Hari pun sudah berganti esok, seorang pengawal mendatangi ruang kerja kakek Arbani dan memberikan amplop coklat yang berisikan foto hingga data diri.
"Apa? Orang tua Bella adalah salah satu korban dalam tragedi kecelakan masal yang disebabkan oleh Mahesya".
"Iya tuan. bukan cuma itu semenjak kematian kedua orangtuanya, Bella diasuh oleh keluarga paman. Bella juga tidak mendapat tempat yang layak di sana. Menurut keterangan orang sekitar Bella juga tidak bersekolah setelah lulus smp, sedangkan sepupunya lulus sampai kuliah".
Kakek Arbani pun terkejut dengan penuturan yang pengawal itu sampaikan hingga mengait ngaitkan dengan kejadian dimana Bella harus membeli sayur dan daging dengan uang seadanya.
"Bukankah kita memberi nafkah untuk semua keluarga yang ditinggalkan dalam tragedi itu?".
"Iya tuan salah satunya keluarga Bella, tetapi tidak sampai kepada Bella justru sang bibi lah yang mendapatkan uang selama ini".
Kakek Arbani benar benar marah dengan sikap sang bibi, ia terus memikirkan nasib Bella selama ini hingga menyuruh pengawal untuk menyiapkan mobil.
"Untuk apa tuan".
"Kita harus meluruskan ini, antarkan aku ke rumah Bella".
"Baik tuan".
Mobil kakek Arbani pun melaju kencang di bawah rintikan hujan, hati yang gelisah bercampur emosi menghantui kakek Arbani. Mengapa setega itu keluarga Bella kepada gadis polos yang malang hingga ia sampai di depan rumah sederhana paman Arya.
Paman Arya dan bibi Tamara pun terkejut melihat mobil mewah memasuki pekarangan rumah mereka hingga kakek Arbani turun dan memberi salam kepada keduanya.
"Selamat pagi".
"Pagi tuan, apakah ada yang bisa saya bantu?".
"Bisa kita bicara".
Kekek Arbani pun memasuki rumah yang tampak kecil dari luar namun karena sebuah kebenaran ia duduk santai diruang tamu. Pengacara kakek Arbani pun mulai menjelaskan maksud kedatangan mereka terhadap keluarga paman Arya dan alangkah terkejutnya jika kedatangan mereka hanya untuk meminta maaf atas kejadian 20 tahun yang lalu.
"Astaga tuan, tidak perlu seperti itu. Kejadian itu sudah cukup lama dan kami juga sudah menerima uang denda tiap bulan dari keluarga tuan".ucapan bibi Tamara dengan bangga.
Tiba tiba Bella muncul dengan membawa nampan berisi teh panas untuk tamu, tanpa diduga kakek Arbani menyapa wanita cantik itu dengan sangat lembut.
"Bella, apa kabar".
Sontak saja ucapan itu membuat bibi Tamara terheran heran, dalam benaknya ia berpikir dari mana mereka saling mengenal hingga tuan besar seperti kakek Arbani menyapa gadis kampung seperti Bella.
"Baik kek, kakek apa kabar".
"Baik. Duduklah dulu bella, pengacara kakek ingin bertanya padamu".
Bella pun menuruti perintah sang kakek hingga ia duduk di sebelah paman Arya.
Mula mula pengacara Ridwan bertanya berapakah umur dari gadis polos itu dan Bella menjawab jika usianya sekarang adalah 25 tahun. Yang kedua pengacara itu bertanya riwayat pendidikan hingga Bella mengatakan jika dirinya hanya lulus smp saja.
Bibi Tamara mulai khawatir jika gadis itu akan memberikan keterangan yang sesungguhnya, ia mencela perbincangan mereka dengan mengatakan jika Bella tidak ingin melanjutkan sekolah karena lelah belajar. Setelah mendengar ucapan sang bibi Bella pun terdiam dan kakek Arbani hanya tersenyum malas. sedangkan paman Arya ikut tersenyum kikuk menanggapi apa yang istrinya ucapkan.
"Apakah sudah kau catat semuanya?".
"Sudah tuan".
Setelah pengacaranya mencatat semua data diri tentang Bella kakek Arbani pun memberitahu jika ia datang membawa banyak bingkisan untuk Bella dan keluarga, sontak saja bibi Tamara merasa antusias mendengarnya hingga beberapa bingkisan mewah itu pun dibawa masuk oleh pengawal kedalam rumah.
"Maaf sebelumnya tuan, tapi untuk apa semua ini?". Tegur paman Arya yang merasa tidak mengerti dengan semua ini.
"Pak arya. Kedatangan saya kemari selai untuk meminta maaf saya juga ingin melamar Bella untuk menjadi istri dari cucu kami Askara Raditya Cetta".
