Cukup lama Arlan menghabiskan waktu di ruang meeting bersama pihak manajemen rumah sakit internasional, hanya untuk mendengarkan laporan tahunan, serta perencanaan enam bulan kedepan. Tentu ia dihadapkan dengan Raline juga Seno yang duduk persis didepan nya.
Ketika break makan siang, yang telah dipersiapkan team management, Arlan memilih meninggalkan ruang meeting menuju ruangannya. Tentu Mia mengejarnya, untuk meminta tanda tangan duda tampan beranak satu tersebut.
Mia bertanya sedikit gugup, karena sejak tadi Arlan tidak mengacuhkan secretarisnya, "Ma-ma-maaf Pak. Bisa kita menandatangani berkas dulu sebelum makan siang?"
Arlan hanya menjentikkan jarinya, agar Mia meletakkan berkas diatas meja kerjanya, dan meminta wanita itu pergi dari ruangannya.
"Panggil Seno untuk makan bersama di ruangan saya. Satu lagi, kembalikan posisi Raline untuk sementara waktu, kontrak tiga bulan, sambil kita mencari kandidat yang lain! Shinta masih sibuk mengurus Leon, jadi mungkin dia akan aktif setelah putra ku benar-benar dalam kondisi baik!" tegasnya memberi perintah.
Mia mengangguk mengerti, "Baik Pak!"
Arlan kembali menatap wajah Mia yang sangat patuh padanya, "Satu lagi ... Apapun yang terjadi dalam saya memberi perintah padamu, jangan pernah kamu memberitahu pada Seno ataupun Raline. Kamu secretaris saya, seharusnya kamu bisa merahasiakan semua tentang kegiatan saya! Sekali lagi saya tegaskan, rahasiakan semua kegiatan saya!" geramnya.
Mia menundukkan kepalanya, menjawab gugup karena menyadari kesalahannya beberapa hari lalu, "Ba-ba-baik Pak."
Arlan meminta Mia pergi dengan jentikan jari. Dia tidak ingin berlama-lama melihat wajah gadis itu dihadapannya.
Kembali mata Arlan melacak keberadaan anak menantunya, namun tidak ia temukan keberadaan Leon ataupun Shinta berada di mansion mewah miliknya.
"Aaagh ... Ternyata mereka menghabiskan waktu untuk shopping hari ini. Apa aku menemani mereka dan menyerahkan meeting hari ini pada Seno ...? Percuma juga ada disini, karena Raline selalu saja menggoda ku ..."
Arlan masih sibuk menghubungi Shinta yang ternyata sudah berada di pusat perbelanjaan, dengan nada lembut dia benar-benar tidak menyadari bahwa Seno sudah berada di ruangannya.
[Kamu hati-hati yah sayang, jaga Leon. Kamu bebas membeli apa saja, yang penting jangan lupa, lingerie sesuai permintaan ku. Aku ingin menghabiskan malam bersama mu, malam ini Shinta ...]
Mendengar rayuan maut Arlan, membuat Shinta di seberang sana seperti terbang melayang, bahkan semakin tertawa bahagia ...
[Hmm Papi jangan buat Shinta deg degan dong. Ya sudah, kalau Papi enggak sibuk susul saja kami kesini. Kebetulan Shinta masih lama berada di sini. Papi hati-hati yah, bye]
[Bye ...]
Arlan menutup telfonnya, meletakkan handphone miliknya diatas meja, memutar kursi kebanggaannya, melihat kearah Seno dengan wajah merah padam. Bahkan tampak sangat gugup, karena sahabatnya itu menaikkan kedua alis dengan senyuman menyeringai lebar.
Seno bertanya dengan mimik penasaran, "Lingerie, nanti malam! Apa kamu sudah menghalalkan gadis itu Arlan?"
Arlan mengalihkan pandangannya, dia menekan tombol clock, agar pintu ruangannya terkunci rapat secara otomatis.
"Bagaimana mungkin aku bisa menikahinya, sementara Shinta menikah dengan Leon, Sen!"
"Are you crazy? Kamu mau melakukannya tanpa ikatan pernikahan? Ooogh ... Bagaimana jika gadis itu hamil? Dan Leon tahu bahwa itu anak mu! Pikirkan lagi Arlan. Jangan ikutkan hawa nafsumu saat ini. Tapi pikirkan dampak setelah kalian melakukannya!"
Arlan terdiam sejenak, berpikir bahwa apa yang dikatakan Seno ada benarnya, "Tapi gadis itu menikah! Statusnya menikah dengan putra ku! Tidak mungkin dia menikah dan menikah dengan ku, sama saja kan?"
Seno mengangguk membenarkan, kembali berkata, "Bagaimana jika kamu sama Raline. Dia lebih panas dari Shinta, bukan?" godanya.
