SPA 02

"Aku tidak bisa Bi. Aku tidak bisa menerima laki-laki yang bahkan untuk mengajari ku akan agama Allah saja tidak bisa. Bagaimana aku harus menjalani rumah tangga nantinya dengannya Bi. Sungguh aku tidak bisa menerima laki-laki seperti itu Bi," Aida menolak permintaan Abinya. Hatinya tidak menerima laki-laki seperti itu.

Sungguh, ini bukanlah suatu yang hal di inginkan Aida. Bahkan membayangkan rumah tangga dengan laki-laki yang tak tau akan ajaran agama Allah bukanlah hal yang mudah.

Hasan menatap wajah anaknya yang sangat kecewa dengan pilihannya. Hasan juga tak mau egois akan kehidupan anaknya. Tapi, keluarga sang laki-laki mempercayakan jika putrinya dapat mendidik anak mereka agar tahu akan ajaran agama Allah.

"Tak bisakah kamu menerimanya, Sayang?" Sekali lagi Hasan menatap sang putri yang tampak kecewa dengannya.

Aida menggeleng. "Tidak Bi. Aku sungguh tak bisa menerima laki-laki seperti itu. Aku tak akan sanggup menikah dengan laki-laki yang tak bisa membawa aku ke jalan Allah," Aida menatap Abinya dengan tatapan yang jelas tergugat rasa kecewa disana.

"Tolonglah sekali ini saja Sayang. Hanya kamu harapan satu-satunya keluarga itu untuk putra mereka. Mereka yakin jika kamu mampu mendidik putra mereka akan ajaran agama Allah. Abi yakin kamu bisa dan kamu pasti akan bahagia dengannya Sayang. Percaya sama Abi," Hasan kembali membujuk putrinya. Bahkan laki-laki paruh baya itu tampak memohon kepada sang putri.

Hasan yakin putrinya bisa merubah laki-laki itu. Dia hanya terlena akan duniawi, karena salah pergaulan. Sehingga lupa akan akhirat yang sungguh tempat paling nyata. Tempat yang paling kekal untuk selamanya. Dunia hanya sebagian ujian bagi seorang hamba. Dan itu yang kini dilupakan laki-laki itu.

"Aku tetap tak bisa Bi," Aida masih menolak ucapan Abinnya.

"Coba berita Abi alasan yang lebih jelas lagi, Nak," ucap Hasan.

"Aku tidak akan menikah dengannya Bi. Abi tahu jelas dengan alasan yang aku miliki tanpa harus menanyakan secara detail lagi," jawab Aida menatap Abinya. Lagian apalagi yang harus dijelaskan, jika Abinya mengetahui alasannya secara detail. Tak mungkin Abinya lupa akan ucapnya beberapa tahun lalu. Abinya belum terlalu tua untuk mengingat apa yang sudah dia ucapkan saat masih remaja.

"Baiklah," Satu kata itu yang keluar dari mulut Hasan. Tak tau lagi harus membujuk putrinya agar mau menikah dengan anak adik angkatnya.

Jauh di lubuk hati Hasan, dia sangat ingin putrinya menikah dengan anak dari adik angkatnya. Bukan masalah harta, bahkan hartanya juga tak akan ada habisnya. Tapi karena Hasan yakin putrinya bisa merubah laki-laki itu seperti yang dikatakan adik angkatnya beberapa waktu lalu. Saat itu adiknya juga sempat memohon kepadanya, untuk membujuk Aida menjadi menantunya. Tak ada cara lain, untuk merubah sifat putranya selain istri sholeha. Meski awalnya sulit, dia yakin jika Aida pasti bisa. Tak akan ada seorang pun tidak berubah jika dilakukan dengan cara yang lembut.

***

Di dalam kabar bernuansa biru langit itu terdapat seorang wanita yang duduk di atas ranjang sambil memegang al-quran di kedua telapak tangannya. Jangan lupakan jika wanita itu masih mengenakan mukenah yang dia pakai saat melaksanakan sholat isa.

"Sayang boleh ummi masuk?" Wanita paruh baya yang berstatus seorang ibu itu melonggokkan kepalanya melalui pintu kamar sang putri.

Aida yang tengah membaca Al-Qur'an menghentikan bacaannya. Melirik wanita yang telah melahirkan dirinya puluhan tahun lalu.

"Boleh Mi, masuklah," jawabnya disertai senyum yang tak pernah pudar dari bibir sedikit tebal itu

Wanita yang kerap kali di panggih Aisyah itu melangkah menuju ranjang sang putri. Bahkan di tangannya terdapat segelas susu coklat kesukaan putrinya.

"Kenapa Ummi repot-repot membuatkan aku susu? aku kan bisa bikin sendiri Mi," celetuk Aida saat melihat Umminya membawakan segelas susu di tangannya.

"Tidak apa-apa Sayang. Lagian sekali-sekali ummi membuatkan putri, ummi susu," balas Aisyah setelah meletakkan susu yang dibawanya di atas nakas.

Aida menangguk. Benar, Umminya sekali-sekali saja membuatkan dirinya susu. Meskipun begitu, Aida terus saja melarang sang Ummi untuk membuatkan dirinya. Karena dirinya sudah besar, pasti sudah bisa membuat sendiri. Tanpa harus merepotkan Umminya.

