Dewa kurang ajar

Saka menahan Sahira disaat jam pulang sekolah tiba, ia menghalangi jalan gadis itu seakan tak membiarkan Sahira untuk pergi.

Sontak Nur serta Nawal merasa terkejut dengan Saka yang tiba-tiba berdiri di depan mereka dan menghalangi jalan ketiga bidadari itu.

"Lo mau ngapain lagi sih? Apa kurang semua yang udah kita bahas kemarin?" tanya Sahira ketus.

"Sahira, sabar dulu dong jangan langsung emosi begitu sama aku!" ucap Saka.

"Eh Saka, lo gausah basa-basi deh! Langsung aja bilang lo mau apa dari Sahira!" bentak Nur.

"Lo diam aja Nur, ini urusan gue sama Sahira dan lo gak berhak ikut campur!" tegas Saka seraya menunjuk ke arah Nur.

"Kurang ajar lu ya!" geram Nur.

"Nur stop! Lo jangan kebawa emosi terus dong, ingat kita ini di sekolah!" peringat Sahira.

"Ish, abisnya dia tuh ngeselin banget!" ujar Nur.

"Ya kita harus sabar ngadepin orang kayak dia! Lo gak boleh kepancing, atau rencana kita bisa gagal!" ucap Sahira.

"Iya iya, sorry!" ucap Nur mencoba sabar.

Sahira beralih menatap Saka, sedangkan Nur terus menenangkan dirinya.

"Lo mau bicara apa lagi?" tanya Sahira.

"Jangan halangi pencarian kita para vampire! Gue gak mau berurusan sama kalian lagi, jadi sebaiknya kalian pergi aja dari bumi dan kembali ke tempat asal kalian!" jelas Saka.

"Gue sama teman-teman gue gak akan pergi dari sini, kita bakal tetap disini buat awasin lo semua!" tegas Sahira.

Ya saat ini mereka masih berada di kelas, walau kondisi kelas sudah tidak seramai tadi karena banyak murid telah keluar dari kelas itu.

"Itu terserah kalian, kalau kalian masih tetap ingin tinggal disini, jangan salahkan aku jika nantinya kamu dan teman-teman kamu akan dihabisi satu persatu oleh bangsa vampire!" ancam Saka.

"Gue gak takut, hidup dan mati kita abadikan untuk para manusia dan kita akan selalu jaga mereka dari kaum kalian!" ujar Sahira.

"Sok perhatian!" cibir Raline dari dekat.

"Heh! Apa lo kata barusan?!" tegur Nur.

"Kenapa? Lo gak terima sama kata-kata gue? Terus, lo mau apa ha??" tantang Raline.

Nur kembali emosi dan hendak menghampiri Raline, tetapi lagi-lagi dicegah oleh Sahira serta Nawal.

"Raline, lo diem aja gausah ikut bicara! Biar ini jadi urusan gue sama Sahira!" pinta Saka.

"Baik Sak!" Raline menurut saja, sekarang dia lebih takut pada Saka setelah kejadian sebelumnya.

Sementara itu, Dewa juga menghalangi jalan Irene si vampire cantik yang baru keluar dari toilet. Ia bersama teman-temannya kompak menutupi jalan Irene dari depan sehingga wanita itu tak bisa pergi dari sana.

"Wih, si cantik akhirnya nongol juga disini!" ujar Rifky dengan senyum menggodanya.

"Benar Rif, kita kayaknya bakal pesta besar nih!" sahut Kenzo.

"Kalian mau apa dari gue??" tanya Irene cemas.

Dewa langsung bergerak mendekat dan mengungkung tubuh Irene di tembok, menarik dagunya lalu tersenyum lebar ke arah Irene yang tampak kebingungan.

"Lo gausah takut, gue disini gak ada niatan buat nyakitin lo kok! Justru gue sama teman-teman gue mau bikin hidup lo aman disini," ucap Dewa.

"Hah? Maksud lu apa?" tanya Irene gugup.

"Iya cantik, gue mau tawarin lo buat jadi partner gue malam nanti. Soalnya gue ada acara di luar, lo mau kan?" jelas Dewa.

"Apa? Lo udah gak waras ya? Kita gak saling kenal, bisa-bisanya lo ajak gue!" tolak Irene.

"Ya kalau gitu kita kenalan dulu, nama gue Dewa dan gue cowok paling tampan di sekolah ini!" ucap Dewa menyodorkan tangannya.

"Gue Irene, dan gue gak mau jadi partner lo atau siapapun!" ucap Irene tegas.

"Jangan begitu lah! Lo pengen hidup lo gak tenang disini?" ujar Dewa.

"Maksudnya??" tanya Irene tak mengerti.

"Gue bisa bikin hidup lo gak nyaman kalau lo tolak tawaran gue ini. Jadi, lo pilih yang mana?" jawab Dewa dengan senyum smirk nya.

"Hah? Lo ngancem gue nih? Gue gak takut sama ancaman lo, jadi jangan harap gue mau ikut sama lo!" tegas Irene.

"Heh! Berani banget lo bentak Dewa kayak gitu, jaga-jaga lo kalo ngomong!" tegur Rifky.

"Gue gak perduli, buat apa juga gue harus sopan sama cowok kayak gini?!" kesal Irene.

"Ohh, lo mau cari ribut ya? Oke, gue jabanin keinginan lo itu!" ujar Dewa.

Dewa semakin merapatkan jarak antara tubuhnya dengan Irene, membuat gadis itu makin cemas dan khawatir tak mampu menahan emosinya.

"Lo ngapain sih dekat-dekat? Jangan kurang ajar ya, gue teriak nih!" ujar Irene.

"Silahkan aja teriak! Siapa sih disini yang berani sama gue? Gak ada!" tantang Dewa.

Dewa terkekeh, menangkup wajah Irene dan mencumbunya bertubi-tubi tanpa ada yang tertinggal.

Irene terus meronta-ronta agar Dewa berhenti menciuminya, tetapi karena ia hanya menggunakan tenaga manusia usahanya pun sia-sia.

"Lepasin—mmpphh!!" ucapannya terpotong karena Dewa langsung melahap habis bibirnya yang merah merona itu.

Rifky serta yang lainnya terkekeh melihat momen itu, mereka memang sudah biasa menyaksikan Dewa melecehkan wanita di sekolah itu.

Bahkan, biasanya Dewa juga memberikan wanitanya kepada teman-temannya itu untuk ikut dinikmati.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!