Malam semakin larut ... Shinta tengah mengganti pakaiannya sambil menatap cermin, melihat beberapa tanda merah yang sangat berkesan baginya, "Hmm sebentar lagi kita akan bersama Pi. Shinta yakin kita akan selalu bersama ..."
Namun siapa sangka, Leon membuka matanya perlahan, melihat tanda merah yang begitu banyak didada Shinta melalui pantulan cermin ... "Ogh Tuhan, apa yang dilakukan Shinta dibelakang aku? Apakah dia memiliki kekasih diluar sana ...?"
.
Benar saja, setiap ada kesempatan Arlan tak kuasa untuk tidak tergoda pada sang menantu. Dia sangat memahami bagaimana wanita jika sudah merasakan kenikmatan surga dunia.
Entahlah, Arlan benar-benar terpesona dalam bayang-bayang Shinta selama menjadi istri putra kesayangannya, Leon.
Kini Leon sudah lebih baik, walau tubuhnya masih terlihat kurus, namun dia sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan Shinta, serta dapat mengemudikan mobil sport mewah miliknya, yang di berikan Arlan beberapa waktu lalu.
Semakin lama, perasaan Arlan berubah pada Shinta. Rasa cinta yang tidak dapat ia bendung lagi, saat melihat wanita itu tengah berpelukan mesra dengan Leon di pinggir kolam renang mansion mewah miliknya.
Arlan mendehem untuk menegaskan, bahwa dirinya menyaksikan kemesraan pasangan suami istri itu ...
"Ehem ..."
Dengan refleks Leon menoleh kebelakang, melihat Arlan yang tampak garang menatap lekat kearah Shinta.
Leon tersenyum sumringah, menatap Arlan tanpa perasaan bersalah, karena dia memang tidak mengetahui perbuatan Arlan pada Shinta istrinya. Dia hanya menyapa, "Papi ..."
Arlan mendengus dingin, "Mesra sekali kalian, hingga tidak bisa menghargai Papi yang sejak tadi melihat ..."
Arlan tidak melanjutkan ucapannya, dia berlalu meninggalkan anak menantu itu menuju ruang kerjanya.
Leon tampak kebingungan, menatap wajah Shinta yang masih memeluknya, "Ada apa dengan Papi, sayang? Bisakah kamu membujuk Papi? Karena biasanya kalau begitu, aku enggak bisa masuk sama Papi. Sepertinya Papi mendapatkan tekanan mungkin di rumah sakit."
Dihati Shinta mendengar penuturan itu sejujurnya sangat bahagia, namun masih agak kebingungan, karena takut tidak bisa menahan hasrat ketika bersama Arlan. Apalagi di saat ini Leon sudah mampu untuk berjalan, walau sesungguhnya kesehatan sang suami masih belum maksimal.
"Apa Papi marah kalau kita terlalu mesra yah? Oke, aku coba untuk bicara sama Papi, kamu kekamar dulu. Sini aku antar ..."
Leon menuruti semua perintah Shinta. Dimatanya Shinta wanita yang sangat baik, walau dia merasakan perubahan istrinya dua bulan terakhir, namun ia masih dapat merasakan perhatian Shinta yang tidak pernah berubah padanya sedari awal.
Shinta membuka pintu kamar mereka, menemani Leon sesaat, agar dapat beristirahat dengan nyaman di kamar yang luas itu, sambil menikmati siaran televisi.
"Aku ke ruang kerja Papi dulu, yah. Kamu istirahat saja ..." kecupnya lembut pada bibir Leon.
Leon tersenyum, mengusap punggung istrinya penuh kasih sayang, walau ia tahu suasana indah ini tidak akan berlangsung lama.
Shinta berlalu meninggalkan kamar mereka, menunju dapur, hanya untuk membuatkan secangkir kopi kesukaan Arlan. Kali ini ia tidak ingin melihat kekasih hatinya marah ataupun kecewa.
Pelayan yang mengetahui hubungan terlarang Shinta dan Arlan, hanya bisa menggelengkan kepala tanpa mampu untuk berkata-kata.
Shinta perlahan menyambangi ruang kerja Arlan, mengetuk pintu ruangan itu, dengan tiga kali ketukan dan sangat pelan.
Arlan membuka pintu ruangannya lebar, melihat Shinta melongokkan kepala yang langsung tersenyum sumringah menatapnya.
Tanpa banyak bicara, Arlan memberi isyarat agar wanita oriental itu memasuki ruangannya ...
"Papi ..." rengeknya ketika masuk ke ruangan, lalu menutup rapat pintu ruang kerja tersebut.
Arlan masih tak bergeming. Ia menghempaskan tubuhnya disofa ruangan, tanpa menoleh kearah Shinta.
Cemburu, hanya itu yang Arlan rasakan saat melihat kemesraan menantunya dengan sang putra walau sudah berstatuskan suami istri yang sah ...
Shinta mendekati Arlan, mengusap lembut punggung pria mapan itu dengan penuh kelembutan. Membuat perasaan pria dewasa yang haus akan sentuhan, tak mampu menahan kerinduannya untuk mendekap tubuh ramping itu erat.
