Kehidupan manusia tak selamanya tentram dan bahagia. Beberapa orang mungkin pernah merasakan atau sedang menjalani fase kehidupan yang berat dan menyakitkan. Hidup seperti drama yang tak berkesudahan. Apalagi bagi mereka yang kurang bersyukur, pasti akan menganggap bahwa kehidupan ini sebagai sebuah kutukan berat.
Kini Viona telah berada di kampus, semenjak kejadian di kantin itu dia tak pernah lagi melihat aksi pembulyyan, mungkin mereka beraksi secara diam-diam di belakang Viona.
Duduk di bangku taman sembari membaca buku tentang bisnis. ''Ck si Tina kok lama benar, kan cuman disuruh beli minuman'' katanya berdecak kesel.
Tak lama setelah berkata seperti itu Viona mendengar suara kericuhan dari arah lapangan. ''Apa yang mereka lakukan? Apa terjadi sesuatu?''
Kali ini Viona tidak ingin ikut campur. tapi, '' Vionaaa,! hosss hosss ada yang,, hosss ingin bunuh diri hosss'' ucapnya dengan ngos ngosan karena dia habis berlari.
Tina yang kembalinya dari kantin membeli minuman ingin langsung menghampiri Viona, tapi dia melihat kericuhan di lapangan, jiwa keponya meronta ronta. Ternyata ada yang ingin bunuh diri.
Viona segera berlari, tapi tidak menuju lapangan, dia langsung berlari ke arah tangga darurat menuju ke Rooftop. Karena dia yakin orang yang ingin bunuh diri itu pasti ada di atas sana.
Tina yang baru ingin duduk di bangku di urungkannya, karena Viona sudah berlari meninggalkannya. ''Vionaaa,!! lo mau kemana?'' teriaknya bertanya, ''Huff baru juga sampai udah di tinggalin.''
Tina segera menyusul Viona ke Rooftop, dia berlari sekuat tenaga agar tidak ketinggalan berita, setelah sampai dia melihat Viona yang berusaha membujuk seorang wanita yang tinggal selangkah lagi dan akan terjadi terjung bebas.
Wanita itu adalah korban bullying yang terjadi di kantin di mana Viona menolongnya. ''Jangan mendekat,'' teriaknya dengan suara kencang.
Luna! ya nama gadis itu Luna Perwita. Dia tidak sanggup lagi menjalani hidupnya yang sangat menderita itu, dia putus asa, dia ingin mati mengakhiri hidupnya sendiri, dia pikir dengan dia mati hidupnya akan jauh lebih baik.
Viona berjalan makin mendekat, dia tak perduli dengan ucapan Luna. ''Dasar bodoh, apa dengan bunuh diri semua masalahmu akan selesai? tidak, bahkan hidupmu akan lebih sengsera di neraka sana'' ucap Viona tegas.
''Aku bilang jangan mendekat! hiks hiks. kenapa hidupku begini? Kenapa tak ada yang menyukaiku? Menyayangiku? Hiks, bahkan orang Tuaku tak pernah perduli denganku.''
Viona mendengar itu rasanya ingin berlari dan menarik tangan Luna ingin memberinya sebuah pelukan, dia juga sedih karena dia pernah berada fase itu, tapi dia tidak ingin gegabah, dia harus melakukan cara lain.
''Jangan pedulikan mereka yang membencimu dan abaikan mereka yang tidak menyukaimu, tutup telingamu jika mereka mengatakan sesuatu yang buruk tentangmu.
merekalah orang-orang yang iri dan juga tak pernah bersyukur'' ucap Viona dengan suara yang sudah melembut.
Luna terdiam mendengar ucapan Viona, dia mencerna apa maksud ucapan Viona itu, tapi dia belum beranjak dari tempatnya. ''Hiks tapi apa salahku,?
Viona maju makin mendekat. ''Hei dengarkan aku, kamu tidak mempunyai salah apapun merekalah yang bersalah, turunlah dan tenangkan dirimu ada aku disini.''
''Jika kamu merasa ingin menyerah, lihat kembali seberapa jauh kamu sudah berjuang. Apakah kamu paham jika kamulah orang yang dapat mengontrol semua tentang dirimu sendiri? Jangan biarkan orang lain mengontrol kamu'' lanjut Viona dengan bijak.
Viona kini sudah berada tepat di bawah Luna dan mengulurkan tangannya. ''Turunlah jangan pernah melakukan hal seperti ini lagi, jika hal ini terjadi maka orang orang itu akan senang karena marasa dirinya telah menang.''
