Suami, Rupa Madu Mulut Racun
"Beb... cepetan keburu siang nih!" Ratna berteriak dari dalam mobilnya, melihat Raisya masih merapihkan beberapa dokumen untuk dimasukkan ke dalam tas organized milknya.
"Sebentar sayang.. kok gak sabaran gitu! Lagian masih ada waktu. Nih masih jam 6.15 kok!." Bantah Raisya.
Raisya setengah berlari dari depan kostannya menuju mobil yang diparkir Ratna.
"Hah.. ayo sayang kita cow!" Raisya duduk manis di samping Ratna.
"Caw Cow Caw Cow.. kaya koboi manggil sapi!" Bibir Ratna yang seksi menggerutu.
"He he.. Sa piRatna... " Raisya nyengir kuda menanggapi sahabatnya dengan senyuman garing.
"Hush..!" Ratna segera menancap mobil merk nyaris tak terdengar itu dengan hati tak tenang.
"Kenapa sih Rat, buru-buru gitu? Ini masih pagi kan? Numben biasa juga pergi jam 6.45." Cicit Raisya merasa heran dengan bestie nya itu.
"Lu emang gak tahu? Hari ini pak Ericson sudah diganti sama bos baru. Gue gak mau di hari pertama gue kerja, dicap image buruk sama bos baru."
"Tau sih, cuman lupa. Soalnya bukan bos aku sayang!" Raisya cuek sambil menatap ke depan, sambil melihat pemandangan kota Jakarta di pagi hari.
"Gue benar deg-degan Sya! Semoga saja bos sekarang gak galak." Harap Ratna dengan hati tidak tenang.
"Ga pa-pa galak asal tampan sayang!" Raisya tersenyum menghibur sahabatnya yang sedang galau, karena mau menghadapi bos baru.
"Eh.. baru tahu nanti kalau bos elu diganti. Inget! Kata-kata itu doa beb." Ratna seperti menemukan senjata buat Raisya. Biasanya Raisya yang suka berceramah, sekarang seperti senjata makan tuan.
"Astagfirullah... aku ralat. Ya Allah... semoga bos kita baik hati, tampan dan jadi jodoh. Aamiin." Raisya mengusap wajahnya setelah mengangkat kedua telapaknya layaknya sedang meminta doa.
Ratna hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil fokus menyetir. "Niat banget!"
20 menit kemudian mobil sampai di depan gedung perkantoran bertingkat. Mobil pun satu persatu masuk ke area basement.
Cekittt
Suara ban mobil terdengar mendecit keras. Seseorang menginjak rem mendadak di lantai yang agak menurun.
Ratna telat menginjak rem mobilnya dan spontan menubruk mobil yang ada di depannya.
Bruk..
Suara hantaman baru saja terjadi membuat penghuni dua mobil kaget.
"Innalillahi.. Rat!" Raisya kaget begitu pun Ratna.
Tetttt...
Suara klakson berbunyi nyaring sekali tepatnya datang dari mobil depan. Menandakan pemilik mobil marah.
Dia membuka kaca mobilnya lalu memberikan isyarat dengan telunjuk jarinya.
"Rat dia nyuruh kamu nunggu di depan." Terang Raisya pelan.
"Iya gue juga tahu Rasya!" Jawab Ratna dengan suasana hatinya yang kacau. Panggilan Rasya pun kembali Ratna ucapkan dikala suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja.
"Sabar! Orang sabar, disayang, ditolong Allah." Raisya mengusap tangan Ratna memberikan dukungan.
Kedua mobil beriringan dengan kecepatan rendah. Mobil Ratna mengekor pada mobil yang ada di depannya dengan jarak aman.
"Waduh gawat!" Ratna yang sudah tampil maksimal terlihat gelisah.
"Gawat bebeb... Jaguar!" Seketika Mata Ratna langsung mengembun. Dia tahu betul kerugian yang akan ditanggungnya karena telah menabrak mobil kelas elite itu.
"Jaguar?" Raisya yang belum mengerti maksud Ratna masih melongo.
"Ih Rasya! itu.." Ratna menunjuk ke arah mobil yang ada di depannya.
"Innalillahi.. gimana atuh Ratna? Bisa tekor bandar." Logat Sunda Raisya kembali muncul. Matanya begitu tajam melihat Ratna.
Raut wajah Ratna seperti mau menangis, tapi dia berusaha menahannya. Dia terus mengikuti mobil yang ada di depannya.
