"Terus kamu setuju Sayang?" tanya Dewa walaupun ia sudah mendengar sendiri percakapan lewat telepon Mama dan istrinya.
"Iya Kak, ga ada alasan juga kali aku untuk menolak permintaan Mama, lagian aku juga kangen sama Mama Elisah," jawab Dewi.
"Iya Mas, Mama katanya Ingin menjemput si kembar di sekolahnya dan ingin mengajak si kembar ke rumah utama tapi yang dibuat aku heran Mama kenapa meski meminta izin segala," terang Dewinta disela senyumannya.
"Terus kamu setuju Sayang?" tanya Dewa walaupun ia sudah mendengar sendiri percakapan lewat telepon Mama dan istrinya.
"Iya Kak, ga ada alasan juga kali aku untuk menolak permintaan Mama, lagian aku juga kangen sama Mama Elisah," jawab Dewi.
Dewa dan Dewi sudah bersiap-siap untuk pulang ke kediamannya. Setelah menyelesaikan acara makan siang bersama di salah satu restauran kesukaan mereka berdua yang selalu mereka tempati makan selama ini.
Dewi kemudian berdiri, "Aku pamit pulang dulu yah Mas," pamit Dewinta kepada suaminya.
Dewa tersenyum penuh kasih sayang kepada istrinya itu, "Hati-hati sayang dan tanya Rian untuk tidak ngebut kalau mengemudikan mobilnya," titah suaminya.
Dewi kemudian mengambil tangan suaminya untuk dia cium dengan penuh takzim.
"Assalamu alaikum Mas," salam Dewi.
"Waalaikum salam," jawab Dewa lalu mencium kening istrinya.
Dewi berjalan ke arah pintu dan meninggalkan ruangan kantor suaminya. Wajah Dewi semakin berseri saja setelah makan siang bersama dengan suaminya Dewa. Ia berjalan ke arah parkiran khusus pemilik perusahaan. Rian sudah menunggu kedatangan Istri Big Bosnya dan langsung membukakan pintu mobil.
"Makasih banyak Pak Rian sudah antar jemput saya," tutur Dewi.
"Sama-sama Bu, itu sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawabku," ucap Rian.
Rian lebih suka memanggil Dewinta dengan sebutan Ibu dari pada Nyonya. Bagi Rian ucapan Ibu lebih akrab dari panggilan lainnya.
"Apa kita langsung pulang ke rumah atau ibu mau singgah ke suatu tempat dulu?" Tanya Rian sambil melihat Dewi melalui kaca spionnya.
"Kita langsung pulang saja, Aku ngantuk banget," ujarnya Dewi.
"Baik Bu," jawab Rian.
Mobil yang ditumpangi Dewi pun meninggalkan area Perusahaan Sinema Group dan berjalan menuju rumahnya. Sesampainya Dewi di rumahnya. Ia langsung ke kamarnya untuk membersihkan dirinya dan bersiap untuk tidur siang. Sepeninggal Istrinya, Dewa langsung menghubungi Bima dan menanyakan perihal sejauh mana persiapan yang dilakukan oleh adik angkatnya itu.
Dewa kemudian mengambil secarik kertas khusus untuk menulis ucapan selamat ulang tahun pernikahan untuk Dewi Istrinya. Dewi mulai menggores tinta penanya. Kurang lebihnya seperti ini lah ucapan yang ditulis Dewa untuk sang istri tercinta.
Tepat hari ini,11 tahun yang lalu, aku mengirarkan janji suci dihadapan keluargamu, para saksi dan dihadapan Allah untuk selalu menapaki hidup bersamamu.
Dan rasa itu masih tetap sama. Telah sekian lama kita arungi bahtera rumah tangga. Semoga kita selamanya bersama hingga maut yang memisahkan dan Allah SWT mempertemukan kita kembali di Surga-nya yang terindah.
Amin yra..
Itulah sepenggal kata yang mampu ditulis oleh Dewa untuk Istrinya. Dia tersenyum manis saat membaca tulisannya. Jam di dinding menunjukkan pukul empat sore. Dewa segera menyelesaikan seluruh kerjaannya.
Dewa Ingin segera kembali ke rumahnya dan menemui sang istri sambil membawa sebuah kotak yang berisi amplop dan secarik kertas yang sudah dilipat sedemikian rupa. Dewa tak lupa sebuket bunga mawar merah kesukaan Dewi.
Inilah kartu ucapan yang berhasil Dewa isi dengan rangkaian kata-katanya. Ia memasukkan kertas ucapan itu kembali ke dalam sebuah kotak. Setelah beberapa saat kemudian, Dewa sudah bersiap untuk kembali ke rumahnya. Di perjalanan pulang Dewa tak lupa singgah ke toko bunga langganannya untuk membeli sebuket bunga mawar merah kesukaan Dewi.
"Selamat sore Ibu," sapa Dewa kepada ibu pemilik toko Bunga langganannya.
"Selamat sore juga Pak Dewa," Jawab Ibu Tuty selaku pemilik toko bunga.
"Bunganya cantik-cantik yah Bu dan segar saya lihat," ujarnya Dewa.
"Bapak beruntung sekali karena baru saja kami mendapat kiriman berbagai macam bunga mawar yang masih sangat segar dan pastinya Bapak suka," tutur ibu Tuty.
Dewa tersenyum ke arahnya Bu Tuty, "Alhamdulillah kalau gitu Bu, aku mau sebuket bunga mawar merah saja," pinta Dewa.
"Baik Ibu akan siapkan bunganya, silahkan lihat-lihat dulu sambil menunggu pesanannya selesai," sarannya Ibu Tuty.
...----------------...
Tinggalkan jejaknya kakak Readers setelah baca yah dan dukung juga Novelku yg lainnya yang alur ceritanya tidak kalah menarik dari cerita Dewa untuk Dewi judulnya ada dibawah ini:
Hikayat Cinta Syailendra
Pelakor Pilihan
Ketika Kesetiaanku Dipertanyakan
Cinta Kedua CEO
Hanya Sekedar Baby Sitter
Makasih banyak untuk Readers yang telah meluangkan waktunya untuk mampir..
Mohon Maaf jika banyak sekali terdapat kesalahan atau typo kata dalam penulisan maupun pengetikannya...
I love you all Readers…..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Juwita @ppa
lanjut aku suka
2022-11-03
0
fania Mikaila a6
crazy up kakak
2022-10-15
2