Luna menggapai tangan Viona dan turun perlahan, Viona bernafas lega dan juga merasa bahagia usahanya tidak sia-sia.
Luna menyesali perbuatannya setelah mencerna semua omongan Viona. ''Terima kasih hiks hiks'' ucap Luna sembari memeluk Viona.
Viona pun membalas pelukan Luna. ''Menangislah, tumpuhkan semuanya jangan malu. itu akan lebih baik, anggap saja aku patung di sini'' ujar Viona.
Tina yang melihat semua itu sangat kagum dengan cara Viona yang membujuk Luna, ''Aku tidak salah memilih teman!'' gumamnya pelan.
Setelah beberapa menit berlalu Luna sudah tak menangis lagi dia sudah tenang. ''Apa kamu sudah lebih baik?'' tanya Viona.
''Hmm sekarang lebih baik dan sekali lagi Terima kasih!'' jawabnya tersenyum memandang Viona.
''Kalau begitu, mari kita pergi dari sini dan cari makan aku sangat lapar!'' sela Tina yang sedari tadi hanya diam,.
''Hmm ayo'' mereka bertigapun pergi ke salah satu restoran terdekat. Dan makan bersama dengan lahap.
Kejadian itu sudah beredar dia area kampus, banyak yang kagum dengan tindakan Viona, para Dosen tak lupa mengucapkan Terima kasi kepada Viona.
Mereka segera pergi mencari makan di Restoran terdekat, karena di kampus kantinnya sudah tutup.
Setelah makan mereka masih melanjutkan acara ngemil dan ngopi. ''Luna kamu tinggal di mana?'' tanya Tina tiba-tiba.
Luna ingin menjawab pertanyaan Tina itu tapi di urungkannya karena tiba tiba ada yang menyapa mereka.
''Permisi, Maaf boleh kami gabung disini.? di meja yang lain sudah penuh'' ucapnya dengan sopan.
Tina yang melihat sekitar, memang benar Restoran itu sangat ramai dan meja pun tak ada yang kosong selain di tempat mereka. Mungkin karena waktu jam makan siang jadi sangat ramai.
Viona juga merasa kasihan, mungkin mereka sudah sangat lapar pikirnya. Kalau tidak, kenapa tidak cari Restoran yang lain saja kalau sudah penuh. ''Hmm silahkan kami juga sudah selesai makannya'' jawab Viona.
Mendengar Viona mempersilahkan untuk gabung merekapun segara duduk. ''Terima kasih dan maaf sebelumnya jika kami mengganggu.''
Ternyata mereka itu ke empat Most Wanted, yang ingin makan di Restoran itu setelah pulang dari kampus. Tapi ternyata restoran itu sudah sangat penuh, dan berencana cari tempat lain, tapi sebelum keluar salah satu dari mereka melihat Viona dan temannya ada di Restoran itu juga, dan kebetulan di meja tempat Viona masih ada tempat duduk yang kosong. Jadi mereka menghampiri dan ikut bergabung.
''Hemm tak masalah! Tapi kanapa kalian belum memesan makanan.?'' tanya Viona heran, karena mereka sedari tadi hanya duduk tak memesan apa pun.
Mendengar pertanyaan Viona ke empat cowok itu juga baru sadar, kenapa mereka hanya duduk diam. ''Ahh iya kami lupa,'' ucapnya cengengesan.
Tina yang melihat ke empat cowok tampan itu merasa gerogi, karena baru kali ini dia melihat dengan jarak yang sangat dekat dan dia juga satu meja dengan mereka.
Setelah ke empat cowok itu makan mereka mengajak ngobrol sebentar. ''Apa lo yang tadi yang ingin bunuh diri?'' tanya Gio menatap Luna tapi dengan suara yang sangat pelan.
Luna hanya menunduk tidak berani menjawab, dia merasa malu atas kejadian itu. ''Loh kok kalian tau apa gosipnya sudah beredar ya?'' tanya Viona cepat.
Ke empat Cowok itu bingung, bahkan Tina Dan Luna juga meraskan hal yang sama dengan pernyataan Viona. ''Bukan beredar, bahkan kami ada di TKP melihatnya secara live'' sela Rio yang bermata sipit bak orang korea.
''Apa kita satu kampus?'' tanya Viona.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Amin Djohar
viona kan bisa denger suara hati mreka padahal, cuma pura² aja kali yaak
2024-04-26
0
@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡
😂😂😂maaf ya klo Viona gak kenal, dia terlalu cuek orangnya, jadi harap maklum 😁😁😁
2023-02-10
5
Agatha Novelia
lanjut
2022-10-19
3