Olivia menggerakkan tubuhnya. Ia merasakan tubuhnya begitu berat. Kedua mata Olivia terbuka dan kaget melihat kekasih Dorothy berada di atas tubuhnya.
"Apa yang kau lakukan bajingan!"
Kedua mata Olivia melotot. Sekuat tenaga ia mendorong tubuh laki-laki yang di bawa Dorothy itu. Hingga tubuh laki-laki yang masih di pengaruhi alkohol tersebut jatuh kelantai.
"Kau berani pada ku, hah!", teriak laki-laki itu pada Olivia yang melonjak dari tempat tidur.
Laki-laki itu hendak mencengkram leher Olivia.
"Jordan apa yang terjadi?"
Dorothy berdiri di depan pintu kamar Olivia. Wanita itu hanya menutupi tubuh nya dengan selimut saja.
"Keponakan mu ini menggoda ku, Dorothy. Ia menawarkan tubuhnya pada ku tapi aku menolaknya sayang", kila laki-laki bernama Jordan sambil menghunuskan tatapan tajam pada Olivia yang berdiri terdiam di tempatnya.
"Bohong! Kau mau menodai ku, bajingan! Dia laki-laki jahat bibi. Dia mau menodai ku", teriak Olivia sambil menunjuk wajah Jordan yang menyeringai.
"Kau ini persis seperti mama mu, Olivia. Ja*ang!", teriak Dorothy sambil menjambak rambut Olivia. Tak hanya sampai di situ saja, Dorothy melayangkan tangannya menampar keras wajah Olivia.
Tubuh Olivia terhuyung kebelakang. Untuk yang pertama kalinya Olivia berani menatap tajam Dorothy. Olivia memegangi wajah nya.
"Apa salah ku, kenapa kau begitu jahat pada ku. Selama ini aku selalu menghormati mu. Karena aku tidak memiliki siapapun lagi di dunia ini. Kau membuat hidup ku hancur sekarang seperti ini. Aku di buang suami ku karena kau menandatangani perjanjian itu. Dan kau menerima uang dari Oliver. Kau tega sekali pada ku Dorothy!", teriak Olivia tanpa takut sedikitpun.
Hari ini sudah terlalu banyak yang di alami wanita itu, membuatnya tidak memikirkan rasa hormat lagi pada adik ayahnya itu.
"Ingat Dorothy, mulai sekarang aku tidak akan pernah menganggap mu keluarga ku. Hati ku sekarang hancur karena kau. Oliver sangat membenci ku. Padahal aku sangat mencintainya", teriak Olivia tanpa takus sedikit pun lagi.
Air mata sudah membasahi wajahnya. Ia mengambil tas miliknya dan pergi dari rumah itu. Dorothy tak bergeming dari tempatnya. Ia hanya menatap punggung Olivia yang pergi dari rumahnya.
"Dorothy sayang, ayo kita ke kamar. Biarkan saja keponakan mu yang tidak tahu diri itu pergi. Wanita seperti itu bisanya apa, selain menjual tubuhnya pada laki-laki di luaran sana".
"Diam kau Jordan. Sekarang juga kau pergi dari rumah ku, aku tidak mau melihat wajah mu lagi!", ucap Dorothy menunjuk kearah pintu mempersilahkan Jordan pergi.
"Tapi Dorothy sayang, aku tidak melakukan apapun pada keponakan mu. Kenapa kau mengusir ku. Aku akan tidur semalam saja di rumah mu..."
"Tidak. Kau pergilah! Aku yang membayar mu, jadi kau harus mengikuti perintah ku!", hardik Dorothy.
*
Seakan melengkapi penderitaan nya, kejadian di rumah Dorothy berakhir meninggalkan luka mendalam bagi Olivia.
Dengan linangan air mata Olivia pergi dari rumah itu. Bahkan sekarang hujan turun dengan derasnya. Olivia tidak memiliki arah dan tujuan.
Rumah Dorothy yang berada di pinggiran kota Texas, saat tengah malam gelap gulita seperti ini jalanan begitu sepi. Tak ada mobil yang berlalu lalang. Penerangan jalan pun masih minim. Itulah kenapa pengemudi malas untuk melalui kawasan itu, karena masih banyak terjadi tindak kriminal.
Begitu pun bagi Olivia, meskipun dulunya jalanan itulah satu-satunya askes menuju rumah Dorothy namun tetap saja jalanan sepi itu membuat bulu kuduk berdiri. Bukan karena mahluk kasat mata namun karena banyaknya berandal yang mencari mangsa di malam hari seperti sekarang.
Tapi bagi Olivia saat ini yang terpenting pergi jauh dari tempat itu. Olivia tidak mau menatap kebelakang. Hidup nya yang selalu berselimut duka bahkan Olivia yakin kebahagiaan pun tak akan kunjung ia rasakan.
"Lebih baik aku mati saja. Kenapa kau begitu kejam kepada ku Tuhan, kenapa...!"
"Apa salah ku. Dari kecil aku berusaha sebaik mungkin membahagiakan bibi Dorothy, tapi ia selalu membenciku.
"Tidak ada lagi yang bisa aku harapkan di dunia ini. Aku sendirian. Laki-laki pertama dan terakhir yang ku cintai pun mencampakkan diri ku sehina-hinanya. Kebahagiaan bukan milik ku. Aku hanya ditakdirkan untuk berduka dengan kepedihan yang mendalam", isak Olivia dalam derasnya hujan dan kilatan petir yang menyambar.
Olivia memejamkan kedua matanya, tanpa ia sadari kaki nya membawa nya melangkah ketengah jalanan yang sepi.
Hingga...
"Tinnnnn....
Bunyi nyaring klakson menghentakkan kesunyian malam dalam guyuran hujan deras.
Tubuh lemah Olivia tergeletak di jalan.
Mobil mewah berhenti mendadak tepat di samping tubuh Olivia.
"Akh–"
...***...
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Wahyu tampan sempurna
bagus Olivia mati adalah sebuah jalan yang benar dan lurus
2024-11-01
1
sasri
sedih
2023-03-07
0
Hania
Sedih sekali bc OLIVIA
2022-10-14
0