"Boleh Ummi mengatakan sesuatu Sayang?" Saat ini Aisyah duduk di samping putrinya. Menatap anaknya dengan tatapan lembut seperti biasanya.

"Boleh Mi. Emang Ummi mau mengatakan apa?" Aida menyatukan alis matanya, karena penasaran Umminya mau mengatakan apa. Sepertinya ini meruapakan hal yang serius.

"Bisakah kamu menyetujui permintaan terakhir dari Ummi, Sayang. Setelah ini Ummi tidak akan pernah meminta apapun lagi dari kamu, Nak?" Aisyah menatap penuh harap kepada sang putri. Bahkan mata wanita itu tampak berkaca-kaca.

"Kenapa Ummi berbicara seperti itu. Jangan mengatakan hal itu Umm. Aku tidak suka," Aida tidak suka Umminya mengatakan hal demikian, seperti seorang yang akan pergi jauh saja.

"Maka dari itu, bisakah kamu memenuhi permintaan terakhir Ummi, Nak. Sekali ini saja," Tangan Aisyah memegang sebelah tangan sang putri. Karena, tangan yang satunya tengah memegang al-quran yang baru saja di baca wanita itu.

"Baiklah aku akan menerima permintaan Ummi. Tapi, apa itu permintaan Ummi?" Aida menatap wajah wanita yang ada di depannya ini. Tampak jelas ada kerutan di dekat matanya. Tidak terlalu banyak, hanya ada sekitar tiga kerutan.

"Apa kamu bisa berjanji untuk memenuhinya, Nak?" Aisyah tampak senang dengan jawaban anaknya.

Mendengar itu Aida tampak ragu. Namun wajah Umminya menyiratkan suatu harapan yang sangat besar. Ingin mengatakan tidak bisa, Aida tidak mampu melihat wajah kecewa Umminya. Wanita itu adalah kelemahannya. "Iya Ummi, aku janji," Akhirnya hanya kata itu yang bisa Aida kelurkan. Bahkan sedikit saja Aida tak mampu melihat wajah kecewa Umminya.

Aisyah mengambil nafasnya dalam, lalu mengeluarkan dengan perlahan. "Menikahlah dengan anak adik angkat Abi, Sayang," pinta Aisyah menatap anak gadisnya.

Aida tekejut dengat permintaan sang ummi. Tak terpikirkan oleh Aida jika Umminya akan meminta apa yang Bahkan tak mampu wanita itu penuhi. Batinnya sungguh tak dapat menerima laki-laki seperti itu.

"A-aku tak bisa Umm---"

"Ingat Sayang. Tadi kamu sudah berjanji sama ummi," Asiyah memotong ucapan putrinya. Mengingatkan jika putrinya berjanji kepada dirinya.

Aida terdiam mendengar ucapan wanita kesayangannya. Sungguh, rasanya dia terjebak akan ucapan sang ummi. Tak bisa mengelak sedikitpun. Karena janji yang sudah dilontarkan mulutnya.

"Tapi Umm--"

"Sayang dengerin ummi. Jika kamu hanya berpatokan kepada ilmu agama yang kini tengah dimilikinya, maka hati kamu tetap akan sulit menerimanya, Nak. Jika dia mau belajar tidak ada salahnya. Bahkan bisa jadi nanti dia yang lebih dalam ilmu agamanya dibandingkan kamu, Nak. Mungkin saja apa yang saat ini kamu inginkan belum tentu Allah kabulkan. Bahkan bisa jadi apa yang menurut kamu baik, belum tentu bagi Allah itu yang baik." Aisyah memaparkan panjang lebar. Dia yang sebagai Ibu, yakin jika anaknya akan bahagia dengan laki-laki pilihan suaminya.

Aida terdiam cukup lama mendengar penjelasan Umminya. Memang benar apa yang dikatakan Asiyah. Bisa jadi, bisa jadi laki-laki itu membuatnya kalah jauh suatu saat jika dia mau belajar. Tak ada kata terlambat sebelum ajal menjemput.

"Baiklah Mi, jika itu yang terbaik untuk aku. In sya Allah akan aku terima dengan ikhlas," Putus Aida akhinya. Semoga saja keputusan yang dia ambil itu tidak akan salah. Itu do'anya

TBC

Terpopuler

Comments

Wahyuni

Wahyuni

terkadang orang tua itu felling nya kuat ,dia bisa tau mana yg baik untuk anaknya kedepannya, apalagi umi ini ilmu agama nya bagus jadi bukan materi prioritas nya, jangan pernah meremehkan felling seorang ibu

2023-09-07

0

ˢ⍣⃟ₛ🍾⃝𝓡ͩ𝓱ᷞ𝔂ͧ𝓷ᷠ𝒾𝓮ͣᴸᴷ㊍㊍

ˢ⍣⃟ₛ🍾⃝𝓡ͩ𝓱ᷞ𝔂ͧ𝓷ᷠ𝒾𝓮ͣᴸᴷ㊍㊍

sii ummi iss... curang... pada memaksakan kehendak nie orang tua,, entar anakmu kalo di siksa tau rasa kau,, anak yang si sayang sayang puluhan tahun malah di siksa Ama orang yang baru menafkahinya...

2022-12-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!