Melihat kondisi Leon yang sangat memprihatinkan, membuat Shinta tak kuasa meninggalkan suaminya untuk pergi bekerja. Sudah dua minggu pria berusia 20 tahun itu terbaring lemah tak berdaya, di ranjang kamar dengan selang oksigen masih terpasang di hidungnya.
Shinta masih enggan beranjak dari kamar itu, hanya untuk menemani Leon. Dengan menggenggam jemari tangan pria yang sudah berstatuskan suaminya itu.
Sudah lebih seminggu pula Arlan menghabiskan waktunya bersama sahabat bisnisnya, dan belum mau kembali ke mansion.
Seno menepuk pundak Arlan yang tengah termenung di ruang keluarga apartemen duda beranak satu itu, hanya untuk mengejutkan sahabatnya ...
"Kenapa kamu malah kembali ke apartemen? Apakah Leon baik-baik saja? Sehingga kamu mengundang ku kesini?"
Arlan menggelengkan kepalanya, sesungguhnya dia sangat khawatir pada Leon. Tapi semenjak kepergiannya dengan alasan dinas, Shinta selalu memberitahu bagaimana kabar putra kesayangannya, melalui telepon serta pantauan melalui CCTV yang ia pasang di kamar Leon, tanpa sepengetahuan Shinta, dan dengan mudah duda beranak satu itu menyaksikan perbuatan Shinta pada putranya.
"Aku sudah mempersiapkan satu suster untuk Leon, dan dia sangat telaten merawatnya," jelasnya sambil menghela nafas panjang.
Seno tertawa kecil, melihat raut wajah Arlan yang masih tampak bingung, "Kita bersahabat sudah lebih dari 20 tahun, semenjak kamu menjalin hubungan dengan Yasmin, menikah, dan memiliki anak. Jadi kamu tidak bisa membohongi aku, Arlan. Karena aku sudah mendengar pernikahan kontrak Leon dengan seorang perawat Mount Elizabeth. Apa kamu tergoda dengan gadis itu?"
Arlan menggeram kesal, dia mengumpat geram, "Agh ... Punya secretaris tidak bisa merahasiakan apapun padamu. Apakah Mia yang bicara pada mu hmm?"
Seno tertawa terbahak-bahak, mendengar umpatan Arlan yang menunduk malu, saat mengetahui gelagat sahabatnya.
"Aku sudah mengetahui sejak dua minggu lalu, dan kamu menjanjikan nya posisi yang sangat menjanjikan di rumah sakit kita. Aku rasa tidak ada salahnya kamu membuka hati dengan wanita. Daripada kamu hanya selalu menyendiri di sini, sehingga istriku menganggap kita memiliki hubungan terlarang!" godanya.
Arlan mengalihkan pandangannya kearah lain, hanya bisa menepis ucapan sahabatnya, "Jujur aku tergoda, tapi Leon putra ku, dan gadis itu selalu saja menggoda. Aku pria normal, bro. Jika terjadi sesuatu, apa yang akan Leon pikirkan tentang aku!" sungutnya.
Seno meletakkan telunjuknya di dagu, berpikir sejenak, kemudian membayangkan wajah Leon putra kesayangan Arlan ...
"Aku rasa kalian bisa menikah sirih secara diam-diam. Jika kamu memang serius. Apalagi kita sama-sama tahu bagaimana kondisi Leon, tidak bisa memberikan kewajibannya sebagai seorang suami. Pria normal saja sulit melakukannya, apalagi Leon yang sakit. Ini di luar konteks perjanjian kontrak antara kamu dan gadis itu. Hanya itu saran dari ku, karena aku tidak ingin kamu terlalu banyak berpikir tentang Yasmin. Dia sudah tenang, dan sangat menginginkan kamu bahagia. Jangan tutup pintu hati mu," jelasnya panjang lebar.
Arlan terhenyak mendengar ucapan sahabatnya. Bagaimana mungkin, Shinta yang sudah menikah dengan Leon, harus menikah dibawah tangan dengan-nya ...
"Ide mu terlalu gila! Mana bisa seorang wanita menikah dengan dua pria! Bapak dan anak lagi ... Mana ada hukumnya seperti itu! Aku tidak berani untuk melakukannya, karena aku masih menghargai Leon!" tegasnya.
Seno menyela celotehan Arlan, "Bagaimana jika Leon dipanggil Tuhan lebih cepat? Apakah kamu akan melepaskan gadis itu begitu saja? Come on Arlan ... Kamu sedang jatuh hati, kamu sedang tergoda oleh menantu mu sendiri!" ejeknya.
Arlan tersenyum lirih, menyunggingkan bibirnya. Tidak membantah, namun tidak juga membernarkan ...
