Bismillahirohmanirohim.
Hari ini Aira akan ziarah ke makam kedua orang tuanya bersama Aqila dan Afka, karena Arga tidak bisa mengantar mereka jadilah Afka yang mengantar Aqila dan Aira beruntung hari ini Afka libur.
Dia juga ingin sekalian ziarah ke makam kedua orang tuanya. Tadinya Azzar juga akan ikut tapi tidak jadi karena Azzar ada kelas pagi.
"Ka gimana kerjanya?" tanya Aqila basa basi dari kursi belakang.
"Alhamdulilah lancar umi." Jawab Afka yang fokus mengemudi.
"Alhamdulillah kalau begitu Ka."
"Jadi rencana mau nikah kapan Ka?" tanya Aqila lagi, Afka mengerem mendadak saat mendapatkan pertanyaan yang dilontarkan oleh Aqila pada dirinya.
"Astagfirullah." Ucap Aqila dan Aira secara bersama.
"Maaf umi barusan ada ayam lewat." Ucap Afkan tidak enak pada Aqila.
"Sudah tidak papa Ka jalan lagi." Maklum Aqila.
"Ka tadi belum dijawab tuh pertanyaan umi." Afka melirik Aira dengan tajam.
"Beneran kata Aira untung diingatkan, jadi kapan Ka?" timpal Aqila.
"Anak itu punya dendam apa sama saya." Batin Afka.
Aira dapat melihat jika kembarnya itu terlihat kesal. "Ka jawab atuh pertanyaan umi, jangan malah ngomongin Aira."
Afka tambah mendelik sekal. "Siapa juga yang ngomongin kamu pede kamu itu."
Aqila terkekeh melihat tingkah kedua anak kembar Nadira ini.
"Kita kan kembar Ka, jadi tau lah aku kalau kamu lagi ngomongin aku, buru jawab pertanyaan umi"
"Iya percaya yang mau nikah mah beda ya!"
"Umi." panggil Afka.
Aqila menatap Afka penasaran jawaban apa yang akan Afka berikan pada dirinya.
"Nanti umi kalau sudah waktunya, lagian sekarang juga Afka baru lulus kuliah, terus juga baru buka usaha sendiri." Jawabnya yakin.
Afka dan Aira memang kembar tapi Afka memutuskan untuk lulus kuliah lebih cepat, Afka hanya kuliah dalam waktu 3,5 tahun kurang, setelah lulus dia membuka usaha toko buku islami, dia sudah memiliki 5 cabang toko saat ini. Afka juga membantu kakek dan abinya mengajar di pesanteren kakeknya.
"Tapi kalau udah ada jodohnya gimana Ka." Timpal Aira lagi.
"Ya kalau itu beda lagi ursanaya."
"Target umur menikah berapa Ka?"
"Dua puluh sembilan tahun umi, Insya Allah."
"Tua dong Af." Sahut Aira yang membuat Aqila tertawa, sedangkan Afka menahan kesalnya.
Saking askingnya ngobrol mereka tidak sadar jika sudah sampai.
"Sudah sampai emang Ka?"
"Sudah umi."
Ketiganya langsung menuju makan Nadira dan Arka. "Kayaknya ada yang abis ziarah deh umi." Kata Afka saat melihat ada taburan bunga baru di atas makam kedua orang tuanya.
"Alhamdulillah kalau ada yang habis ziarah Ka, itu artinya banyak yang mendoakan mama dan papa."
"Iya umi." Jawab Aira dan Afka kompak.
Afka mulai memimpin doa, pertama dia memberi salam pada ahli kubur, setelah itu dilanjutkan dengan membaca yasin, sholawat dan doa, satu jam kemudian Afka menyelesaikan kegiatan membaca doa dan yang lainnya.
"Mama, papa, Aira kangen sama kalian, maaf kalau selama ini Aira belum bisa jadi putri yang baik untuk mama dan papa."
"Ma, pa sebentar lagi Aira akan menikah dengan pilihan mama dan papa, Aira yakin laki-laki yang nanti akan menjadi suami Aira adalah laki-laki yang baik, terima kasih ma, pa." Tak terasa Aira memetakan air mata yang membasahi pipinya, Aqila mengusap punggung Aira dengan lembut begitu juga dengan Afka kembarnya.
"Ma, pa, Afka janji akan selalu menjaga Aira, dia wanita yang kuat seperti mama. Pa Afka janji akan jadi abang yang baik buat Aira, maafin Afka belum bisa buat papa mama bahagia." Tak terasa Afka juga ikut meneteskan Air matanya.
Kini giliran Aqila. "Nad, aku janji akan menjaga mereka berdua seperti aku menjaga Azzar, kalian berdua yang tenang di sana." Setelah itu Afka menutup ziarah mereka.
Afka memeluk adiknya dengan sayang, karena Aira tak kunjung berhenti menangis. "Sudah Ai." Aqila juga mengelus punggung Aira dengan sayang.
Tak jauh dari sana seseorang tidak suka melihat pemandangan antara Afka dan Aira. "Apakah dia benar-benar bukan jodoh gue?" tanya Ken entah pada siapa.
Ken mengikuti kemauan kedua orang tuanya untuk berziarah ke makam kedua orang tua gadis yang akan menjadi istrinya nanti, saat mereka di perjalanan pulang Ken teringat ada bendanya yang tertinggal. Dengan berat hati dia terpaksa kembali ke makam umum di Bandung.
Tapi siapa sangka dia melihat perempuan yang sempat bertemu dengannya kemarin, sedang dipeluk oleh pria lain.
"Ya Allah jika dia memang bukan jodoh gue tolong hapuslah dia dari pikiranku." Batin Ken.
Masih di posisi yang sama Aira berada di dalam pelukan Afka, dan Aqila setia mengusap punggung Aira dengan lembut, mereka tidak sadar jika tempat yang mereka lewati ada Ken disana.
"Ai jangan nangis biasanya juga selalu kuat, kok sekarang jadi cengeng gini sih." Bukannya tangis Aira berhenti malah Aira memukul kuat lengan Afka.
"Yak!"
Melihat itu Aqila hanya geleng kepala, begini jadinya jika kembar ini bertengkar padahal sudah pada dewasa semua.
"Sini sama umi." Aqila langsung memeluk Aira dengan sayang, tangis Aira langsung tumpah di dalam pelukan Aqila. Ini yang Aqila khawatirkan jika mengajak Aira berziarah pasti dia akan mengingat kebersamaan dirinya dengan kedua orang tuanya.
"Kenapa gue nggak suka lihat interaksi mereka? Ya Allah ada apa ini." bingung Ken.
Ken masih berada didekat Aira dan yang lainnya. Mungkin bisa dikatakan jika Ken itu jatuh cinta pandangan pertama.
Sedangkan Aira memang sama sekali tidak tahu seperti apa wajah laki-laki yang kemarin bertemu dengan abi nya, karena dia tidak melihat Ken ataupun melirik Ken sama sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Embun pagi
Aira bukannya kak, kan Aqila umi nya
2022-11-04
0