 Chapter 35 - Restoran Tradisi
37 Chapter 36 - Kembalinya Esdav
38 Chapter 37 - Bertemu Eve
39 Chapter 38 - Libras Atau Esdav
40 Chapter 39 - Elea: EVE!!!!
41 Chapter 40 - SYOK!
42 Chapter 41 - Ke Markas Eve
43 Chapter 42 - Mawar Api?
44 Chapter 43 - Ini Bukti!
45 Chapter 44 - Terguncang
46 Chapter 45 - 30 Maret
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Chapter 1 - Perkenalan dan mimpi Elea
2
Chapter 2 - Lelaki tampan
3
Chapter 3 - Merindukan Efely
4
Chapter 4 - Edward
5
Chapter 5 - Sarapan
6
Chapter 6 - Libras
7
Chapter 7 - Bertemu lagi
8
Chapter 8 - Operasi malam
9
Chapter 9 - Persiapan besok malam
10
Chapter 10 - Penyergapan Malming
11
Chapter 11 - Bereskan!
12
Chapter 12 - Eve bingung
13
Chapter 13 - Beasiswa Elea
14
Chapter 14 - Taman Kota
15
Chapter 15 - Bersekolah kembali
16
Chapter 16 - Eve pulang
17
Chapter 17 - Ujian sebentar lagi
18
Chapter 18 - Ujian kelulusan
19
Chapter 19 - Perjodohan?
20
Chapter 20 - Eve syok
21
Chapter 21 - Mela jatuh cinta
22
Chapter 22 - Pengumuman
23
Chapter 23 - Hari wisuda
24
Chapter 24 - Pengacau
25
Chapter 25 - Bertemu Alvi
26
Chapter 26 - Hari pertama bekerja
27
Chapter 27 - De Thevil
28
Chapter 28 - Siapa mereka?
29
Chqpter 29 - Masalah
30
Permohonan maaf Author
31
Chapter 30 - Kejutan
32
Chapter 31 - Hampir saja
33
Chapter 32 - Cafe Dara Phoenix
34
Chapter 33 - Penyebab Kecelakaan
35
Chapter 34 - Apa rencana De Thevil?
36
Chapter 35 - Restoran Tradisi
37
Chapter 36 - Kembalinya Esdav
38
Chapter 37 - Bertemu Eve
39
Chapter 38 - Libras Atau Esdav
40
Chapter 39 - Elea: EVE!!!!
41
Chapter 40 - SYOK!
42
Chapter 41 - Ke Markas Eve
43
Chapter 42 - Mawar Api?
44
Chapter 43 - Ini Bukti!
45
Chapter 44 - Terguncang
46
Chapter 45 - 30 Maret

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!