Arlan langsung menyandarkan tubuhnya disofa ruangan lebih dalam, menikmati kecupan kecil diberikan Shinta, yang terasa sangat hangat bagi tubuhnya.
Entah sejak kapan, kini Shinta telah berada dipangkuan Arlan, tanpa menghiraukan Leon yang masih menunggunya di kamar.
Shinta bertanya manja, "Papi kenapa hmm?"
Arlan memejamkan mata, dengan wajah mesum yang tak kuasa menahan hasratnya, hanya menjawab, "Kamu enggak menghargai aku. Apakah kamu tidak mencintai aku hmm?"
Shinta meringkuk dicurug leher Arlan, mengendus aroma maskulin yang menyeruak dihidung mancungnya nan mungil, membuat Arlan mengusap lembut punggung belakang menantunya.
"Kan Papi yang ngomong, jaga sikap, jika berada dirumah. Jadi Shinta harus bagaimana, Papi sayang ..." Shinta mengecup perlahan leher tegas seorang Arlan tanpa perasaan malu ataupun asing.
Kali ini Arlan benar-benar tak kuasa untuk menahan rasa yang bercampur aduk menyerang dalam tubuhnya, membuat dia lebih suka menyelesaikan dengan cepat apa yang dimulai gadis dalam pangkuannya.
Arlan menggendong Shinta ke ranjang peraduan yang berada dibelakang lemari ruang kerjanya, melakukan tugas sebagai pria normal yang terpancing jika di goda lebih intens oleh wanita menarik dihadapannya.
Entah berapa kali Arlan membuat Shinta mengeerang tanpa memikirkan bagaimana perasaan Leon. Baginya gadis yang ada dalam kungkungan kali ini hanyalah miliknya utuh.
Begitu juga saat Yasmin setelah kehilangan kehormatannya, entah berapa kali Arlan melakukan hal itu, karena memang hasrat pria seperti Arlan, tidak pernah berhenti jika sudah memulai.
Lebih dari tiga jam Arlan menghabiskan waktu bersama Shinta dengan peluh kedua-nya menyatu dalam nikmatnya cinta terlarang ...
Lagi-lagi Arlan menghentakkan pinggulnya dua kali lebih cepat, saat mencapai pelepasannya yang kelima malam itu ... "Ahh ... Kamu begitu indah, Yasmin!"
Shinta yang mendengar nama almarhum istri pria yang tengah menikmati tubuhnya di sebut. Seketika membuat hati Shinta terasa sangat sakit, kemudian langsung menolak tubuh Arlan yang ambruk di atasnya.
Shinta menepuk lengan Arlan dengan isak tangis tak tertahankan, "Sana ..." dorongnya pada tubuh kekar pria yang sangat ia rindukan namun masih mengenang nama Mama-nya Leon.
Arlan menahan tubuh wanita yang berada dibawahnya, sambil mengusap lembut paha yang masih terbuka serta mengigil, membuat ia tersenyum tipis, menoleh kearah Shinta hanya bisa berkata ...
"Maaf ... Tolong jaga sikap mu, jika aku berada di mansion. Karena aku tidak ingin melihat kemesraan kalian berdua."
Shinta mendengus dingin, "Tapi Papi bercinta dengan ku, malah membayangkan wajah almarhum istri Papi. Apa itu adil buat Shinta?"
Arlan tertawa lebar, "Yasmin dan kamu sama-sama punya kemiripan. Sama halnya wanita kembar, tapi punya kamu lebih greget, karena belum pernah melahirkan. Kalau Yasmin dia memang belahan jiwa ku, hingga ahh ..."
Shinta menggigit kecil bahu Arlan agar tidak melanjutkan ucapannya, "Kesel sama kamu ..." sesalnya semakin memeluk dengan geram.
"Apa? Kamu? Sejak kapan kamu menggunakan kamu sama aku? Ingat Shinta, kamu itu menantu ku! Menantu paling menggoda dan sangat indah ... Bersihkan dirimu, jangan biarkan Leon menunggu lebih lama di dalam kamar," pintanya tanpa perasaan bersalah.
Shinta menghela nafas berat, menoleh kearah Arlan yang memang mendekatkan wajah mereka berdua, "Pi ..." sapanya pelan.
"Hmm ..."
"Hmm sudah lebih dari empat minggu Shinta eee hmm ..."
Arlan melepaskan penyatuan mereka, memperbaiki posisi tidurnya, dengan tangan kanan mengusap dua gundukan kenyal yang menjadi candunya selama ini, "Are you pregnant? Ogh God, don't get pregnant Shinta, I don't want to hurt Leon ..."
(Apa kamu hamil? Ogh Tuhan, jangan sampai kamu hamil Shinta, aku tidak ingin menyakiti Leon ...)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Dwi Kustanti
kasian amat kamu Leon cuma dijadikan kedok saja, yg nikah siapa yg menikmati siapa..
2022-10-30
1
Simply Yunita
anak sendiri dicemburuin 🤣🤣🤣
2022-10-20
2
G-Dragon
cinta yang salah, semoga ada jalan keluar bagi kegilaan mereka berdua ... sejujurnya aku kasihan sama Leon ... dikhianati oleh istri dan ayah kandungnya ...😡😤😏
2022-10-20
4