Tidak semua orang harus tahu segala hal tentangmu. Kerjalah sampai suksesmu terdengar tanpa kamu harus bicara.
Viona saat ini sedang dalam perjalanan, dia mengajak keluarganya ke suatu tempat. ''De emang kita mau kemana?'' tanya Raka yang tetap fokus mengemudi.
Viona sangat jengah dengan pertanyaan itu, entah sudah berapa kali Kakaknya bertanya. ''Kak Raka Viona kan sudah bilang ini suprise, jika aku mengatakannya tidak bakalan seru.
Bi Yun dan Nora hanya diam dengan tenang di jok belakang. ''Tau nih Kak Raka, kepo banget, liat Nora cuman diam aja'' sela Nora dengan tampang polosnya..
Viona terkekeh mendengar Nora berceloteh. ''Heheh dengerin tu Kak, Nora aja paham masa Kakak tidak!'' ujar Viona mengejek Kakaknya yang cemberut itu.
Tiga puluh menit berlalu mereka hampir tiba di tempat tujuan. ''Waah de apa kita akan pergi kepuncak? Suasana disini sangat sejuk.''
Viona menoleh menatap kakaknya yang terlihat sangat bahagia. ''Hmm yaa, bisa di bilang seperi itu, tapi tidak untuk berlibur.''
Raka sangat penasaran di buatnya, ke puncak tapi tidak untuk berlibur, ''Jadi kita ngapain ke puncak De, kalau tidak untuk berlibur?''
Viona mengabaikan peratanyaan Kakaknya karena mereka sudah sampai tepat di pintu gerbang yang sangat tinggi menjulang ke tinggi ke atas, desain yang sangat indah dengan ukiran Naga yang bercorak emas.
Tiba-tiba pintu gerbang terbuka sedikit dan tampaklah dua orang satpam yang menghampiri mereka. ''Selamat pagi dan selamat datang nona'' ucapnya serempak dan sedikit membungkuk.
Viona sudah mengabari satpam itu terlebih dahulu jika dirinya akan berkunjung. ''Selamat pagi Pak, lain kali jangan membungkuk seperti itu lagi, Cukup menunduk sebentar. Dan bagaimana apa semuanya sudah beres?''
Satpam yang mendengar ucapan nonanya sangat terharu, ternyata nonanya tidak gila kehormatan. ''Baik nona, dan semuanya sudah beres sesuai keinginan Anda.''
Satpam segera membuka lebar gerbang itu setelah mendengar perintah dari nonanya,Viona tidak ingin membuat Kakanya mati penasaran.
Tampaklah sebuah bangunan yang sangat megah yang desainnya sangat indah bak sebuah Istana modern dan tepat di belakangnya terdapat dua Paviliun yang tak kalah megahnya dengan halaman yang sangat luas, yang penuhi dengan taman bunga dan kolam ikan.
Mata mereka melotot tapi tidak dengan Viona, karena dia sudah berkunjung sebelumnya, tapi dia juga tidak hentinya merasa kagum. ''De ini Istana siapa? Untuk apa kita berkunjung kesini?''
''Waaahh sangat indah. Besar nanti Nora juga ingin memiliki rumah sebesar dan seindah ini'' Ucap Nora dengan girang.
Bibi Yun tidak bisa berkata kata lagi, pemilik istana itu pasti sangat kaya raya sehingga mampu membuat istana sebesar ini pikirnya.
Viona terkekeh melihat wajah yang tak henti hentinya berbinar itu, ''Heheh ini masih di bagian luar, mari kita masuk kedalam.''
Setelah lelah berkeliling mereka beristarahat di ruang tengah, Raka langsung menyerbu Viona dengan banyak pertanyaan. ''De sekarang jelaskan dan jawab pertanyaan kakak. Menssion ini sebenarnya milik siapa?''
Vionapun menjelaskan bahwa Menssion itu adalah miliknya, dan baru di belinya beberapa hari yang lalu, dan sengaja memilih di daerah yang berpuncak agar suasananya masih terlihat alami dan udara yang segar dan sejuk. Sengaja tidak mengatakannya karena ingin membuat itu sebagai kejutan.
Mendengar penjelasan Viona mereka syok dan kaget, karena membili sebuah Menssion itu tidaklah murah, sedangkan Viona hanya seperti membeli sebuah mainan yang murah.
