''Oh iya non, besok pagi nona sudah boleh pulang'' kata Bibi Yun sambil berkemas untuk persiapan besok.
''Iya Bi aku tidak sabar lagi'' jawab Vio dengan senyum anehnya tapi masi dilihat oleh Bibi.
''kenapa sifat non Vio sekarang berubah ya? dulunya pasti nona akan menangis, melamun dan tidak ada semangat untuk hidup.! Tapi semenjak bangun dari komanya nona seakan bersemangat dengan mukanya yang datar dan juga auranya sangat berbeda. Tapi Bibi senang lihat sifat nona yang sekarang, batin Bibi Yun sambil tersenyum.''
Deg
''Whats apa yang terjadi? kenapa aku bisa mendengar pikiran orang lain? hee sungguh suatu keajaiban yang luar biasa''
''Tentu saja auraku berbeda Bi, karena aku Viora sang leader Mafia No satu di negara ini, tapi sayang sekali aku gugur dalam misi'' kata Vio juga berucap dalam hati.
Viora seorang Leader Mafia di ke hidupan pertamanya, entah apa yang membuatnya kurang fokus dan kurang teliti sehingga target yang ingin dia musnahkan dapat mengetahui rencana Viona.
...----------------...
''Kenapa mension ini sangat sepi Bi, kemana mereka semua?'' tanya Vio pada Bibi Yun sambil melihat lihat keadaan mension itu.
''Biasanya kalau sudah jam segini Tuan Doni sudah ke kantor, Nyonya Mira keluar bersama kelompok sosialitanya, dan non Sisil palingan ke kampus, jadi cuman ada pelayan dan penjaga'' jawab Bibi Yun .
Yaa pagi-pagi Vio dan Bibi Yun sudah berada di kediaman Wijaya, dengan menggunakan Taxi karena tidak ada yang menjemput mereka berdua dan juga tidak ada penyambutan di menssion itu.
''Hem baiklah Bi antar aku ke kamar'' kata Viona sambil berjalan menuju lantai dua, dia ingin segera beristirahat karena masih merasakan sedikit pusing.
''Mari non Bibi antar, kalau ada perlu apa-apa panggil Bibi saja'' katanya setelah sampai dikamar Vio.
''Baik Bi, sekarang aku ingin istirahat, Bibi boleh turun kebawah'' balasnya.
...----------------...
''Wajah ini sebenarnya sangat cantik, tapi sayang sekali tidak pernah dirawat'' gumamnya sembari menatap wajahnya pada kaca meja rias.
''Hmm baiklah, pertama aku harus merubah penampilanku dulu'' lanjutnya sambil memilih baju yang ada di dalam lemari.
Vio memilih baju dress selutut, warna merah muda dengan hiasan rendanya. Rambut panjangnya yang hitam dengan ombre wrna ungu muda di bagian lapisan dalam dia gerai dan sedikit polesan bedak di wajahnya, juga tak lupa lip gloss nya.
''Perfect''
Malam tiba dimana semua penghuni rumah sudah berkumpul di meja makan kecuali Viona. Tapi mereka belum memulai ritual makannya entah apa yang terjadi.
Tak
Tak
Tak
Terdengar suara langkah kaki dari arah tangga yang menggema di ruang makan. Semua mata tertuju kearah tangga, mereka semua syok, kaget, terpana dan tidak percaya atas apa yang mereka lihat, seorang gadis cantik yang sedang berjalan menuju meja makan.
''Siapa gadis itu?'' pelayan 1.
''Dia sangat cantik!'' pelayan 2
''Apakah itu siculun,? tapi mana mungkin ?'' pelayan 3
''Astaga nona Vio sangat cantik!'' Bibi Yun
''Appaa?''
Bisik bisik terdengar sampai ke telinga tuan rumah, yang mana membuat si duo emosi. Tapi mereka hanya menahan diri agar tidak kelepasan. Soalnya ada Pak Doni mereka akan tidak berani bertindak.
''Dasar jal*ng kenapa dia masih hidup, lihat saja nanti aku akan membuatmu lebih menderita'' Mira.
''Kenapa penampilannya sangat berbeda,? tidak akan gue biarkan lo bahagia!'' kata Sisil dalam hati dengan emosi.