Mendengar penuturan itu bukan hanya paman Arya dan Bella tetapi bibi Tamara pun merasa shock mendengarnya. Ia tidak menyangka jika tuan Arbani datang untuk melamar Bella menjadi menantunya.
"Apakah tidak salah tuan menjadikan Bella sebagai menantu? Bella tidak memiliki latar belakang pendidikan yang bagus, sedangkan keluarga tuan adalah keluarga bangsawan".
"Tamara jaga ucapanmu". Tegur paman Arya
"Tapi aku benarkan mas, mana pantas Bella bersanding dengan seorang pangeran".
Mendengar seruan bibi Tamara membuat Bella menunduk malu dan mulai berpikir jika apa yang dikatakan sang bibi itu pun benar. Mana pantas seorang putik abu sepertinya bersanding dengan seorang pangeran. Namun, kakek arbani mengatakannya dengan sungguh sungguh dan tidak main main.
"Saya menilai Bella bukan dari pendidikan atau penampilan. Bagi saya ketulusan dan kelembutan hatinya sudah cukup meyakinkan saya untuk menjadikan dia sebagai menantu".
Bella pun terdiam namun sang kakek meyakinkan untuk menerima lamaran itu bahkan lelaki tua itu juga berjanji akan memberikan uang sebesar 200 juta untuk Bella jika ia bersedia.
Mata bibi Tamara pun membulat sempurna mendengar kata 200 juta. Ia tidak bisa membayangkan betapa kayanya tuan Arbani hanya karena sebuah jawaban dengan mudah mengeluarkan uang sebanyak itu. Namun, Bella mengatakan untuk memberinya sedikit waktu.
"Kakek beri 2 hari waktu untuk kamu berpikir dan saya akan kembali lagi kesini bersama cucu saya Askara".
Setelah kepergian kakek Arbani, paman Arya bertanya apa yang sebelumnya terjadi hingga tuan besar itu melamarnya untuk sang cucu. Bella pun tidak bisa menjelaskan karena memang tidak ada yang terjadi sebelumnya.
"Kamu pasti mengguna nguna cucunya yakan? Atau jangan jangan kau hamil".
"Astaga bi, Bella tidak serendah itu, Bella juga tidak melakukan sesuatu. Bahkan Bella baru saja mengenal kakek Arbani seminggu yang lalu dan tidak tahu siapa cucunya itu".
Perdebatan mereka pun tak berlangsung lama ketika Bella harus kembali menyiapkan makan malam untuk semua anggota keluarga. Dalam hati ia merasa bingung dengan semua ini namun lebih bingung lagi dengan tawaran yang diberikan oleh kakek Arbani.
Setelah makan malam selesai bibi Tamara memberitahukan semua yang terjadi pada anak semata wayangnya itu, bahkan Viona sangat terkejut dengan ucapan sang ibu.
"Benarkah bu, menjadi menantu keluarga besar Cetta. Setahuku keluarga Cetta hanya memiliki 2 anak yaitu Larasati Cetta dan Mahesya Cetta. Tapi Mahesya Cetta sudah meninggal 20 tahun yang lalu. Apa mungkin itu anak dari Mahesya?".
"Mungkin saja, ibu juga tidak tahu".
"Tapi yang mana? Aku tidak pernah mendengar nama Askara Cetta, atau mungkin dia cacat hingga istri saja harus dicarikan dan uang 200 juta itu hanya untuk membeli Bella".
"Mungkin saja karena kakek tua itu bilang tidak mementingkan latar belakang dan juga penampilan".
Kedua perempuan itu mulai menebak nebak bagaimana rupa Aksara dan mulai menakut nakuti Bella karena mungkin kakek Arbani memiliki niat jahat kepadanya.
Malam itu hati Bella sangat gelisah, dirinya takut jika apa yang sepupunya sampaikan itu benar hingga paman Arya mulai menengkah hati keponakannya itu.
"Bella, coba kamu pikir baik baik. Tidak mungkin kakek Arbani datang tanpa alasan bukan? Dan tidak mungkin pula beliau sekejam itu. Kamu bilang selama ini dia membantumu".
"Iya paman tapi aku takut jika semua ini benar".
"Walaupun cucu kakek Arbani itu cacat mengapa? Kita sebagai manusia tidak bisa menyalahkan takdir, siapa tahu Askara akan menyayangimu dan memberimu kebahagiaan yang selama ini kau impikan".
Mendengar ucapan sang paman, ketakutan Bella sedikit memudar. Ia mulai menyadari jika dalam hidup ini tidak ada manusia yang sempurna hingga ia merebahkan tubuh untuk mengakhiri malam yang penuh keraguan itu.
*
*
*
*BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
devi egcha
up
up
up
up
2022-10-12
1