Beberapa menit berlalu, mareka sudah bisa menerima kejutan itu, dan sudah bisa mengontrol raut wajah mereka yang syok seakan tidak percaya apa yang mereka dengar.
Jam waktu makan siang telah tiba Viona meminta tolong kepada Bi Yun untuk segera menyiapkan makanan untuk mereka makan, Di dapur itu sudah sangat lengkap karena sudah Viona persiapkan terlebih dahulu.
Viona beranjak dari duduknya sembari berkata. ''Viona ke kamar dulu, jika makanannya sudah siap Kakak tinggal telpon aku.'' Agar tidak repot repot lagi naik sampai ke lantai tiga meskipun ada lift tapi menelpon lebih praktis.''
Raka menatap Adiknya. ''Baiklah de Kakak juga ingin istirahat sebentar, semua ini membuatku lemah jantung.''
Viona terkekeh Mendengar ucapan Kakaknya itu. Mereka bertiga ke kamar masing-masing, lantai tiga menjadi tempat Privasi Viona, kamar, ruang kerja dan juga ruang olahraga. Kamar Raka dan Nora berada di lantai dua dan Bi Yun memilih lantai bawah yang tak jauh dari dapur. Ada lima belas jumlah kamar termasuk kamar Viona.
Setelah acara makan siang selesai mereka bersantai di halaman samping yang terdapat kolam renang yang sangat luas. Tak lupa Viona mengajak dua orang Satpam itu untuk makan bersama.
''Mulai hari ini kita akan tinggal disini. Dan pastinya kalian sudah lihat perlengkapan di dalam kamar sudah sangat lengkap'' ujar Viona memecah kesunyian.
Raka heran kapan kira-kira adiknya itu mempersiapkan semua itu, ''De kapan kamu mempersiapkan semua itu?'' tanyanya penasaran.
''Waktu membeli Menssion ini aku langsung menyewa seseorang untuk mengurus semuanya. Jadi kita tidak perlu repot-repot lagi.''
Raka hanya manganggukkan kepalanya bertanda dirinya sudah paham. ''Jadi non bagaimana rumah yang ada di Daerah Perintis, mau di apain?'' tanya Bi Yun.
Viona menoleh dan menatap Bi Yun sembari berkata. ''Bibi rumah itu tetap akan kita pakai, mungkin untuk singgah istirahat setelah dari kampus, Kak Raka juga bisa pulang istirahat ke situ karena rumah tidak jauh dimana perusahaan kita di bangun. Jadi Bi yun dan kak Raka hanya perlu mengambil barang barang yang penting.''
Raka dan Bi Yun setuju dengan ide Viona, daripada di jual mending di gunakan sendiri, ''Kakak setuju, mungkin kakak akan sering sering berkunjung kesitu.''
''De kakak lihat di sudut bagian belakang terdapat sebuah kandang yang sangat tinggi dan luas. Itu untuk apa?'' Tanya Raka yang mengingat jika dia melihat sebuah kandang saat berkeliling tadi.
''Ahh kandang itu untuk dua ekor kucing peliharaan aku Kak, kucing itu sangat besar jadi kandangnya juga harus besar'' jawab Viona tersenyum aneh.
Raka melihat senyum aneh itu sudah berpirasat buruk, ''Jadi mana kucing kamu itu De, kok tidak kelihatan.?'' tanya Raka.
''Waahh Kakak punya peliharaan kucing? Apa aku boleh bermain dengannya?'' sela Nora dengan mata berbinar, karena dia sangat suka yang namanya kucing.
Viona tersenyum mendengar pertanyaan Kakak dan Adiknya itu. ''Kucing Viona masih ada di tampat penitipan Kak. Dan Nora boleh bermain dengan sepuasnya nanti.''
Viona sudah tidak sabar melihat reaksi mereka nanti jika bertemu dengan kucingnya itu.
...----------------...
Rumah harus menjadi jangkar, pelabuhan dalam badai, tempat berlindung, tempat yang menyenangkan untuk tinggal, tempat di mana kita dicintai dan di mana kita bisa mencintai."
Bisa membuat keluarga bahagia adalah salah satu momen paling membahagiakan dalam hidup ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Ana Kurniawan
kasian bi2 Yun nya.. seharusnya ada maid lagi.
2024-04-30
0
meMyra
kucing bukan sembarang kucing lo dek nora😅
2024-04-27
0
Kirana Setiawan
like 👍
2024-04-23
0