Deg
''Apakah dia Viona anakku? dia sangat cantik seperti Ibunya!'' batin Pak Doni yang masih menatap Vio sampai tak berkedip.
Viona hanya tersenyum sinis mendengar pikiran mereka semua ''Ciihh jangan kau anggap aku sebagai anakmu lagi brengsek.''
''Kak Vio sudah sehat? ah syukurlah, maaf ya kak, aku tidak sempat menjenguk Kak Vio soalnya aku banyak tugas dari kampus'' Kata Sisil dengan suara lembutnya yang dibuat semanis mungkin.
''Yaa benar nak Vio mama juga sama, jadi mama minta maaf samu kamu. Dan syukurlah jika kamu sudah sehat!'' sambung Mira takkalah bedanya dengan ekting Sisil.
Vio hanya diam dengan muka datarnya, berjalan dengan percaya diri, tidak ada niat untuk merespon omongan orang yang non berfaedah itu, tidak ada lagi yang namanya kepala menunduk ke bawah.
Apakah Pak Doni menyapa Viona? Tidak. Tidak sama sekali, dia hanya cuek dan mengabaikan semua yang terjadi. Tidak ada kata sapaan atau rasa Syukur yang terucap untuk Viona..
Makan malam berjalan dengan lancar, hanya dentingan sendok yang terdengar tidak ada yang berani bersuara. Vio makan dengan anggunnya, tanpa memperdulikan keadaan sekitar, di mana semua mata memandangnya, melihat semua itu mereka seakan tidak percaya, apakah gadis itu masih si culun yang sering mereka tindas? bingung dan berbagai macam pertanyaan di pikirin mereka semua.
...----------------...
Pagi yang cerah telah tiba, dan malam telah berlalu. Yang di mana semua orang sibuk dengan kegiatan mereka masing masing. Ada yang ke sekolah, olahraga dan bersantai. Dan banyak juga yang sedang bekerja untuk mencari rejeki. mencari penghasilan untuk sesuap nasi, apapun yang akan mereka kerjakan selagi masi mampu untuk berusaha.
Tapi tidak dengan Viona, dia masih bermalas malasan di dalam kamarnya sampai hari menjelang siang. Viona tidak ikut bergabung serapan bersama yang lain, dia lebih memilih sarapan di dalam kamarnya yang diantar oleh Bibi Yun. Vio juga belum masuk kuliah, dia meminta kepada Dosennya agar cutinya di perpanjang lagi selama seminggu dengan alasan masi dalam pemulihan.
Brraakk
''Ho ho ho lihat ini si culun, mentang mentang gue dan nyokap tidak di rumah, dan lo berani beraninya makan di meja makan, apa lo lupa dengan peraturan yang nyokap gue buat haa?'' tanya Sisil sambil berteriak dengan angkuhnya.
Tapi tidak digubris sama sekali oleh Viona, dia hanya cuek dan mengabaikan ocehan Sisil seperti debu yang berlalu tertiup angin kencang.
''Hee culun apa lo tuli, gue tu bicara sama lo kenapa lo hanya diam haa?'' tanya sisil dengan suara yang makin meninggi
Lagi-lagi Viona tidak merespon ocehan Sisil, dia masil tenang, dan melanjutkan makannya sampai suapan terakhir. Tapi sebelum suapan itu masuk kedalam mulutnya, dia mendengar satu kata yang membuat dirinya sangat marah, tatapannya yang semula tenang berubah menjadi tatapan yang tajam degan aura dinginnya, yang siap untuk menerkam mangsanya.
''Anjjriit lo dasar jal*ng apa lo sengaja pura pura tuli dan mengab...
Sebelum menyelesaikan omongannya terdengar suara yang sangat keras dan melengking yang menggema dengan sempurna.
Plakk
Plakk
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Endang Supriati
hrsnya jorokin lagi dr balkon.terus tinggal
2024-05-05
0
Ani Maryani Naryani
bagus thor c sisil teh kudu d hajar viona jngan klh
2024-05-01
0
Titin Sampita
Saya setuju dengan respon Viona, belum Author nulisnya saya sudah jadi pelaku buat orang yang membuly menindas, mereka jual saya beli. Saya muak dengan orang yang arogan apalagi manusia yg tidak tahu diri alias pengerat seperti tikus.
2024-04-05
2