Arlan mendengus dingin, "Aku tidak ingin berdebat, jika kamu ingin meninggalkan ruangan ku, silahkan pergi dari sini, jika kamu malah mendukung ku dengan Raline! Aku tidak menyukai keluarga Yasmin. Kamu tahu aku membawa Yasmin kala itu? Menikah di kantor polisi, karena kondisi ku masih belum sekaya sekarang? Karena apa, karena Mama Liberti menginginkan anaknya menikah dengan pengusaha kaya yang memiliki istri sembilan itu! Apa kamu lupa siapa yang mengeluarkan aku dari penjara hmm?"
Seno mengangguk, menunjuk pada wajahnya sendiri.
Arlan kembali mengingatkan kejadian pahit beberapa tahun silam, yang membuat dia benar-benar diperlakukan seperti binatang oleh Keluarga Yasmin kala itu.
BRAAK ...!
Terdengar suara teriakan Liberti dari arah luar kos-kosan Arlan, yang tengah memeluk tubuh Yasmin, setelah menghabiskan malam yang panjang bersama anak konglomerat pada masanya.
"Mana Arlan! Panggil dia, grebek kamar kosnya! Saya tidak pernah menyetujui hubungan mereka. Berani-beraninya dia membawa kabur anak gadis saya, Pak RT!"
Pak RT mesti dihadapkan dengan dua pilihan, membantu Arlan kabur, atau membiarkan pria yang baik itu diseret dan dimasukkan kedalam penjara.
"A-a-ada di kamarnya lantai dua, Bu!" tunjuk Pak RT selaku pemilik rumah kos tersebut.
Sontak penggrebekan Arlan juga Yasmin membuat Liberti murka, dan memasukkan pria muda itu dengan tuntutan, pelecehan seksuual yang ia lakukan pada gadis dibawah umur.
"Cepat bawa anak ini!" teriak Liberti, saat melihat putri kesayangan hanya tertutup selimut tipis.
Cinta yang tidak pernah mendapatkan restu dari keluarga Yasmin, membuat Arlan memiliki keberanian untuk menembus kehormatan gadis yang ia cintai kala itu, demi mendapatkan restu.
Namun, apalah daya ... Arlan mendekam di penjara, karena kesombongan Liberti kala itu.
Selama tiga bulan pula Seno yang merupakan sahabat sekaligus partner Arlan, membantunya dalam memberikan makanan, ataupun kebutuhan lainnya.
Sehingga Seno membawa kabar tentang kehamilan Yasmin, membuat Arlan memohon pada sahabatnya itu agar membawa wanitanya ke tahanan.
"Lan ... Yasmin hamil, dia baru menemui aku, tapi dia sudah bicara pada Tuan Utama. Aku berharap semua akan berjalan sesuai keinginan mu."
Arlan tersenyum sumringah, "Aku mohon, bantu aku! Aku akan membalas semua kebaikan mu. Aku akan membuat Yasmin bahagia, itu janji ku pada mu. Kita bisa sukses sama-sama! Sampaikan pada Tuan Utama, aku akan memberikan apapun demi kebahagiaan Yasmin. Itu janji ku ..."
Papa Yasmin, pria dingin yang biasa disapa Tuan Utama, membawa putrinya bertemu Arlan, kemudian mencabut semua tuntutan Liberti dikantor polisi pada pria yang sangat mencintai putrinya, sebelum dilimpahkan ke pengadilan negeri.
Dengan membawa Penghulu serta Seno bersedia menjadi saksi untuk pernikahan Arlan dan Yasmin.
Tentu saja Liberti tidak menyetujui pernikahan anak gadisnya dengan Arlan, yang sangat memalukan bagi keluarga, sehingga mengusir mereka dari kediaman megah keluarga itu.
Arlan membuktikan untuk membahagiakan Yasmin, sehingga dia mampu menjalani kehidupan yang layak di lima tahun pernikahannya, hingga Yasmin menghembuskan nafas terakhirnya ...
"Sayang ... Jagalah anak kita Leon. Aku sangat mencintaimu, terimakasih telah berjuang untuk ku juga anak kita. Maafkan aku yang selalu membutuhkan mu, juga tidak bisa mandiri. Aku selalu merepotkan mu hingga nafas terakhir ku ..."
Yasmin menghembuskan nafas panjang, dan menutup mata indah itu untuk selamanya ...
Seno menoleh kearah Arlan, bertanya dengan mata berkaca-kaca, "Apakah kamu ingin melakukan hal yang sama pada Shinta?"
Arlan terdiam, dia tidak mampu berkata-kata, kali ini ia tidak ingin melakukan hal seperti beberapa waktu lalu, hanya bisa berkata pelan ...
"Hmm akan aku pikirkan lagi ..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Tari Gan
papi Arlan nakal'nya kebangetan yeeh🤭
2023-01-03
1
sandi
waduuhhh bingunggg
2022-11-19
2
Simply Yunita
tetaplah jadi orang bijak seno.
aku padamu ❤
2022-10-18
2