"Rasya! Kenapa dia parkir disitu?" Ratna berteriak kencang. Hampir saja memecahkan gendang telinga Raisya.
"Duh Rat, telinga gue sakit atuh! Kalau kamu ngajorowok kawas kitu!" Raisya menutup kedua telinganya merasakan nyeri pada gendang telinganya.
(Duh Rat, gue sakit nih telinga. Kalau kamu berteriak seperti itu)
tetttt...
Suara klakson itu kembali terdengar keras. Kode menyuruh mobil Ratna diparkirkan di sebelahnya.
Setelah memarkirkan mobilnya Ratna malah menunduk di atas setir.
"Rasya, giman nih gue? Ratna bingung harus menghadapi masalahnya. Kecelakaan tadi memang bukan unsur kesengajaan. Malah karena mobil Jaguar itu menginjak rem dadakan, Ratna jadi hilang kontrol. Apalagi dalam kondisi jalan turunan yang sulit melakukan kontrol.
"Udah kita keluar aja dulu! Nanti kita dengar apa maunya." Saran Raisya menenangkan sahabatnya.
Raisya membuka handle keluar dari mobil.
"Eh kalah cicing bae budak teh.. kumaha nya?" Cicit Raisya dengan logat sundanya melihat Ratna masih di dalam mobil.
(Eh malah pada diam saja, Gimana sih)
Raisya melihat ke arah mobil Jaguar yang audah terparkir. Tapi anehnya pemiliknya tak juga keluar dari mobilnya.
"Eh kalah saruana ieu teh!" Raisya kembali ke arah pintu yang sama ketika dia keluar.
Tapi tiba-tiba telinga Raisya mendengar jeritan anak kecil dari dalam mobil Jaguar. Sontak membuat pikiran Raisya menebak-nebak. Dia khawatir jika di dalam mobil itu ada apa-apa. Dia berjalan perlahan menuju mobil Jaguar. Suara tangisan itu malah semakin kencang.
(Eh malah sama)
Netranya fokus melihat ke dalam mobil itu. Lalu perlahan Raisya mengetuk kaca jendela mobil yang berwarna agak gelap itu memastikan siapa saja yang ada di dalam mobil itu.
tok
tok
tok
"Halo, bisa tolong dibuka kacanya?" Raisya berbicara hati-hati. Ratna yang tadi menunduk kini memperhatikan gerak-gerik Raisya yang sedang mengetuk kaca jendela mobil.
Pengendara mobil Jaguar membuka kaca mobilnya.
"Lho kenapa menangis dek?" Raisya melihat ada anak perempuan yang sedang menangis histeris di dalam mobil. Usianya diperkirakan sekitar 4 tahunan.
Anak itu tetap menangis tak menghiraukan keberadaan Raisya.
"Please don't cry! Daddy pusing!" Laki-laki tampan dengan wajah blasteran itu membuka safety belt nya. Dia terlihat menyerah melihat kondisi anak itu menangis. Lalu dia keluar dari mobilnya tak mengindahkan tangisan anak yang ada di mobilnya.
"Urus dia! Sebagai ganti rugi mobilku!" Dengan nada sinis dia melengos begitu saja.
"Ya ampun aya kukituna nya eta jelema!" Raisya merutuk melihat laki-laki itu pergi begitu saja.
(Ada aja nih orang)
Anak yang sadar telah ditinggalkan ayahnya berbalik arah melihat Raisya. Masih sambil menangis dia membentangkan tangannya meminta Raisya menggendongnya. Raisya yang merasa kasihan membuka handle mobil dan membuka safetybeltnya, lalu menggendong anak itu.
"Cup.. cup sayang...jangan cry atuh yah..jadi di tinggal daddy!" Raisya berbicara campur aduk menepuk-nepuk pundaknya agar tenang.
"Hei keluar atuh!" Cicit Raisya menyuruh Ratna keluar dari mobilnya sambil menggendong.
Ratna yang sedari tadi memperhatikan, merasa aman karena laki-laki tadi sudah masuk lift yang ada di area basement.
"Ini anak siapa beb?" Tanya Ratna heran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 346 Episodes
Comments
chimera
bagus
2023-03-11
1
Happyy
👍🏻👍🏻👍🏻
2023-01-22
2
💞Amie🍂🍃
Mampir di karya baru kakak ya, Semangat kak
2022-12-21
1