Cukup lama kedua-nya berbincang-bincang. Perencanaan bisnis mereka, serta beberapa kali melihat ke layar handphone, hanya untuk melepas kerinduannya pada Leon, tentu juga dengan Shinta.
Terlihat di layar handphone milik Arlan, Shinta tengah menyuapkan makanan ke mulut Leon, tertawa kecil, sambil mengusap lembut kepala putranya.
Hanya satu yang ada dalam benak Arlan, "Bagaimana jika Leon pergi meninggalkan aku? Apa yang menjadi kenangan ku dengan Yasmin tidak akan pernah ada lagi di dunia ini. Kenapa rasanya Tuhan tidak adil pada ku dan Yasmin. Sehingga Dia mengambil semua yang Ia titipkan padaku ..." tunduknya.
18 tahun pernikahan Arlan dan Yasmin, tidak pernah memiliki masalah yang berarti, kecuali sakitnya Leon sejak kecil.
Kebiasaan pasangan ini memberikan minuman soda sebagai pengganti air putih, berdampak buruk pada kondisi Leon beberapa tahun silam ...
"Sayang, Leon pingsan di sekolah," isak Yasmin melalui panggilan telepon kala itu.
Arlan yang masih berada di rumah sakit, bergegas kembali ke kediaman mereka, hanya untuk melihat kondisi putranya.
Benar saja, Leon mengalami pembengkakan pada kakinya, membuat pria yang dijuluki good daddy itu membawa keluarganya ke Singapura secepatnya.
Namun dokter spesialis dalam, mengatakan bahwa ginjal Leon yang di sebelah kiri tidak berfungsi dengan baik ...
Arlan bertanya dengan wajah panik sambil merangkul Yasmin, "Jadi apa yang harus saya lakukan Dok?"
Dokter menjelaskan pada Arlan, "Ginjal Leon yang disebelah kanan masih berfungsi dengan baik, tapi ini tidak lama. Leon harus mendapatkan pencangkokan ginjal secepatnya agar dia bisa bertahan, dan tidak melakukan cuci darah. Saya harap kita dapat melakukan tindakan operasi saat ini juga, agar Leon segera membaik."
Harapan, hanya itu yang ada dalam benak Arlan. Dapat dibayangkan bagaimana remuk dan sakitnya perasaan mereka berdua, saat mendengar penjelasan dari dokter.
Benar saja, setelah melakukan operasi pertama, kehidupan Leon berubah. Dia harus dijauhkan dari minuman bersoda, berwarna, bahkan air putih bercampur gula saja tidak boleh di konsumsi. Sungguh sangat menyedihkan, dan harus mendapatkan perhatian khusus bagi anak berusia enam tahun, tentu selalu dalam pengawasan Yasmin.
Kesehatan Leon membaik, Arlan telah disibukkan dengan berbagai macam pekerjaan dan bisnis yang ia rintis semakin berkembang pesat, sehingga dia mampu mengembangkan sebuah rumah sakit swasta bersama Seno sahabatnya, kemudian melupakan kondisi Leon kembali menurun, saat duduk di kelas tiga sekolah menengah atas.
Makanan, minuman, yang tak dapat di kontrol oleh Yasmin kala putranya remaja, membuat mereka terlena dengan masa pubertas seorang Leon.
Leon selalu membawa seorang gadis bernama Cua, membuat Yasmin melupakan tentang sakit putra kesayangannya.
"Mi ... Leon pergi dulu yah hari ini. Kami ada acara, mungkin pulang agak larut, nanti minta Papi yang jemput ke cafe milik Bobi," jelasnya sambil mengusap lembut punggung Yasmin, yang tengah duduk di sofa ruang keluarga.
Yasmin tiba-tiba menyadari, pergelangan Leon semakin mengecil dan wajahnya sedikit tirus, karena kesibukannya akan menjalani ujian akhir.
"Are you oke, honey?" tanyanya.
(Apakah kamu baik-baik saja, sayang)
"Yes Mam, Leon baik-baik saja," tawanya menggoda Yasmin.
Yasmin melihat perubahan pada mata Leon tak lagi bercahaya. Kelopak mata hitam, seperti orang bergadang, iris mata tak lagi penuh semangat, dan aroma mulut tidak sedap. Membuat naluri seorang ibu dalam diri bertanya-tanya dalam hati.
"Apakah Leon sakit lagi ...?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Tari Gan
Arlan emang hot Dady sesungguhnya
2023-01-02
1
Simply Yunita
emang gitu ya kalau minum soda bikin diabetes?
ahhh kurasa tidak begitu. lihat senyumku aja semua orang langsung kena penyakit gula 😭😭😭😭
2022-10-16
2
Vigiani Nurike
hadir lg mak, tulisane rapi 👍aku suka😍😍
2022-10-14
1